Anda di halaman 1dari 39

SISTEM MEDIS, GENDER

DAN KELUARGA
POKOK BAHASAN
SISTEM MEDIS
GENDER DAN KAJIAN
PEREMPUAN
KELUARGA
Landasan Dasar
 Penyakit pada manusia merupakan
fenomena biologis dan kebudayaan
 Ketika manusia sakit:
 Dibiarkan atau
 Diusahakan untuk ditolong
 Masyarakat cenderung akan menolong
sesuai dengan peranannya
Lanjutan….
Sistem Medis adalah semua
kepercayaan tentang usaha
meningkatkan kesehatan dan tindakan
serta pengetahuan ilmiah maupun
ketrampilan anggota-anggota kelompok
yang mendukung sistem tersebut
Sistem Medis meliputi:
Sistem Teori Penyakit
Sistem Perawatan/Kebidanan
Sistem Teori Penyakit
 Meliputi kepercayaan-kepercayaan
mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit,
serta pengobatan dan teknik-teknik
penyembuhan
 Berkenaan dengan kausalitas, penjelasan
mengenai hilangnya kesehatan,
pelanggaran tabu, pencurian jiwa orang,
gangguan keseimbangan panas-dingin, dan
kegagalan pertahanan immunologi
 Merupakan semua sistem ide konseptual,
suatu konstruk intelektualbagian dari
orientasi kognitif manusia
Sistem Perawatan/Kebidanan
 Merupakan suatu pranata sosial yang
melibatkan interaksi antara sejumlah orang
sedikitnya pasien dan penyembuh
 Merupakan cara-cara yang dilakukan oleh
masyarakat untuk merawat orang sakit
serta memanfaatkan pengetahuan tentang
penyakit dalam rangka menolong si pasien
 Berfungsi untuk memobilisasi sumber-
sumber daya si pasien (keluarga,
masyarakat) dala mengatasi masalah yang
dihadapi
Ciri-Ciri Universal Sistem Medis
Sistem medis adalah bagian integral
dari kebudayaan
Penyakit ditentukan oleh kebudayaan
Semua sistem medis memiliki segi-
segi pencegahan dan pengobatan
lanjutan
 Sistem Medis memiliki sejumlah fungsi:
 Suatu sistem teori penyakit memberikan
rasional bagi pengobatan
 Suatu sistem teori penyakit menjelaskan
“Mengapa”
 Sistem-sistem teori penyakit seingkali
menjalankan peran kuat dalam
memberikan sanksi dan dorongan norma
sosial dan moral
Lanjutan……
Suatu sistem teori penyakit dapat
memberikan rasional pelaksanaan-
pelaksanaan konservasi
Suatu sistem teori penyakit dapat
mengatasi agresi
Peran nasionalistik pengobatan
tradisional
Sistem Medis Tradisional
 Merupakan produk dari kebudayaan
masyarakat
 Ada 2 keuntungan:
 Mengetahui praktek medis berarti
mengetahui aspek lain dari kebudayaan
 Bahan untuk perencanaan kesehatan
 Sistem medis tradisional terdiri dari:
 Sistem Medis Naturalistik
 Sistem Medis Personalistik
Sistem Medis Naturalistik
Penyakit disebabkan oleh
ketidakseimbangan
Penyembuhan dengan memulihkan
keseimbangan
Berdasarkan pengalaman dan lebih
empiris
Sistem Medis Personalitik
Penyakit disebabkan oleh agen
(makhluk lain)
Penyembuhan dengan menggunakan
perantara (dukun, kyai, paranormal)
Sulit untuk membuktikan secara
empiris
GENDER & KAJIAN
TENTANG PEREMPUAN
Perbedaan Seks & Gender
 Seks adalah pembagian jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis dan melekat pada
jenis kelamin tertentu
 Seks adalah atribut yang melekat pada manusia
selamanya dan fungsinya tak dapat
dipertukarkan
 Seks merupakan sifat bawaan dengan
kelahirannya sebagai manusia
 Seks tidak berubah dan merupakan ketentuan
biologis atau ketentuan Tuhan (kodrat)
 Gender adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan
perempuan scara sosial
 Gender adalah pembagian laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secara sosial
maupun kultural
 Gender adalah konsep hubungan sosial yang
membedakan fungsi dan peran antara laki-laki
dan perempuan
 Gender is the socially constructed role ascribed
to men and women
 Gender bentukan setelah kelahiran yang
dikembangkan dan diinternalisasi oleh
orang-orang di lingkungan mereka
 Gender melalui proses yang sangat panjang
sehingga perbedaan gender seolah-olah
ketentuan Tuhan yang tidak dapat diubah
lagi
 Gender tidak bersifat universal atau
berlaku secara umum, akan tetapi bersifat
situasional masyarakatnya
Perbedaan Seks & Gender
SEKS GENDER
 Biologis  Kultur, adat istiadat
 Pemberian Tuhan  Bentukan setelah lahir,
(kodrat) diajarkan melalui sosialisasi
dan internalisasi

 Kodrat (alami)  Konstruksi Sosial


 Tidak dapat diubah  Dapat diubah (dinamis)
 Peran Seks:  Peran Gender:
 Laki-laki: Produksi  Memasak, mencuci, merawat anak
dan orang tua, mendidik anak,
 Perempuan: Reproduksi bekerja di luar rumah, menjadi
(haid, hamil, melahirkan, tenaga profesional, dsb
menyusui, dan lain-lain)
Perbedaan Gender dan
Lahirnya Ketidakadilan

Gender dan marginalisasi perempuan


Gender dan subordinasi perempuan
Gender dan Stereotip
Gender dan Kekerasan
Gender dan Beban Kerja
Gender dan marginalisasi perempuan
 Marginalisasi perempuan adalah suatu proses
pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu
(perempuan) disebabkan oleh perbedaan
gender
 Green Revolution merupakan contoh program
yang direncanakan tanpa mempertimbangkan
aspek gender
 Marginalisasi terjadi tidak saja di tempat kerja,
tetapi juga didalam rumah tangga,
masyarakat, kultur, bahkan negara
Gender dan subordinasi perempuan
 Adanya anggapan masyarakat bahwa
perempuan itu emosional, irasional dalam
berpikir, perempuan tidak bisa tampil sebagai
pemimpin, akibatnya ditempatkan pada posisi
yang tidak penting dan tidak strategis (second
person)
 Praktek subordinasi bermula dari kesadaran
gender yang tidak adil
Gender dan Stereotip
 Stereotip adalah pelabelan terhadap pihak tertentu yang
selalu berakibat merugikan pihak lain dan menimbulkan
ketidakadilan
 Contoh stereotip terhadap perempuan:
 Perempuan bersolek atau memakai rok mini akan
menimbulkan pelecehan seksual dan perkosaan 
perempuan yang disalahkan
 Anggapan tugas perempuan adalah melayani suami (di
rumah) karena itu pendidikan dianggap tidak penting bagi
perempuan.
 dll
Gender dan Kekerasan
Kekerasan semacam ini disebut gender-related
violence, contohnya:
1. Perkosaan terhadap perempuan
2. Tindakan pemukulan dan serangan fisik yang terjadi dalam
rumah tangga
3. Penyiksaan organ alat kelamin (genital mutilation)
4. Prostitusi atau pelacuran
5. Kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk pornografi
6. Kekerasan dalam bentuk pemaksaan sterilisasi dalam KB
7. Kekerasan terselubung (molestation)
8. Sexual and emotional harassment
Gender dan Beban Kerja
 Anggapan bahwa kaum perempuan bersifat
memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala
rumah tangga mengakibatkan semua pekerjaan
domestik menjadi tanggungjawab perempuan
 Pada keluarga miskin beban kerja menjadi ganda
karena harus ikut mencari nafkah, yang pada
keluarga kaya dibebankan pada pembantu
 Menurut Mosser (1999) beban bertambah menjadi
triple role (triple burden) meliputi: peran reproduksi,
peran produktif, dan peran sosial
PERSPEKTIF TEORITIS

 Paradigma Fungsionalisme
 Aliran fungsionalisme struktural adalah alian mainstream
dalam ilmu sosial
 Aliran ini menjelaskan bahwa masyarakat adalah suatu
sistim yang terdiri atas bagian yang saling berkaitan dan
maing-masing bagian selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan (equilibrium).
 Menurut teori fungsionalisme struktural, konsep gender
dibentuk berdasarkan pembagian peran dan fungsi
masing-masing laki-laki dan perempuan secara dikotomi
agar tercipta keharmonisan antara laki-laki dan perempuan
 Masyarakat berubah secara evolusioner, sehingga konflik
dalam masyarakat dilihat sebagai tidak berfungsinya
integrasi sosial dan keseimbangan.
 Paradigma Konflik

 Teori ini percaya bahwa setiap kelompok masyarakat


memiliki kepentingan (interest) dan kekuasaan (power)
yang merupakan sentral dari setiap hubungan sosial.
 Gagasan dan nilai-nilai selalu dipergunakan sebagai
alat untuk menguasai dan melegitimasi kekuasaan
 Perubahan akan terjadi melalui konflik, yang berakibat
akan mengubah posisi dan hubungan
 Perubahan yang terjadi pada hubungan antara laki-laki
dan perempuan akan dilihat dari konflik antar dua
kepentingan
Keadilan Gender dan
Agenda Pembangunan

 Orientasi yang bertumpu pada pertumbuhan


ekonomi yang tinggi telah semakin memperle-bar
jurang kemiskinan (terutama pada kelom-pok
perempuan)
 Kesenjangan gender dapat dilihat dari:
 Masih rendahnya peluang perempuan bekerja
terutama di sektor formal
 Posisi perempuan di wilayah sosial dan politik
masih rendah
 Pembagian kerja yang tidak adil antara laki-laki
dan perempuan
KELUARGA
PENGANTAR
Keluarga adalah lembaga
sosial dasar dari mana semua
lembaga atau pranata sosial
lainnya berkembang.
Horton & Hunt (1987), keluarga
adalah:
Suatu kelompok yang memiliki nenek
moyang yang sama
Suatu kelompok kekerabatan yang
disatukan oleh darah dan perkawinan
Pasangan perkawinan dengan atau tanpa
anak
Pasangan nikah yang mempunyai anak
Satu orang entah duda atau janda dengan
beberapa anak
Pranata Sosial Keluarga Inti
Pranata keluarga adalah suatu sistem
norma dan tata cara yang diterima untuk
menyelesaikan tugas penting
Pranata sosial yang berhubungan
dengan keluarga inti adalah sbb:
Pranata Kencan;
Pranata Peminangan;
Pranata pertunangan; dan
Pranata Perkawinan
Bentuk Perkawinan
 Monogami
 Poligami
 Poligini;
Perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu
wanita dalam waktu yang sama
 Poliandri;
Banyak sekali dilakukan oleh suku-suku bangsa yang ada
di daerah Tibet
 Conogami
Perkawinan dari dua atau lebih laki-laki dengan dua atau
lebih perempuan dalam perkawinan kelompok. Ditemukan
di kepualauan Pasifik di Marqueses
Penyebab Poligini
Faktor Kebudayaan, mis. Saat terjadi
perang.
Lingkungan Sosial, seperti penyakit
yang memperkecil jumlah kaum laki-
laki
Untuk meningkatkan status dalam
masyarakat
Untuk tujuan ekonomi
Ingin mendapatkan keturunan
TIPE KELUARGA
Keluarga Batih (conjugal family)
 Ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang
suami , seorang istri, dan anak-anak mereka
yang belum kawin
 Harus dibedakan dengan somah atau rumah
tangga
 Berakhirnya keluarga batih sering menimbul-
kan masalah : pembagian harta, pemeliharaan
anak-anak yang belum dewasa, serta usaha-
usaha untuk mencari nafkah.
 Consanguine Family
 Berdasarkan ikatan keturunan atau hubungan darah,
sifatnya stabil, dan tetap ada apabila terjadi
perceraian
 Disebut juga dengan extended family atau keluarga
luas
 Dibedakan beberapa bentuk:
 Berdasarkan bentuk perkawinannya: monogami dan poligami
 Berdasarkan tempat tinggalnya setelah perkawinan: patrilokal dan
mantrilokal
 Berdasarkan garis keturunannya: patrilineal dan matrilineal
 Berdasarkan pengaruh dalam keluarga: patriarkat dan matriarkat
 Masyarakat dengan sistem eksogami
mengharuskan pemilihan jodoh di laur kerabat.
Tradisi ini biasa dianut keluarga patrilineal dan
keluarga batih.
 Keluarga yang menganut sistem endogami
mengharuskan anggotanya memilih jodohnya di
lingkungan kerabatnya sendiri. Tradisi ini biasa
terjadi pada masyarakat dengan sistem kelas
dan kasta.
 Alasan endogami: menjaga kemurnian darah
dan mempertahankan status
FUNGSI KELUARGA
Pengaturan keturunan;
Sosialisasi dan pendidikan;
Ekonomi atau unit produksi
Pelindung atau proteksi
Penentuan status;
Pemeliharan; dan
Afeksi
MASALAH SOSIAL KELUARGA
 Masalah Broken Home, penyebabnya:
 Faktor pribadi: sifat egoisme, kurang adanya
toleransi, dan kurang adanya kepercayaan satu
sama lain
 Faktor situasi khusus dalam keluarga:
 Kehadiran terus-menerus dari salah satu orang tua
 Istri bekerja dan mendambakan kedudukan yang
lebih tinggi
 Tinggal bersama keluarga lain dalam satu rumah
 Suami-istri sering meninggalkan rumah karena
kesibukan
Masalah Perceraian
Budaya masyarakat ada yang mengijinkan ,
sebagian besar menantang.
Akibat perceraian sangat dirasakan oleh
keluarga inti dan pada keluarga kerabat tidak
begitu berat dirasakan.
Alasan perceraian menurut UU Hukum
Perdata:
 Ditinggalkan dengan sengaja
 Mendapatkan hukuman lebih dari lima tahun karena
melakukan kejahatan
 Mengalami penganiayaan yang berat
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai