Anda di halaman 1dari 30

IMUNOFARMAKOLOGI

KELOMPOK :
ATIK RAHMAWATI
DEALYA ADIRA P
DEVIE MAULANI ZAEN
GILANG ABDILAH F
LISNA HASANAH
LISNA JULIANA
MIA AKLIMAH
NAUVAL MAULANA
NIKEN MAHARANINGSIH
TRI AUTRA M
WIDYASTUTI
APA ITU IMUNOFARMAKOLOGI?
• Imunofarmakologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang
spesialisasi medis yang berfokus pada obat-obatan yang
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, baik untuk menekannya,
mengaktifkannya, atau memanipulasi dalam beberapa cara.
• Imunofarmakologi merupakan ilmu yang mempelajari zat kimia (obat)
yang dapat mengontrol respons imun dalam pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit
• Agen imunofarmakologi paling terkenal yaitu obat anti-penolakan dan
vaksin
IMUNOFARMAKOLOGI
• Secara garis besar imunofarmakologi dalm kajiannya membahas
tentang imunomodulator.
• Imunomodulator adalah obat yang dapat mengembalikan dan
memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk
menekan yang fungsinya berlebihan.
• Obat golongan imunomodulator bekerja menurut 3 cara, yaitu
melalui: Imunorestorasi, Imunostimulasi, Imunosupresi.
• Imunorestorasi dan imunostimulasi disebut imunopotensiasi atau up
regulation, sedangkan imunosupresi disebut down regulation.
IMUNOSTIMULAN
• Imunostimulasi yang disebut juga imunopotensiasi adalah cara
memperbaiki fungsi sistem imun dengan menggunakan bahan yang
merangsang sistem tersebut.
• Imunostimulan adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan
mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non
spesifik, dan terjadi induksi non spesifik baik mekanisme pertahanan
seluler maupun humoral. Pertahanan non spesifik terhadap antigen
ini disebut paramunitas, dan zat berhubungan dengan penginduksi
disebut paraimunitas.
IMUNOSTIMULAN
• Sel tujuan adalah makrofag, granulosit, limfosit T dan B, karena
induktor paramunitas ini bekerja menstimulasi mekanisme
pertahanan seluler.
• Mitogen ini dapat bekerja langsung maupun tak langsung (misalnya
melalui sistem komplemen atau limfosit, melalui produksi interferon
atau enzim lisosomal) untuk meningkatkan fagositosis mikro dan
makro.
• ditunjukan untuk perbaikan fungsi imun pada kondisi-kondisi
imunosupresi mempengaruhi respon imun seluler maupun humoral.
IMUNOSTIMULAN
• Kelemahan : efeknya menyeluruh dan tidak bersifat spesifik untuk
jenis sel atau antibodi tertentu, efek umumnya lemah.
• Indikasi : AIDS, infeksi kronik, dan keganasan terutama yang
melibatkan sistem lifatik.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Biological Response Modifier (BRM) adalah bahan-bahan yang dapat merubah respons imun dan
biasanya meningkatkan nya.
Bahan imunostimulator :
a. Biologik
Hormon Timus
• Sel epitel timus memproduksi beberapa jenis homon yang berfungsi dalam pematangan sel T dan
modulasi fungsi sel T yang sudah matang.
• Ada 4 jenis hormon timus, yaitu timosin alfa, timolin, timopoietin dan faktor humoral timus.
• Semuanya berfungsi untuk memperbaiki gangguan fungsi imun (imunostimulasi non-spesifik) pada
usia lanjut, kanker, autoimunitas dan pada defek sistem imun (imunosupresi) akibat pengobatan.
• Pemberian bahan-bahan tersebut menunjukkan peningkatan jumlah, fungsi dan reseptor sel T dan
beberapa aspek imunitas seluler.
• Efek sampingnya berupa reaksi alergi lokal atau sistemik.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Limfokin
• Disebut juga interleukin atau sitokin yang diproduksi oleh limfosit
yang diaktifkan.
• Contohnya: Macrophage Activating Factor (MAF), Macrophage
Growth Factor (MGF), T-cell Growth Factor atau Interleukin-2 (IL-2),
Colony Stimulating Factor (CSF) dan interferon gama (IFN-.).
Gangguan sintetis IL-2 ditemukan pada kanker, penderita AIDS, usia
lanjut dan autoimunitas.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Interferon
• Ada tiga jenis interferon: alfa, beta dan gama.
• INF-a dibentuk oleh leukosit, INF-ß dibentuk oleh sel fibroblas yang bukan limfosit dan IFN-.
dibentuk oleh sel T yang diaktifkan.
• Semua interferon dapat menghambat replikasi virus DNA dan RNA, sel normal dan sel ganas
serta memodulasi sistem imun.
• Interferon dalam dosis tinggi menghambat penggandaan sel B dan sel T sehingga menurunkan
respons imun selular dan humoral. Dalam dosis rendah mengatur produksi antibodi serta
merangsang sistem imun yaitu meningkatkan aktivitas membunuh sel NK, makrofag dan sel T.
• Dalam klinik, IFN digunakan pada berbagai kanker seperti melanoma, karsinoma sel ginjal,
leukimia mielositik kronik, hairy cell leukimia, dan kapossi’s sarkoma.
• Efek sampingnya adalah demam, malaise, mialgia, mual, muntah, mencret, leukopenia,
trombositopenia, dan aritmia.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Antibodi Monoclonal
• Diperoleh dari fusi dua sel yaitu sel yang dapat membentuk antibodi dan sel yang
dapat hidup terus menerus dalam biakan sehingga antibodi tersebut dapat
dihasilkan dalam jumlah yang besar.
• Antibodi tersebut dapat mengikat komplemen, membunuh sel tumor manusia
dan tikus in vivo.
Transfer factor / ekstrak leukosit
• Ekstrak leukosit seperti Dialysed Leucocyte Extract dan Transfer Factor (TF) telah
digunakan dalam imunoterapi.
• pada penyakit seperti candidiasis mukokutan kronik, koksidiomikosis, lepra
lepromatosa, tuberkulosis, dan vaksinia gangrenosa.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Nukleotida
• Nukleotida terdapat pada air susu ibu.
• Akhir-akhir ini banyak susu formula yang diberi suplementasi nukleotida. Ternyata
terdapat peningkatan aktifitas sel NK dan peningkatan produksi IL-2 oleh sel monosit
pada bayi-bayi yang diberi susu ibu dan formula dengan nukleotida dibandingkan bayi-
bayi yang diberi susu formula tanpa nukleotida.
• Nukleotida juga mengaktifkan sel T dan sel B.

Lymphokin-Activated Killer (LAK) cells


• Adalah sel T sitotoksik singeneik yang ditimbulkan in vitro dengan menambahkan sitokin
seperti IL-2 ke sel-sel seseorang yag kemudian diinfuskan kembali. Prosedur ini
merupakan imunoterapi terhadap keganasan.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Bahan Asal Bakteri
• BCG (Bacillus Calmette Guerin), memperbaiki produksi limfokin dan
mengaktifkan sel NK dan telah dicoba pada penanggulangan keganasan (imuno-
stimulan non-spesifik).
• Corynebacterium parvum (C. parvum), digunakan sebagai imunostimulasi non-
spesifik pada keganasan.
• Klebsiella dan Brucella, diduga memiliki efek yang sama dengan BCG.
• Bordetella pertusis, memproduksi Lymphocytosis Promoting Factor (LPF) yang
merupakan mitogen untuk sel T dan imunostimulan.
• Endotoksin, dapat merangsang proliferasi sel B dan sel T serta mengaktifkan
makrofag.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Bahan Asal Jamur
• Bahan yang telah dihasilkan dari jamur seperti lentinan, krestin dan
schizophyllan merupakan polisakarida dalam bentuk beta-glukan yang
dapat meningkatkan fungsi makrofag dan telah banyak digunakan
dalam pengobatan kanker sebagai imunostimulan non-spesifik.
• Penelitian terbaru menemukan jamur Maitake (Grifola frondosa) yang
mengandung beta-glukan yang lebih poten sebagai imunostimulan
pada pasien dengan HIV-AIDS, keganasan, hipertensi dan kerusakan
hati (liver ailments).
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
b. Sintetik
Levamisol
• Merupakan derivat tetramizol
• Lazim dipakai sebagai obat cacing, dan sebagai imunostimulan
• berkhasiat untuk meningkatkan penggandaan sel T, menghambat sitotoksisitas sel T, mengembalikan anergi pada
beberapa kanker (bersifat stimulasi nonspesifik), meningkatkan efek antigen, mitogen, limfokin dan faktor
kemotaktik terhadap limfosit, granulosit dan makrofag.
• Selain untuk penyakit hodgkin, penggunaan klinisnya untuk mengobati artritis reumatoid, penyakit virus, lupus
eritematosus sistemik, sindrom nefrotik.
• Diberikan dengan dosis 2,5 mg/kgBB per oral selama 2 minggu, kemudian dosis pemeliharaan beberapa hari per
minggu.
• Efek samping yang harus diperhatikan adalah mual, muntah, urtikaria, dan agranulositosis.
• Diabsorpsi dengan cepat dengan kadar puncak 1-2 jam. Obat ini didistribusikan luas ke berbagai jaringan dan
dimetabolisme di hati.
• Tersedia dalam bentuk tablet 25,40,50 mg.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Isoprinosin
• Disebut juga isosiplex (ISO), adalah bahan sintetis yang mempunyai sifat
antivirus dan meningkatkan proliferasi dan toksisitas sel T.
• Berkhasiat meningkatkan penggandaan sel T, meningkatkan toksisitas sel
T, membantu produksi IL-2(LIMFOKIN) yang berperan dalam diferensiasi
limfosit dan makrofag, serta meningkatkan fungsi sel NK.
• Diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB.
• Perlu pemantauan kadar asam urat darah karena pemberian isoprinosin
dapat meningkatkan kadar asam urat.
• Obat ini dilaporkan mengurangi risiko infeksi terhadap HIV pada
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Muramil Dipeptida (MDP)
• Merupakan komponen aktif terkecil dari dinding sel mycobacterium.
• Berkhasiat meningkatkan sekresi enzim dan monokin, serta bersama minyak dan antigen dapat
meningkatkan respons selular maupun humoral.
• Banyak digunakan untuk pencegahan tumor dan infeksi sebagai ajuvan vaksin.

Vaccin BCG
• BCG dan komponen aktifnya merupakan produk bakteri yang emmeiliki efek imunostimulan.
• Digunakan untuk mengaktifkan sel T, memperbaiki produksi limfokin, dan mengaktifkan sel NK.
• Efek samping meliputi reaksi hipersensitivitas, syok, menggigil, lesu, dan penyakit kompleks
imun.
BAHAN IMUNOSTIMULATOR
Bahan – Bahan Lain
• Azimexon dan ciamexon: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan respons
imun seluler.
• Bestatin: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan respons imun seluler dan
humoral.
• Tuftsin: diberikan secara parenteral dan dapat meningkatkan fungsi makrofag, sel
NK dan granulosit.
• Maleic anhydride, divynil ether copolymer: diberikan secara parenteral dan
dapat meningkatkan fungsi makrofag dan sel NK.
• phenil-pyrimidol: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan fungsi makrofag
dan sel NK 
SYARAT IMUNOSTIMULAN
1. Dapat memodifikasi mekanisme imun pejamu yang berbeda dengan antibiotika atau
kemoterapi lain yang hanya berefek pada mikroorganisme penyebab penyakit.
2. Mempunyai efek farmakologi dan klinik yang diharapkan dengan efek samping yang
minimal.
3. Bebas dari efek yang berbahaya seperti timbulnya autoimun serta limfoma seperti
yang pernah dilaporkan akibat beberapa zat kemoterapi serta C parvum.
4. Bebas dari efek sensitisasi disebabkan zat yang digunakan bersifat alergenik seperti
BCG, C parvum atau levamisol yang mungkin dapat memberikan reaksi yang tidak
diinginkan atau menginduksi terjadinya penyakit kompleks imun.
5. Bebas dari efek inhibisi sistem imun pada pemberian jangka lama atau berulang.
6. Harus ada data yang lengkap mengenai imunofarmakologi zat tersebut, sehingga dapat
digunakan dengan indikasi tepat sesuai dengan keadaan klinis dan kondisi pasien.
MEKANISME IMUNOSTIMULAN
• Imunostimulator secara tidak langsung berkhasiat mereaktivasi
system imun yang rendah dengan meningkatkan respon imun tak
spesifik antara lain perbanyakan limfo T4, NK-cell dan magrofag
distimulasi olehnya, juga pelepasan interferon dan interleukin.
• Sebagai efek akhir dari reaksi kompleks itu, zat asing dapat dikenali
dan dimusnahkan.
• Pada sel –sel tumor ekspresi antigen transplantasi diperkuat olehnya
sehingga lebih dikenali oleh TNF dan sel – sel sytotoksis.
• Zat imunostimulator yang kini digunakan adalah vaksin BCG, limfokin
(interveron , interleukin) dan levamisol.
IMUNOSUPRESAN
• Imunosupresan adalah kelompok obat yang digunakan untuk
menekan respon imun seperti pencegah penolakan transpalansi,
mengatasi penyakit autoimun dan mencegah hemolisis rhesus dan
neonatus.
• Sebagain dari kelompok ini bersifat sitotokis dan digunakan sebagai
antikanker.
IMUNOSUPRESAN
• Immunosupresan merupakan zat-zat yang justru menekan aktivitas
sistem imun dengan jalan interaksi di berbagai titik dari sistem
tersebut.
• Titik kerjanya dalam proses-imun dapat berupa penghambatan
transkripsi dari cytokin. Khususnya IL-2 adalah esensial bagi
perbanyakan dan diferensial limfosit, yang dapat dihambat pula oleh
efek sitostatis langsung. Lagi pula T-cells bisa diinaktifkan atau
dimusnahkan dengan pembentukan antibodies terhadap limfosit.
IMUNOSUPRESAN
• Imunosupresan digunakan untuk tiga indikasi utama yaitu,
transplantasi organ, penyakit autoimun, dan pencegahan hemolisis
Rhesus pada neonatus.
PRINSIP UMUM TERAPI
IMUNOSUPRESAN
1. Respon imun primer lebih mudah dikendalikan dan ditekan dibandingkan dengan
respon imun sekunder.
• Tahap awal respon primer mencakup: pengolahan antigen oleh APC, sintesis
limfokin, proliferasi dan diferensiasi sel-sel imun. Tahap ini merupakan yang paling
sensitif terhadap obat imunosupresan. Sebaliknya, begitu terbentuk sel memori,
maka efektifitas obat imunosupresan akan jauh berkurang.
2. Obat imunosupresan memberikan efek yang berbeda terhadap antigen yang
berbeda. Dosis yang dibutuhkan untuk menekan respon imun terhadap suatu
antigen berbeda dengan dosis untuk antigen lain.
3. Penghambatan respon imun lebih berhasil bila obat imunosupresan diberikan
sebelum paparan terhadap antigen. Sayangnya, hampir semua penyakit autoimun
baru bisa dikenal setelah autoimuitas berkembang, sehingga relatif sulit diatasi.
OBAT IMUNOSUPRESAN
Azatioprin
Untuk menekan penolakan cangkok organ ginjal juga digunakan untuk pengobatan artritis reumatoid berat yang refrakter.
Toksisitas terhadap darah seperti leukopenia dan trombositopenia harus dimonitor dengan baik sebagai petunjuk penentuan dosis azatioprin.
Mekanisme kerja.
•  Azotioprin adalah antimetabolit golongan purin yang merupakan prekursor 6-merkaptopurin. Azotioprin dalam tubuh diubah menjadi 6-
merkaptopurin(6-MP) yang merupakan metabolit aktif dan bekerja menghambat sintesis de novo purin.
Interaksi
• Penggunaan bersama allopurinol menyebabkan hambatan Xantin oksidase yang juga merupakan enzim penting dalam metabolisme 6-
merkaptopurin,sehingga kombinasiIni meningkatkan toksisitas azotioprin dan merkaptopurin.
Penggunaan klinis
• Azotioprin digunakan antara lain untuk mencegahPenolakan transplantasi, lupus nefritis. GNA, AR, Penyakit Crohn, dan sklerosis multipel.
Obat ini kadang2 digunakan untuk ITP dan AIHA yangRefrakter terhadap steroid. Untuk profilaksis digunakan dosis 3-10 mg/KgBB per hari1
atau 2 hari sebelum transplantasi.Dosis pemeliharaan 1-3 mg/KgBB per hari.Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg dan iv100mg/vial
Efek Samping
• Menghambat proliferasi sel-sel yang cepat tumbuh seperti mukosa usus, dan sumsum tulang dengan akibatleukopeni dan
trombositopeni.Ruam kulit, mual. mutah dan diare. Dapat terjadi peningkatan enzim transaminase, kolestasis. Efek samping lain dapat terjadi
peningkatan risikoInfeksi dan efek mutagenisitas dan karsinogenisitas.
IMUNOSUPRESAN
Suatu tindakan untuk menekan respons imun. Kegunaannya di klinik terutama pada transplantasi untuk
mencegah reaksi penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi yang menimbulkan kerusakan atau
gejala sistemik, seperti autoimun atau autoinflamasi.
1. Steroid
Steroid seperti glukokortikoid atau kortikosteroid (KS) menunjukkan efek anti-inflamasi yang luas dan
imunosupresi.
Efek anti-inflamasi dan efek imunosupresi KS sulit dibedakan karena banyak sel, jalur dan mekanisme yang
sama terlibat dalam kedua proses tersebut. KS efektif terhadap penyakit autoimun yang sel T dependen
seperti tiroiditis Hashimoto, berbagai kelainan kulit, polymiositis, beberapa penyakit reumatik, hepatitis
aktif dan inflammatory bowel disease.

2. Cyclophosphamide atau cytoxan dan chlorambucil


Merupakan alkylating agent yang banyak digunakan dalam pengobatan imun, sebagai kemoterapi kanker
dan pada transplantasi sumsum tulang. Oleh karena efek toksiknya, hanya digunakan pada penyakit berat.
IMUNOSUPRESAN
3. Anatagonis purin:
Azathioprine dan Mycophenolate Mofetil Azathioprine (AT) digunakan di klinik
sebagai transplantasi, artritis reumatoid, LES, inflammatory= bowel disease,
penyakit saraf dan penyakit autoimun lainnya. Mycophenolate Mofetil (MM)
adalah inhibitor iosine monophosphate dehydrogenase, yang berperan pada
sintetis guanosin. Digunakan pada transplantasi (ginjal, jantung, hati), artritis
reumatoid dan kondisi lain seperti psoriasis.

4. Cyclosporine-A, Tacrolimus (FK506) dan Rapamycin


digunakan untuk mencegah reaksi penolakan pada transplantasi antara lain:
sumsum tulang dan hati
IMUNOSUPRESAN
5. Methotrexate (MTX) Merupakan antagonis asam folat yang digunakan sebagai anti
kanker dan dalam dosis yang lebih kecil digunakan pada pengobatan artritis reumatoid,
juvenile artritis reumatoid, polymyositis yang steroid resisten dan dermomyositis,
sindrom Felty, sindrom Reiter, asma yang steroid dependen dan penyakit autoimun lain.
6. Imunosupresan lain
Radiasi, drainase duktus torasikus dan pemberian interferon dosis tinggi telah digunakan
secara eksperimental dalam klinik sebagai imunosupresan. Di masa mendatang sudah
dipikirkan penggunaan prostaglandin, prokarbazin, miridazol dan antibody anti sel T.
7. Antibodi monoclonal
Berbagai antibodi monoklonal seperti terhadap Leucocyte Differentiation Antigen dapat
menekan imunitas spesifik dan non-spesifik seperti CD3 dan CD8.
IMUNORESTORASI
• Suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dengan memberikan berbagai komponen sistem
imun.
1. ISG dan HSG
Diberikan untuk memperbaiki fungsi sistem imun pada penderita dengan defisiensi imun humoral, baik primer maupun
sekunder. Defisiensi imunoglobulin sekunder dapat terjadi bila tubuh kehilangan Ig dalam jumlah besar, misalnya pada
sindrom nefrotik, limfangiektasi intestinal, dermatitis eksfoliatif dan luka bakar.
2. Plasma
Infus plasma segar telah diberikan sejak tahun 1960 dalam usaha memperbaiki sistem imun. Keuntungannya semua jenis
imunoglobulin dapat diberikan dalam jumlah besar tanpa menimbulkan rasa sakit.
3. Plasmapheresis
Plasmapheresis (pemisahan sel darah dari plasma) digunakan untuk memisahkan plasma yang mengandung banyak
antibodi yang merusak jaringan atau sel, seperti pada penyakit: miastenia gravis, sindroma goodpasture dan anemia
hemolitik autoimun.
4. Leukopheresis
• Pemisahan leukosit secara selektif dari penderita telah dilakukan dalam usaha terapi artritis reumatoid yang tidak baik
dengan cara-cara yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai