Anda di halaman 1dari 9

TITRASI REDOKS

BENITA RIKA HAWANI


202010235021
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
TITRASI REDOKS

 Titrasi redoks merupakan metode analisa reaksi reduksi dan oksidasi yang terjadi antara
titran (zat yang konsentrasinya sudah diketahui) dan titrat (zat yang konsentrasinya akan
diungkap melalui titrasi). Berbeda dengan titrasi asam basa, titrasi kompleksometri,
maupun titrasi pengendapan.
PRINSIP DARI TITRASI REDOKS

 Titrasi redoks merupakan kependekan dari titrasi reduksi dan oksidasi. Reduksi adalah proses
pengambilan elektron dalam sebuah atom, ion, maupun molekul. Sebaliknya, oksidasi adalah proses
pembebasan elektron dari sebuah atom, ion, atau molekul. Faktanya, oksidasi selalu dilanjutkan dengan
reduksi, sehingga terjadilah reaksi redoks. 
 Dalam reaksi redoks, jumlah elektron yang dibebaskan selalu sama dengan jumlah elektron yang
diambil. Bila dibandingkan dengan reaksi asam basa, konsepnya cukup mirip di mana jumlah proton
yang dibebaskan oleh asam selalu sama dengan jumlah proton yang diambil oleh basa. Titrasi redoks
terjadi saat ada perpindahan elektron di antara titran dan titrat. Karena reaksi redoks umumnya terjadi di
dalam air, maka diperlukan penyetaraan koefisien terhadap reaksi air menggunakan H+ atau OH-. 
 Reaksi redoks baru bisa dijadikan sebagai dasar titrasi apabila sudah memenuhi persyaratan berikut ini:
 1. Reaksi redoks harus berlangsung secara cepat dan nyaris sempurna (kesuksesan <99% tidak bisa
ditolerir).
 2. Titik akhir harus bisa diukur atau dideteksi, baik itu dengan menggunakan indikator warna maupun
potensiometri.
 3. Proses terjadinya pertukaran elektron harus bersifat stoikiometri, artinya pasangan sistem redoks
(oksidator dan reduktor) sudah sesuai dan setara.
PRINSIP DARI TITRASI REDOKS
 Reduksi–oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi
reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi.
Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan
oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau
reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi.
 Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator
berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksiantara analit dengan titran, dimana redoktur akan
teroksidasi dan oksidator akan tereduksi. Analit yang mengandung spesi reduktor di titrasi
dengan titran yang berupa larutan standar dari oksidator atau sebaliknya.
 Istilah okidasi mengacu pada setiap perubahan kimia di mana terjadi kenaikan bilangan oksidasi,
sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan biangan oksidasi. Jadi proses oksidasi
disertai dengn hilangnya electron sedangkan redulsi disertai dengan pertamahan electron.
Oksidator adalah senyawa di mna atom yang terkadung mengalamipenurunan bilangan oksidasi.
Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan
oksidasi.oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan salingmengkompensasisatu sama
lain.istilah oksidator dan reduksi tidak mengacu pada atom saja akan tetapi juga pada suatu
senyawa. Jika suatu reagen berperan baik sebagai oksidator atau reduktor, maka dikatakan zat
tersebut mengalami autooksidasi atau disporposionasi.
PRINSIP DARI TITRASI REDOKS

 Titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dan analit. Dalam titrasi
redoks biasanya digunakan potensiometeri untuk mendeteksi titik akhir, namun ada pula
yang mengunakan indikator yang dapat berubah warna nya dengan adanya kelebihan titran
yang digunakan
 Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi redoks harus memenuhi
persyaratan umum sebagai berikut :
 Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron
secara stokhiometri.
 Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempurnaan
99%).
 Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
PRINSIP DARI TITRASI REDOKS

 Beberapa titrasi redoks menggunakan warna titrant sebagai indicator,contohnya penentuan oksalat dengan
permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat. Indikator titrasi redoks tentunya tergantung
dari jenisnya masing-masing dan pastinya berbeda-beda. Ada yang  menggunakan amilum sebagai
indicator, khususnya titrasi redoks yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat
reduktor/oksidator lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks misalnya ferroin, metilen, blue, dan
nitroferoin. Atau ada juga yang tidak menggunakan indikator seperti permanganometri. Biasanya dua jenis
indicator digunakan untuk menentukan titik akhir. Indicator tersebut adalah indicator eksternal maupun
indicator eksternal. Indicator dari jenis ini harus menghasilkan perubahan potensial oksidasi di sekitar titik
ekuivalen reaksi redoks.
 Titik titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan mebuat kurva titrasi antara potensial larutan
dengan volume titrant, atau dapat juga menggunakan indicator. Dengan memandang tingkat kemudahan
dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks
menggunakan warna titrant sebagai indicator contohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau
penentuan alkohol dengan kalium dikromat.
 Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai
oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam minuman anggur
dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.
JENIS TITRASI REDOKS
Dalam pelaksanaannya, titrasi redoks dilakukan melakukan analisis kuantitatif terhadap reaksi antara
senyawa yang sifatnya oksidator dan senyawa yang sifatnya reduktor. Karena itu, titrasi redoks juga dibagi
dalam beberapa jenis berdasarkan sifat larutan bakunya, yaitu oksidimetri dan reduksimetri. Berikut
penjelasannya.

 1. Permanganometri
Sesuai namanya, jenis titrasi redoks ini menggunakan kalium permanganat (KMnO4) sebagai
titran dan oksidator. Untuk permanganometri, Anda bisa menggunakan asam seperti H2SO4
yang encer atau HClO4 namun Cl- berpotensi teroksidasi dan kestabilannya pun terbatas. Bila
menggunakan larutan tidak berwarna, titrasi permanganometri tidak membutuhkan indikator
karena setetes 0,1 N permanganat menunjukkan warna pink keunguan dalam 100 ml larutan.
 2. Dikromatometri
Dikromatometri menggunakan dikromat (Cr2O7) yang merupakan oksidator yang kuat, namun
masih berada di bawah permanganat. Dalam prosesnya, ion dikromat kemudian tereduksi
menjadi Cr3+ yang memiliki warna hijau. Dikromat dipilih karena kestabilan yang baik dan
bentuknya yang murni. Sayangnya, dikromat memiliki reaksi yang cukup lambat.
 3. Iodometri dan iodimetri
Titrasi Iodometri dan iodimetri merupakan titrasi redoks yang menggunakan iodium. Iodometri adalah
titrasi tidak langsung yang menggunakan iodium sebagai reduktor, di mana iodium yang dilepas akan
dititrasi menggunakan larutan tiosulfat. Sementara itu, iodimetri adalah titrasi langsung yang
dilakukan dalam kondisi pH netral atau sedikit asam, di mana iodium digunakan sebagai oksidator.

 4. Bromatometri
Bromatometri menggunakan potasium bromat (KBrO3) sebagai reduktor dan titran. Untuk
mempercepat terjadinya reaksi, biasanya bromatometri dilakukan dalam suhu yang panas dan kondisi
pH asam. Kelebihan KBr akan memunculkan reaksi pada ion bromat yang kemudian menghasilkan
warna kuning pucat yang sulit untuk ditetapkan sebagai titik akhir. 
Aplikasi Titrasi Redoks

 Sebenarnya, titrasi redoks umum dilakukan untuk uji karbohidrat, uji vitamin C, uji
winkler, dan titrasi Karl Fischer. Secara jelas, berikut ini sejumlah pengaplikasian titrasi
redoks untuk sejumlah industri di sekitar kita:
Dalam industri farmasi, titrasi redoks dilakukan untuk menganalisis jumlah kandungan
vitamin C dalam sebuah sampel obat. Ini dikarenakan vitamin C merupakan pereduksi
yang baik. 
Dalam industri minuman beralkohol, titrasi redoks dilakukan untuk menganalisis kadar
sulfat dalam wine menggunakan iodin. Titrasi redoks juga bisa menentukan kadar alkohol
dalam minuman dengan menggunakan kalium dikromat. 
Dalam industri pangan, titrasi redoks bisa digunakan untuk melihat kualitas minyak
jelantah, yakni dengan melihat kadar peroksida. 

Anda mungkin juga menyukai