Anda di halaman 1dari 46

TINDAKAN KEPERAWATAN BAGI LANSIA

MINARTI
 Prinsip merawat: berdasarkan kebutuhan,
tergantung keadaan usia lanjut
 Perawatan yang dilakukan oleh keluarga ditujukan
kepada:
1. Usia lanjut yang masih aktif
2. Usia lanjut yang pasif
1. Usia lanjut yang masih aktif
 Fisik masih kuat
 Kegiatan tanpa bantuan
 Kebutuhan sehari-hari mandiri

bimbingan & pengawasan


Apa saja
Bimbingan & pengawasannya ?

Perawatan diri 1.1 Kebersihan perorangan :


a. Kebersihan mulut dan gigi
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku
c. Kebersihan badan dan pakaian
d. Kebersihan mata
e. Kebersihan telinga
f. Kebersihan hidung
g. Kebersihan alat kelamin
1.2 Kebersihan lingkungan
a. Kebersihan tempat tidur
b. Kebersihan lantai
c. Ventilasi dan penerangan
KEBUTUHAN ISTIRAHAT

•TEMPAT TIDUR NYAMAN


GANGGUAN TIDUR • LINGKUNGAN TENANG,
CUKUP VENTILASI, BEBAS BAU
• LATIHAN FISIK RINGAN 
SIRKULASI DARAH LANCAR,
OTOT LENTUR
• MINUM HANGAT SEBELUM TIDUR
(SUSU).
PENCEGAHAN MENARIK
DIRI DARI LNGKUNGAN

 KOMUNIKASI DG KONTAK MATA


 AJAK UNTUK KEGIATAN SESUAI
KEMAMPUAN
 SEDIAKAN WAKTU UNTUK
BERBINCANG
 KESEMPATAN UNTUK CURHAT
 HARGAI PENDAPAT
Usia lanjut yang pasif
 Usia lanjut yang sakit
 Usia lanjut yang mengalami kelumpuhan
 Tergantung kepada perawatan keluarga
 Prinsip perawatan diri sama dengan usia lanjut
yang aktif, namun dibantu oleh keluarga.
MERAWAT USIA LANJUT
YANG MENGALAMI KELUMPUHAN

 PRINSIP: MENCEGAH LECET PADA


BAGIAN YG TERTEKAN
 YANG PERLU DILAKUKAN:
 MENGATUR POSISI TIDUR :
TERLENTANG, MIRING KANAN, MIRING
KIRI, TERLENTANG  UBAH SETIAP 2
JAM
 MENGGOSOK DAN MEMBERI BEDAK,
SETELAH MANDI
 MELATIH SENDI-SENDI
 JAGA AGAR LANSIA TETAP BERSIH
 MENGGUNAKAN PASU NAJIS PADA
SAAT BUANG AIR KECIL ATAU AIR
BESAR.
MASALAH GIZI LANSIA

MENUA : proses menghilangnya secara perlahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti
diri dan mempertahankan sruktur dan fungsi normalnya
Ditandai kehilangan secara progresif lean body mass

(LBM = jaringan aktif tubuh)  mulai usia 40 tahun


dg menurunnya metabolisme basal 2% / tahun
(Pennington, 1988).
 mempertahankan status gizi optimum
BERBAGAI AKIBAT DARI PROSES MENUA
THD STATUS GIZI
PROSES MENUA GIZI LEBIH/GIZI KURANG

Penurunan basal Obesitas


metabolime
Penurunan aktivias fisik kalori berlebih  Obesitas
Penurunan indra pengecap Kesulitan makan,
dan indra penciuman menghindari makanan
seperti daging, buah,
sayuran  kurang protein,
mineral, vitamin
Penyakit periodental ( 80% Memilih makanan lunak,
lansia) rendah serat
Penurunan ekskresi asam Mengganggu penyerapan
lambung dan enzim kalsium, besi,
pencernaan seng,protein,vit larut lemak
defisiensi vit - mineral
Penurunan mobilitas sal. Susah BAB, wasir
Pencernaan
Sering menggunakan obat- Gangguan penyerapan
obatan
Gangguan kemampuan Kesulitan menyiapkan
motorik makanan
Kurang sosialisasi-kesepian Nafsu makan menurun
Pensiun Penurunan konsumsi
makanan bergizi
Masalah gizi yg terjadi pada gol. lansia
a. Malnutrisi energi protein (kurang / lebih)
terjadi karena:
- berkurangnya asupan makanan & mikronutrien
- menurunnya penyerapan  penyakit sal. Penc
- meningkatnya kebut. Protein, kalori, mikronutrien 
infeksi, stres

Faktor resiko untuk status gizi kurang:


- antropometris, bila BB menurun > 10% dlm 6 bl
terakhir
- riwayat gizi, bila: diare, menolak makan, makanan
tidak seimbang, suplemen berlebihan
Andil besar, masalah kurang gizi :
isolasi sosial, kemiskinan, keadaan gigi yg buruk

b. Diabetes Mellitus
dengan meningkatnya umur  intoleransi glukosa
meningkat  berkaitan dg:
- obesitas
- aktifitas kurang
- kurangnya masa otot
- penurunan sekresi insulin
c. Obesitas

 Ditentukan dari 20% BB ideal


 Menimbulkan konsekuensi klinis:
 Peningkatan insiden peny. Kardiovaskuler, DM,

hipertensi
 Penurunan fungsi tubuh

 Peningkatan risiko trombo embolisme


d. Hipertensi

 Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg


 Pengobatan utama: mengetahui faktor
pencetus  makanan tinggi lemak disertai
rendahnya daya bakar kalori  terjadi
penyumbatan saluran pembuluh darah oleh
lemak
e. Osteoporosis
 Terjadi karena proses demineralisasi
tulang
 Berlangsung pada usia 30 tahunan
 Penyebab proses ini:
 Defisiensi kalsium
 Penurunan estrogen
 Kurang aktifitas fisik
f. Anemia

g. Gout
- kelainan metabolisme protein  asam
urat dlm darah meningkat
- perlu pembatasan konsumsi protein
- asam urat berlebih  pencetus batu
ginjal
2. Pengukuran status gizi

 Status gizi diukur berdasarkan:


a. BMI (Body Mass Index) atau IMT
(Indeks Massa Tubuh)
b. Rasio Lingkar Pinggang dan
Pinggul (RLPP) Pingping rasio
c. Berat Badan Normal
Rumus

a. Indeks massa tubuh

IMT = BB (Kg) / TB (m²)

Klasifikasi IMT menuru WHO (1995):


IMT ≤ 18,49 Kekurangan BB

IMT 18,5 – 24,99 Normal

IMT 25 – 29,99 Kelebihan BB ringan

IMT ≥ 30 Kelebihan BB berat


b. RLPP
 RLPP / Pingping rasio = lebar pinggang : lebar pinggul

Skala rasio RLPP menurut klasifikasi Bray (1992):


RLPP LAKI-LAKI RLPP PEREMPUAN

≤ 0.95 Tidak berisiko thd peny -


kardiovaskuler
> 0,95 Berisiko thd peny -
kardiovaskuler
≤ 0,8 - Tidak berisiko thd
peny kardiovaskuler
> 0,8 - Berisiko thd peny
kardiovaskuler
c. Berat Badan Normal

(TB – 100) ± 10% x (TB – 100)


UPAYA PEMENUHAN GIZI LANSIA

 Ada 3 faktor utama yg sangat menentukan


kebutuhan gizi lansia:
- menurunnya fungsi fisiologis
- meningkatnya frekuensi sakit
- menurunnya nafsu makan akibat
bertambahnya usia
 perlu perencanaan kebutuhan makanan
Langkah perencanaan makanan

1. Jadwal makan dibuat lebih sering porsi


kecil
2. Banyak minum air putih, mengurangi garam  kerja ginjal
ringan
3. Mengurangi asupan makanan sumber kalori  BB normal
4. Makanan mudah dicerna, hindari makanan terlalu gurih dan
manis. Usahakan makanan selingan seperti susu, puding,
biscuit, sari buah
5. Batasi minum kopi atau teh
Kebutuhan energi dan zat gizi pada lansia

Angka Kecukupan Gizi Rata-rata


(AKGR)
Negara Usia yang
dibedakan
Indonesia 46 - 59 th > 60 th

Amerika 25 – 50 th > 51 th

Canada 25 – 49 th 50 – 74 th > 75 th

Jepang Tiap dekade sampai


80 tahun keatas
Energi yang diperlukan

Indonesia 49 – 59 th > 60 th

Pria 2500 kkal 2200 kkal

Wanita 2100 kkal 1850 kkal

Amerika 25 – 50 th > 51 th

Pria 2900 kkal 2300 kkal

Wanita 2200 kkal 1900 kkal


Asupan yang dianjurkan

Indonesia Inggris
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
> 60 th > 60 th > 75 th > 75 th
Energi (kal) 2200 1850 2100 1900

Protein (g) 62 54 53 48

Zat besi 13 14 10 10
(mg)
Kalsium 500 500 500 500
(mg)
Vit C (mg) 60 60 30 30
DETEKSI DINI KESEHATAN LANSIA
 Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi,
pemeriksaan berkala usia lanjut dan memberi petunjuk
upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial dan
bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
 Instrumen yang dipergunakan untuk melakukan
deteksi dini dan pemantauan kesehatan usia lanjut
adalah Kartu Menuju Sehat Usia Lanjut dan Buku
Pemantauan Kesehatan Pribadi Usia Lanjut.
 Deteksi dini yang dilakukan:
- Obesitas diukur melalui penilaian IMT (Indeks
Massa Tubuh), Pingping rasio
- monitoring tekanan darah
- monitoring gula darah dalam urin
KEBUGARAN LANSIA MELALUI OLAHRAGA

 Olahraga pada lansia bertujuan untuk


meningkatkan derajat kesehatan dan
kebugaran jasmani yang dilakukan dengan
baik, benar, terukur dan terstruktur.

 Kebugaran jasmani adalah kemampuan


tubuh untuk melakukan aktifitas sehari-
hari tanpa kelelahan fisik dan mental yang
berlebihan
Manfaat olahraga

Aspek fisiologis,
meningkatkan:
 daya tahan jantung, paru,

pembuluh darah
 kekuatan otot

 Metabolisme tubuh

 Kualitas dan kuantitas tidur

 Fleksibilitas

 Daya tahan tubuh


Aspek psikologis: Aspek sosial:
 Perasan santai  Pemberdayaan lansia

 Meningkatkan percaya  Meningkatkan


diri integritas sosial dan
 Membangun sportivitas kultur
 Mengurangi stress  Kesetiakawanan

 Kegiatan antar generasi

 Kerjasama sosial
Program Olahraga

Kaidah yang perlu diikuti : 3. Terukur


1. Baik :
 Dilakukan mulai usia - menghitung denyut nadi
muda – lansia maksimal (DNM=220-umur
 Dimana saja asal aman, x 60 - 85% (persen DJM)
sehat, nyaman
Exp. Lansia usia 60 tahun :
 Bervariasi
 (220 – 60) X 60% = 96
 Tahap pemanasan-
 (220 – 60) X 85% = 136
peregangan 5-10 menit,
inti 20 menit, pendiginan
5-10 menit
4. Teratur
 Pakaian dan sepatu yang
nyaman - minimal 3-5x seminggu selang
2. Benar
- sesuai dengan kemampuan
Beberapa olah raga yang aman

 Jalan kaki
 Jogging
 Bersepeda
 Senam
 Latihan beban ringan
Senam lansia
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
- konsultasi ke dokter, bila:
baru pertama ikut senam
obesitas
keluhan: pusing, nyeri dada, sesak
riwayat: peny. Jantung, asma, rematik, DM
- istirahat cukup
- makan sbl OR, 2 jam sebelumnya
- minum sebelum, selama, sesudah OR
- pakaian menyerap keringat, ringan
- OR diluar ruangan: pagi / sore
Gerakan yang membahayakan

 Sit-up dengan kaki lurus


 Meraih ibu jari kaki
 Mengangkat kaki pada posisi
tidur
 Melengkungkan punggung
Pencegahan potensi kecelakaan

MENGGUNAKAN ALAT BANTU : TONGKAT


KACA MATA
MELATIH BERPINDAH TEMPAT
PENGAMAN TEMPAT TIDUR
BILA ADA MASALAH FISIK : BANTU BERJALAN
BANTU KE KAMAR MANDI
MENEMANI BILA BEPERGIAN
RESIKO
JATUH
Factor
Factor
ekstrinsik
intrinsik

Kondisi fisik dan Obat-obat yang di


neuropsikiatrik minum

Penurunan visus dan


Alat-alat Bantu
pendengaran
berjalan

Perubahan neuromuskuler
Lingkungan yang
Gaya berjalan dan reflek
tidak mendukung
postural karena proses
menua
FAKTOR SITUASIONAL PENCETUS JATUH

1. Aktivitas ;
berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi,
olahraga, lansia yang imobil (jarang bergerak) ketika tiba-
tiba dia ingin pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa
pertolongan.
2. Lingkungan

Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10%


terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh saat turun
tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang
lainnya terjadi karena tersandung / menabrak benda
perlengkapan rumah tangga, lantai yang licin atau tak
rata, penerangan ruang yang kurang
3. Penyakit Akut

 Dizzines dan syncope, sering menyebabkan jatuh.


Eksaserbasi akut dari penyakit kronik yang
diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh,
misalnya sesak nafas akut pada penderita
penyakit paru obstruktif menahun, nyeri dada
tiba-tiba pada penderita penyakit jantung
iskemik.
Dampak
1. Perlukaan (injury)
 Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa
robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena
 Patah tulang (fraktur) :
 Pelvis
 Femur (terutama kollum)
 Humerus
 Lengan bawah
 Tungkai bawah
 Kista
 Hematom subdural
2. Disabilitas
 Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan
perlukaan fisik
 Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan
kepercayaan diri, dan pembatasan gerak
3. Risiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan
(nursing home)
4. Perawatan rumah sakit
5. Meninggal

Anda mungkin juga menyukai