KEPERAWATAN
PADA KLIEN
HIPERTENSI
Kelompok 13
Andri(02026030)
• Nabilla Suci Ariestya (02026018)
Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian /
mortalitas (Trianto, 2014).
:
Anatomi jantung
Anatomi
a. Jantung
Ruang jantung
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium
kiri dan ventrikel kanan. Atrium terletak diatas
ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan
ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara
rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum
Anatomi
Pembulu darah
b. Pembulu darah
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada
perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium
akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel
menekan darah melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya.
Tekanan darah juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel
melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan
dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
2) Tekanan darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan
pada dinding arteri. Tekanan arteri terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan
pulsasi, tekanan arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat
ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolic yaitu
tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90
mmHg. Tekanan pulsasi merupakan reflek dari stroke volume dan elastisitas arteri, besarnya
sekitar 40-90 mmHg.
Tekanan darah sesungguhnya adalah ekspresi dari tekanan systole dan tekanan
diastole yang normal berkisar120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah lebih dari normal
disebut hipertensi dan jika kurang normal disebut hipotensi. Tekanan darah sanagat
berkaitan dengan curah jantung,
Etiologi
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi sekunder adalah
hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis
andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang
terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di
kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit
cushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena
hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui
penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi
sekunder
Patofisologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh
angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus. Dengan meningkatnya ADH,
sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan
terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane glomerulus,protein akan keluar
melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah-daerah
yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga kebutaan.
Konsep dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a.Identitas klien meliputi
b. keluhan utama
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat kesehatan Dahulu
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Aktivitas / istirahat
g. Makanan atau cairan
h. Pernafasan
Nyeri Akut D.0077
Pengkajian Diagnosa Luaran Intervensi
Ds : Nyeri akut b.d Setelah dilakukan • Observasi :
Mengeluh agen pencedera asuhan Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
nyeri fisiologis d.d keperawatan kualitas, intensitas nyeri
mengeluh nyeri, selama 1 x 24 Identifikasi skala nyeri
Do : tampak jam, maka tingkat Identifikasi faktor yang memperberat dan
Tampak meringis, sulit nyeri menurun memperingan nyeri
meringis tidur, tekanan dengan kriteria
Sulit tidur darah hasil : • Terapeutik :
Tekanan meningkat, pola • Keluhan nyeri Berikan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi
darah nafsu makan menurun nyeri
meningkat berubah, • Meringis
Pola nafsu diaforesis menurun • Edukasi :
makan • Kesulitan tidur Jelaskan strategi meredakan nyeri
berubah menurun Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Diaphoresis • Nafsu makan Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi
membaik rasa nyeri
• Diaphoresis
menurun • Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
Perfusi Perifer Tidak Efektif D.0009
Pengkajian Diagnosa Luaran Intervensi
Ds : Perfusi perifer Setelah dilakukan • Observasi
- parastesia tidak efektif b.d asuhan 1) Pemeriksaan sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
Nyeri hiperglikemia keperawatan edema, pengisian kapiler)
ekstemitas ( kadar gula selama 1 x 24 jam, 2) Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis.
(klaudikasi darah tinggi) d.d maka Perfusi Diabetes,)
interminten) pengisan kapiler perifer efektif 3) Monitor panas, kemerahan, nyeri)
>3 detik, nadi menigkat dengan
Do : perifer menurun kriteria hasil : • Terapeutik
Pengisian atau tidak • Denyut nadi 1) Hindari pengukuran tekanan darah pada
Kapiler >3 teraba, akral perifer ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
detik teraba dingin, meningkat 2) Lakukan penceghan infeksi
Nadi perifer warna kulit • Warna kulit
menurun atau pucat, turgor pucat menurun • Edukasi
tak teraba kulit menurun • Pengisian 1) Anjurkan berolahraga rutin
Akral teraba kapiler cukup 2) Anjurkan minum pengontrol tekanan darah
dingin membaik secara teratur
Warna kulit • Akral cukup
pucat membaik
Turgor kulit • Turgor kulit
menurun cukup membaik
(Elastisitas • Nyeri
Hipervolemia D.0022
Pengkajian Diagnosa Luaran Intervensi
DS : Hipervolemia Setelah dilakukan Observasi
Ortopnea b.d gangguan asuhan • Periksa tanda hipervolemia
Dispnea mekanisme keperawatan selama • Monitor intake dan output cairan
Paraoxysmal regulasi d.d 1 x 24 jam, maka
nocturnal ortopnea, Hipervolemia Terapeutik
dyspnea (PND) dispnea PND, membaik kriteria • Hitung kebutuhan cairan
edema perifer, hasil : • Berikan posisi modified trendelenbrug
Do : JVP • Berikan asupan cairan oral
Edema perifer • Ortopnea
Berat badan menurun Edukasi
meningkat • Dispnea • Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
dalam waktu menurun • Anjurkan menghindari perubahan posisi
singkat • PND menurun mendadak
Jugular venous • Edema perifer
pressure (JVP) menurun Kolaborasi
meningkat • JVP membaik • Kolaborasi pemberian cairan IV isotonic (mis.
Refleks Nacl. RL)
hepatojugular
positif
• Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
(mis. Glukosa 2,5%)
• Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
Albumin, plasmanate)
• Koloaborasi pemberian produk darah
Intoleransi Aktivitas D.0056
Pengkajian Diagnosa Luaran Intervensi
Ds : Intoleransi Setelah dilakukan Observasi
Mengeluh lelah aktivitas b.d asuhan keperawatan • Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
ketidakseimbang selama 1 x 24 jam, mengakibatkan kelelahan
Do : an antara suplai • Monitor kelelahan fisik dan emosional
maka Intoleransi
Frekuensi dan kebutuhan • Monitor pola dan jam tidur
jantung aktivitas membaik • Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
meningkat >20%
oksigen d.d kriteria hasil : selama melakukan aktivitas
dari kondisi mengeluh lelah, • Keluhan lelah
istirahat frekuensi jantung menurun Terapeutik
meningkat >20% • Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
dari kondisi stimulus
istirahat, dispnea • Lakukan latihan rentang gerak pasif atau
setelah/aktivitas aktif
• Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
• Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
• Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
• Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Evaluasi nyeri akut
S :. A:
Klien mengatakan Rasa nyeri berkurang. Masalah Nyeri akut klien sudah teratasi
O : P:
O:
Denyut nadi ferifer Teraba kuat
A:
Masalah perfusi Perifer klien teratasi
P:
Evaluasi hipervolemia
S:
Klien mengatakan sudah merasa nyaman saat berbaring
O
Klien sudah tidak lagi merasakan kesulitan bernafas
Klien sudah tidak lagi merasakan sesak nafas pada malam hari
A:
Masalah hipervolemia klien teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Evaluasi Intoleransi aktivitas
S:
Klien mengatakan tidak lagi merasa lelah
O:
Badan klien tidak lemah lagi
A:
Masalah Inteloransi aktivitas klien teratasi
P:
Intervensi dihentikan
selesai……….