Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN KELAYAKAN RUANG HENTI KHUSUS (RHK)

KENDARAAN RODA DUA BERDASARKAN TINGKAT


KETERISIAN DI SIMPANG BERSINYAL KOTA JAMBI
(STUDI KASUS: SIMPANG IV BERSINYAL JELUTUNG, KOTA JAMBI)

ARJUNA KARYENRI
M1C116015

DOSEN PEMBIMBING:
HAERUL PATHONI, S.Pd., M.Pfis
DR. FETTY FEBRIASTI BAHAR, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL, KIMIA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
LATAR BELAKANG
Apakah dengan adanya ruang Henti
khusus (RHK) dapat mengurangi
Telah banyak penerapan
Ruang Henti Khusus angka kemacetan pada simpang
RHK pada simpang
(RHK) bersinyal di Kota Jambi, salah
bersinyal di Kota jambi
satunya pada simpang IV bersinyal
Jelutung.
RHK adalah salah satu marka
lalu lintas yang berfungsi sebagai Untuk mengetahui tingkat
arlternatif untuk mengurangi pelayanan, mengetahui
penumpukan sepeda motor serta Maka dari itu dilakukan penelitian
keberhasilan penerapan mengenai tinjauan kelayakan ruang
melancarkan dan mempercepat RHK, dan mengetahui
arus lalu lintas pada simpang henti khusus (RHK) kendaraan roda
hubungan arus lalu lintas dua berdasarkan tingkat keterisian
bersinyal. terhadap keterisian diarea di simpang IV Jelutung Kota Jambi.
RHK
RUMUS MASALAH BATASAN MASALAH
Identifikasi kinerja simpang terhadap tingkat LOKASI PENELITIAN
pelayanan dilihat dari derajat kejenuhan, Simpang IV bersinyal Jelutung, Kota Jambi
1 pada simpang IV bersinyal Jelutung, Kota 1 (Pendekat Jl. Hayam Wuruk – Jl. Gatot
Jambi, sesuai dengan Direktorat Jenderal Subroto – Jl. Pangeran Diponegoro – Jl. Jend.
Bina Marga (1997), tentang Manual Kapasitas Sudirman)
KENDARAAN YANG DIAMATI
Jalan Indonesia. Kendaraan ringan (low vecchile), kendaraan
Untuk mengetahui nilai keterisian ruang henti
2 berat (high vechile), kendaraan sepeda motor
khusus (RHK) terhadap tingkat keberhasilan (motocyle), dan kendaraan tak bermotor (un
RHK yang di terapkan pada simpang IV motorized)
2 bersinyal Jelutung, Kota Jambi. sesuai
3
WAKTU PENELITIAN
dengan Pedoman Perancangan Ruang Henti Terjadi pada pukul 07:00 - 08:00 WIB, 12:00 –
Khusus (RHK) Sepeda Motor Pada Simpang 13:00 WIB, 17:00 – 18:00 WIB adalah waktu
Bersinyal di Kawasan Perkotaan. yang mewakili pada pagi, siang, dan sore.
Untuk mengetahui hubungan arus lalu lintas VARIABEL PENELITIAN
terhadap keterisian ruang henti khusus (RHK) 1. Identifikasi kinerja simpang yaitu geometrik,
3 pada setiap pendekat simpang IV Jelutung, 4 arus lalu lintas dan derajat kejenuhan.
Kota Jambi. 2. Nilai ruang henti khusus (RHK) yaitu
geomet
rik, kapasitas, keterisian dan pelanggaran
ANALISA DATA SKEMA PENELITIAN
Studi Literatur

1. Direktorat Jenderal Bina Marga (1997), tentang Persiapan Penelitian

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), yaitu: Pengumpulan Data

- Signalization I (SIG I) : Geometrik simpang Data Primer Data Sekunder


- Signalization II (SIG II) : Arus lalu lintas - Geometrik simpang - Jumlah penduduk di kota jambi

- Signalization IV (SIG IV) : Derajat kejenuhan - Arus lalu lintas


- Geometrik RHK

2. Pedoman Perancangan Ruang Henti Khusus - Keterisan RHK


- Pelanggaran RHK

(RHK) Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat (2015), yaitu:
- Geometrik ruang henti khusus (RHK) Pembahasan

- Kapasitas ruang henti khusus (RHK)


- Keterisian ruang henti khusus (RHK) - Kinerja simpang
terhadap Tingkat
- Tingkat keberhasilan
ruang henti khusus
- Hubungan arus lalu
lintas terhadap
pelayanan (RHK) keterisian RHK
- Pelanggaran ruang henti khusus (RHK) 1. Geometrik
2. Arus lalu lintas
1. Geometrik RHK
2. Kapasitas RHK
1. Arus lalu lintas
2. Keterisian RHK
3. Hubungan arus lalu lintas terhadap keterisian 3. Derajat kejenuhan 3. Keterisian RHK
4. Pelanggaran RHK
ruang henti khusus (RHK)
Hasil

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.4 Skema Penelitian


LOKASI PENELITIAN
.

Geometrik Simpang IV Jelutung, Kota Jambi


Jalan Gatot Subroto Jalan Pangeran Diponegoro

Jalan Hayam Wuruk Jalan Jendral Sudirman


GEOMETRIK RHK
.

Geometrik Ruang Henti Khusus Simpang IV Jelutung, Kota Jambi


GEOMETRIK SIMPANG DAN RHK
Pendekat Selatan Barat Utara Timur
Tipe lingkungan jalan COM COM COM COM
Hambatan samping Rendah Rendah Tinggi Tinggi
Median Ada Ada Ada Ada
Lebar median (m) 1,4 0,5 1,7 0,5
Belok kiri langsung Ada Ada Ada Ada
Lebar pendekat (m) 6 6,5 6,5 7,5
Lebar pendekat masuk (m) 7 4,5 4,5 4,5
Lebar pendekat LTOR (m) 2 2 2 3
Lebar pendekat keluar (m) 6,5 5,5 6 6,5

Dimensi RHK
Tipe desain
Kode pendekat Kapasitas
RHK Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
Utara Kotak 11 4,5 50 33
Selatan Kotak 11 6 66 44
Barat Kotak 11 4,5 50 33
Timur Kotak 11 4,5 50 33
HASIL PEMBAHASAN
KINERJA SIMPANG Tabel 4.7. Hubungan Tingkat Pelayanan Terhadap Derajat Kejenuhan
Hari Pelaksanaan Survei
Identifikasi kinerja simpang terhadap tingkat Pendekat Tingkat pelayanan Senin Selasa Kamis
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
pelayanan dilihat dari derajat kejenuhan Utara
Derajat kejenuhan
Tingkat pelayanan
0,81
D
0,79
D
0,85
E
0,80
D
0,72
C
0,82
D
0,78
D
0,73
C
0,79
D
pada simpang IV Jelutung, Kota Jambi dapat Selatan
Derajat kejenuhan
Tingkat pelayanan
0,81
D
0,79
D
0,85
E
0,80
D
0,72
C
0,82
D
0,78
D
0,73
C
0,79
D
di jelasakan dibawah ini : Barat
Derajat kejenuhan
Tingkat pelayanan
0,81
D
0,79
D
0,85
E
0,80
D
0,72
C
0,82
D
0,78
D
0,73
C
0,79
D
Signalization I (SIG I) Timur
Derajat kejenuhan
Tingkat pelayanan
0,81
D
0,79
D
0,85
E
0,80
D
0,72
C
0,82
D
0,78
D
0,73
C
0,79
D
Geometrik simpang
Dari Tabel 4.7 nilai derajat kejenuhan didapat dari hasil survei untuk
Signalization II (SIG II) mengetahui tingkat pelayanan berdasarkan Direktorat Jenderal Bina
Arus lalu lintas Marga, tentang MKJI 1997, Nilai derajat kejenuhan tertinggi yang
didapat dari survei adalah 0,85, hal tersebut diakibatkan oleh nilai arus
Signalization IV (SIG IV) lalu lintas yang tinggi, menyebabkan tingkat pelayanan menurun.
Derajat Kejenuhan Penelitian Kurniawan dan Ardian (2017) didapatkan derajat kejenuhan
0,52 dan penelitian Arnanda (2019) didapatkan derajat kejenuhan 0,85,
hal ini juga diakibatkan oleh meningkatnya arus lalu lintas. Arus lalu
Tingkat Pelayanan lintas tersebut dapat mempengaruhi tingkat pelayanan pada simpang
yang di teliti.
RUANG HENTI KHUSUS (RHK)
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan ruang henti khusus (RHK) dilihat dari presentase keterisian RHK
pada setiap pendekat simpang IV Jelutung, Kota Jambi

Geometrik RHK Kapasitas RHK Keterisian RHK Pelanggaran RHK Tingkat Keberhasilan RHK
Tabel 4.7 Tingkat Keberhasilan Ruang Henti Khusus (RHK)
Tingkat Hari Pelaksanaan Survei
Pendekat keberhasilan Senin Selasa Kamis
RHK Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Kapasitas (unit) 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Keterisian (%) 67 61 76 64 58 76 61 58 73
Utara
Pelanggaran (%) 6,68 7,30 7,27 5,76 4,60 7,60 5,34 5,46 6,45
Kategori penilaian Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup
Kapasitas (unit) 43 43 43 43 43 43 43 43 43
Keterisian (%) 51 44 67 47 44 58 51 47 60
Selatan
Pelanggaran (%) 2,65 6,90 5,38 5,12 3,72 3,33 1,74 4,03 2,45
Kategori penilaian Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup
Kapasitas (unit) 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Keterisian (%) 64 58 67 61 55 64 61 58 64
Barat
Pelanggaran (%) 5,54 7,03 3,35 4,96 3,79 5,52 4,90 3,57 3,24
Kategori penilaian Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup
Kapasitas (unit) 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Keterisian (%) 70 61 79 67 55 76 61 58 73
Timur
Pelanggaran (%) 5,21 3,77 5,56 4,62 5,88 2,87 25,05 4,23 4,13
Kategori penilaian Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup

Parameter dari tingkat keberhasilan ruang henti khus


Balai Teknik lalu lintas dan Lingkungan Jalan (2012) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan area ruang
henti khusus (RHK) dinyatakan berhasil diterapkan apabila memiliki nilai keterisian ruang henti khusus (RHK)
>80 %, pada penelitian simpang IV Jelutung, Kota Jambi keterisian rata-rata yaitu 60% yang artinya cukup
berhasil diterapkan, nilai tersebut masih terbilang jauh dari kategori ruang henti khusus (RHK) berhasil
diterapkan yaitu >80 %. Adapun indikator kendala keberhasilan ruang henti khusus (RHK) terhadap
presentase keterisian pada simpang IV Jelutung, Kota Jambi, yaitu:
1. Karakteristik Geometrik Simpang
2. Karakteristik Geometrik Ruang Henti Khusus
3. Perilaku Pengendara Sepeda Motor
4. Hambatan Samping
Nilai presentase rata-rata keterisian yang didapatkan adalah 60 % artinya cukup berhasil diterapkan,
rendahnya nilai presentase keterisian dipengaruhi oleh geometrik simpang, geometrik ruang henti khusus
(RHK), perilaku pengendara, dan hambatan samping. Penelitian Lubis (2017) didapatkan rata-rata
presentase keterisian 61 % artinya cukup berhasil diterapkan dan penelitian Arnanda, Anggraini, dan Darma
(2019) didapatkan rata-rata presentase tingkat keterisian 50 % artinya kurang berhasil diterapkan, geometrik
simpang, dan geometrik ruang henti khusus (RHK) juga mempengaruhi presentase keterisian pada penelitian
tersebut.
HUBUNGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP KETERISIAN DIAREA RHK
Dimana arus lalu lintas yaitu arus lurus (ST) dan belok kanan (QRT) dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Penelitian yang dilakukan pada simpang IV Jelutung, Kota Jambi arus lalu lintas mempengaruhi keterisian
diarea ruang henti khusus (RHK), hal ini dibuktikan jika arus lalu lintas yang tinggi membuat keterisian
lebih banyak terisi oleh sepeda motor sedangkan. arus lalu lintas yang rendah membuat keterisian lebih
sedikit terisi oleh sepeda motor. Selaian dari arus lalu lintas waktu turut mempengaruhi keterisian, dapat
dilihat pada gambar grafik yang menyatakan arus lalu lintas pada waktu pagi dan sore cenderung
meningkat.
KESIMPULAN
1. Untuk tingkat pelayanan (level of service) berdasarkan derajat kejenuhan pada setiap pendekat simpang IV Jelutung, Kota Jambi yaitu:
a. Pada waktu pagi untuk hari senin, selasa, dan kamis didapatkan tingkat pelayanan D.
b. Pada waktu siang untuk hari senin didapatkan tingkat pelayanan D, sedangkan untuk hari selasa dan kamis didapatkan tingkat
pelayanan C.
c. Pada waktu sore untuk hari senin didapatkan tingkat pelayanan E, sedangkan untuk hari selasa dan kamis didapatkan tingkat
pelayanan D.
2. Tingkat keterisian selama hari senin didapatkan rata-rata keterisian 64 %, selasa didapatkan rata-rata keterisian 60 %, dan kamis
didapatkan rata-rata keterisian 60 %. Untuk rata-rata keterisian pada waktu pagi didapatkan rata-rata keterisian 60 %, pada waktu siang
didapatkan rata-rata keterisian 50 %, dan pada waktu sore didapatkan rata-rata keterisian 69 %. Hasil presentase rata-rata keterisian pada
simpang IV Jelutung, Kota Jambi yaitu 60% artinya cukup berhasil diterapkan, akan tetapi presentase rata-rata keterisian terbilang jauh
dari kategori ruang henti khusus (RHK) berhasil diterapkan, adapun indikator kendala keberhasilan ruang henti khusus (RHK) terhadap
presentase keterisian yaitu Geometrik simpang, Geometrik ruang henti khusus (RHK), Periaku pengendara sepeda motor, dan Hambatan
samping
3. Hubungan arus lalu lintas terhadap keterisian pada simpang IV Jelutung, Kota Jambi yaitu arus lalu lintas
mempengaruhi keterisian diarea ruang henti khusus (RHK), selain arus lalu lintas waktu turut mempengaruhi
keterisian, hal ini dibuktikan jika arus lalu lintas yang tinggi membuat keterisian lebih banyak terisi oleh sepeda motor
sedangkan arus lalu lintas yang rendah membuat keterisian lebih sedikit terisi oleh sepeda motor. Ditunjukan dari
arus lalu lintas tertinggi yaitu waktu sore hari yaitu pendekat Jl. Jendral sudirman arus lalu lintas 1273 kend/jam dan
keterisian 605 kend/jam, pendekat Jl. Gatot Subroto arus lalu lintas 1010 kend/jam dan keterisian 701 kend/jam,
pendekat Jl. Pangeran Diponegoro arus lalu lintas 901 kend/jam dan keterisian 530 kend/jam, dan pendekat Jl.
Hayam Wuruk arus lalu lintas 1244 kend/jam dan keterisian 615 kend/jam .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai