Anda di halaman 1dari 26

Kebijakan Nasional

Program Penanggulangan TB
di Indonesia
Indonesia
Indonesia Urutan
Urutan Ketiga
Ketiga 1.
2.
India
China
22
22 High
High Burden
Burden Countries
Countries 3. Indonesia
4. South Africa
5. Nigeria
6. Bangladesh
7. Ethiopia
8. Pakistan
9. Philippines
10. DR Congo
11. Russia
12. Viet Nam
13. Kenya
14. UR Tanzania
15. Uganda
16. Brazil
17. Mozambique
18. Thailand
19. Myanmar
20. Zimbabwe
21. Cambodia
22. Afghanistan
Permasalahan kita
• SKRT’ 95 ~ TB merupakan:
– Pembunuh no. 3 dari semua penyebab kematian dan
– Nomor 1 dari golongan penyakit infeksi
• Menyerang usia produktif
• Penatalaksanaan penderita dan pencatatan
pelaporan belum seragam.
• MDR diduga akibat pengobatan yang tidak
teratur, dan kombinasi obat yang salah.
• Penemuan penderita BTA positif ~ rendah
Program Nasional
Pengendalian TB Indonesia
Visi:
TB tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat

Misi
• Menjamin setiap penderita TB mempunyai akses thd
– diagnosis yang bermutu tinggi,
– pengobatan adequate dan
– kesembuhan
• Menurunkan Penularan
• Menurunkan kesakitan dan kematian TB
• Mengakhiri ketidakadilan dan mengurangi dampak
sosial ekonomi akibat penyakit TB
TUJUAN
JANGKA PENDEK

• Angka Kesembuhan (Cure Rate) 85 %

• Cakupan Penemuan (Case Detection Rate)


90 % pada tahun 2018
5 Elemen Strategi DOTS
Komitmen politis
4 Jaminan 1
Ketersediaan OAT 2 Diagnosa dengan
Yg bermutu mikroskop

Directly Observed
Treatment Short-course
5 Monitoring dan 3Pengobatan
evaluasi jangka pendek dgn
pengawasan langsung
Kebijakan Nasional
Penanggulangan TB (1)

1. Desentralisasi & Kab/Kota sbg titik berat


manajemen program
2. Menerapkan, mengembangkan Strategi DOTS
3. Penguatan kebijakan untuk mendapatkan
komitmen politik
4. Penemuan & pengobatan dilaksanakan diseluruh
UPK pemerintah/swasta, DPS & melibatkan
masyarakat (pasif case finding)
Kebijakan Nasional
Penanggulangan TB (2)
5. Penanggulangan TB dilaksanakan secara pasif
melalui promosi aktif, penggalangan kerja sama
dan kemitraan dg prog. terkait, sektor pemerintah
dan swasta dalam wujud Gerdunas TB
6. Peningkatan kemampuan laboratorium di
berbagai tingkat pelayanan untuk peningkatan
mutu pelayanan dan jejaring.
7. OAT diberikan secara cuma-cuma dan dijamin
ketersediaannya.
Kebijakan Nasional
Penanggulangan TB (3)
8. Ketersediaan SDM yang kompeten dalam
jumlah yang memadai untuk meningkatkan dan
mempertahankan kinerja program.
9. Penangg TB lebih diprioritaskan kepada
kelompok miskin dan kelompok rentan TB
10. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga,
masyarakat dan pekerjaannya.
11. Memperhatikan komitmen internasional yang
termuat dalam MDGs
Tujuh strategi utama
Ekspansi
1. Perluasan jangkauan dan Peningkatan Pelayanan
DOTS yg Berkualitas
2. Menghadapi tantangan TB-HIV & MDR TB
3. Melibatkan seluruh Tenaga Kesehatan & seluruh Unit
Pelayanan Kesehatan
4. Keterlibatan Penderita dan Masyarakat

Didukung dengan :
5. Penguatan Kebijakan dan Kepedulian (Ownership)
6. Penguatan sistim pelayanan dan pengelolaan program
7. Penelitian operasional
Faktor Resiko Kejadian TB
transmisi
Jml kasus TB BTA+
Faktor lingkungan
Resiko mjd TB bila dg HIV:
 Ventilasi • 5-10% setiap tahun
 Over Crowded • >30% lifetime
 Indoor
Faktor Perilaku
HIV(+) SEMBUH

PAPARAN INFEKSI TB MATI


Konsentrasi Kuman  Keterlambatan diagnosis &
 Malnutrisi
Lama kontak pengobatan
 Penyakit DM,
 Tatalaksana tak memadai
Immunosupresan  Kondisi kesehatan buruk
Perjalanan Alamiah Penyakit
• Dalam lima tahun tanpa diobati:
– 50 % meninggal
– 25 % sembuh sendiri
– 25 % menjadi kronis (sumber penular)

• Dengan pengobatan yang benar


(DOTS) lebih dari 95 % sembuh

• Tanpa DOTS, resiko MDR


• Ditularkan lewat “droplet”
• Adanya “stigma”
menyebabkan pasien atau
keluarga cenderung
menutup-nutupi
• Tidak tuntas berobat dengan
berbagai macam alasan
• Ketidak-pedulian berbagai
pihak akan bahaya penyakit
dikemudian hari
• Akumulasi dari semua hal
tersebut …….
MODEL INTERVENSI TB
TB
transmisi
do+s
FAKTOR RISIKO

EXPOSURE INFEKSI TB SEMBUH

• Preventif • Profilaksis MATI


• BCG
• Gizi
• Intervensi Lingkungan • BCG
• Dampak Sosek
• PSB
PEMERIKSAAN DAHAK

• Tujuan :
– Menegakkan diagnosis dan menentukan
klasifikasi/ tipe penyakit TB
– Menilai kemajuan dan hasil pengobatan
• Pengumpulan Dahak:
– Dilakukan secara SPS
– Pemeriksaan ulang dahak meningkatkan sensitivitas
SEMBUH
SUSPEK

FASE FASE T/ LENGKAP


INTENSIF LANJUTAN GAGAL
(2 bulan) (4 bulan) DEFAULT
MENINGGAL
+

SPS PS PS PS

+ neg neg neg


+ neg o neg SEMBUH

+ + SISIPAN neg neg


(neg)
SEMBUH
SUSPEK

FASE FASE T/ LENGKAP


INTENSIF LANJUTAN SEMBUH
GAGAL
(2 bulan) (4 bulan) DEFAULT
MENINGGAL
+

SPS PS PS PS

Angka
Kesembuha
Penemuan n
Kasus ≥ 85%
70% Kedua indikator utama tersebut tergantung
kualitas laboratorium
Jadi……..
Pemeriksaan Sediaan Dahak yang Baik
menjamin
Kualitas Program Pengendalian TB
JEJARING LAB TB
KONDISI SAAT INI
BLK
P ro v i n c i a l H e a l t h L a b o ra to ry

In te rm e d i a te T B L a b In te rm e d i a te T B L a b In te rm e d i a te T B L a b
T B L a b .fo r C ro s s c h e c k T B L a b fo r C ro s s c h e c k T B L a b fo r C ro s s c h e c k

T B M i c ro s c o p i c C e n te r T B M i c ro s c o p i c C e n te r T B M i c ro s c o p i c C e n te r
H C / H o s p /L u n g H o s p -C l i n i c H C / H o s p / L u n g H o s p -C l i n i c H C / H o s p / L u n g H o s p -C l i n i c
Pemeriksaan Mikroskopis Dahak
Faktor-faktor yang berpengaruh

Pengambilan
Sampel
Pasien Pembuatan
Sediaan

Petugas Pembacaan
Kesehatan Sediaan

Pencatatan &
Pengadaan
Pelaporan
Pengelola
Program
Di luar Lab Di dalam Lab
Pendekatan Holistik
Pemeriksaan Laboratorium TB
Pengambilan
Sampel
Pasien Pembuatan
Sediaan

Petugas Petugas Pembacaan


Kesehatan Lab Sediaan

Pencatatan &
Pengadaan
Pelaporan
Pengelola
Di luar Lab Program Di dalam Lab
Lab TB tanpa jaminan mutu
Dampak Lab yang “Jelek”
Sakit berlanjut Kualitas sampel tidak adequat
Kehilangan penghasilan
Pembuatan Sediaan Jelek
Terus menularkan
Pengecatan Jelek
Meninggal Pengambilan
Pengobaatan salah Sampel
Pasien Pembuatan
Salah diagnosis Sediaan Pembacaan tak cukup
Ketidak-percayaan thd lab Salah baca
Pilih Rontgen
Petugas Pembacaan
Kesehatan Luar Lab Dalam Lab Sediaan

Pencatatan &
Pengadaan Positif palsu
Pelaporan
Pengelola Negatif palsu
Stok obat tidak cukup Tanpa jaminan mutu
Program
Kebutuhan lab tidak cukup
Prioritas tidak tepat Data insiden TB salah
Pendanaan tidak cukup
Dampak Lab yang “berkualitas”
Sembuh/ sehat Pembuatan Sediaan Baik
Tetap bekerja Pengecatan Baik
Pengambilan
Tidak menular
Sampel
Pengobaatan tepat
Pasien Pembuatan
Rontgen atas indikasi Sediaan Pembacaan cukup
Diagnosis benar Pembacaan benar
Percaya thd lab
Petugas Pembacaan
Kesehatan Luar Lab Dalam Lab Sediaan

Pencatatan &
Pengadaan
Pelaporan Hasil yang akurat
Pengelola Ada jaminan mutu
Stok obat cukup
Program
Kebutuhan lab cukup
Prioritas tepat Data insiden TB benar
Pendanaan cukup
Laboratorium TB yang Berkualitas
mejamin
Program Penanggulangan TB yang Berkualitas
PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

PENUNJANG PENENTU
DIAGNOSIS DIAGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai