Anda di halaman 1dari 9

PSAK SYARIAH

Kelompook 4
PSAK Syariah
101 (Penyajian Laporan Keuangan Syariah)
102 (Akuntansi Murabahah) Revisi 2013
103 (Akuntansi Salam)
104 (Akuntansi Istishna)
105 (Akuntansi Mudharabah)
106 (Akuntansi Musyarakah)
107 (Akuntansi Ijarah)
108 (Akuntansi Ijarah)
109 (Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh)
110 (Akuntansi Sukuk)
Standar Akuntansi Syariah (SAS)

Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang
ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi
syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga
non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan
mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah
dengan mengacu kepada fatwa MUI.
PSAK 102
REVISI 2013
Akuntansi
Murabahah
PSAK 102 REVISI 2013
Akuntansi Murabahah
Konsep murabahah yang dilakukan oleh bank syariah di Indonesia sangat berbeda dengan akad
murabahah yang dilakukan oleh bank syariah yang ada di negara lain. Akad murabahah yang berbasis
ba’i  yang ada di negara lain merupakan murabahah dimana terdapat barang yang dimiliki oleh pembeli
pertama yang akan bertindak sebagai penjual kedua. Ini peranan yang dilakukan oleh bank syariah.

Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/ XI/2013 maka seluruh
produk akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya
kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.

Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 102 mengalami perubahan sebagai berikut:
● 13 November 2013 sehubungan dengan keluarnya Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) No. 84/DSNMUI/ XII/2012 tentang Metode Pengakuan Keuntungan Tamwil
Bi Al-Murabahah (Pembiayaan Murabahah) di Lembaga Keuangan Syariah.
Pengakuan
Akuntansi Pengukuran
Murabahah Penyajian
mengatur : Pengungkapan transaksi murabahah

PSAK 102 diterapkan untuk :

• Lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan


transaksi murabahah baik sebagai penjual maupun pembeli dan
• Pihak-pihak yang melakukan transaksi murabhah dengan lembaga
keuangan syariah atau koperasi syariah.
Akuntansi Untuk Penjual

Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan


sebesar biaya perolehan.

Akuntansi Untuk Pembeli Akhir


Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
Penyajian
• Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan, yaitu
saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.

• Marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang


murabahah.

• Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang


murabahah.
Karakteristik
• Proses pengadaan barang murabahah (aktiva murabahah) harus dilakukan oleh penjual
• Jika penjual hendak mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli
murabahah harus dilakukan setelah barang menjadi milik penjual
• Cara Pembayaran dapat dilakukan tunai atau tangguh
• Murabahah tangguh, pembayaran dilakukan secara tangguh.
• Jika pembeli melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari periode yang telah ditetapkan, maka penjual boleh
memberikan potongan. Tetapi, besarnya potongan ini tidak boleh diperjanjikan diawal akad.
• Apabila pembeli tidak dapat membayar utangnya sesuai dengan waktu yang ditetapkan, pembeli tidak boleh
didenda atas keterlambatan Kecuali pembeli tersebut tidak membayar karena lalai.
• Apabila pembeli mengalami kesulitan keuangan, maka penjual hendaknya memberi keringanan
• Sebaiknya, penjualan tidak tunai (tangguh) dibuatkan kontrak/perjanjiannya secara tertulis dan dihadiri saksi-saksi.
• Untuk menghindari resiko, penjual dapat meminta jaminan.

Anda mungkin juga menyukai