Anda di halaman 1dari 56

Patofisiologi gangguan sistem

Musculoskeletal

Presented By
Fatimah Zahra
Osteoarthritis (OA)

Definisi :
• Osteoartritis (OA) adalah salah satu jenis artritis yang
paling sering dialami oleh sebagian orang.
• Penyakit ini merupakan penyakit sendi degeneratif yang
mempengaruhi tulang rawan persendian.
• OA terjadi akibat rusaknya kartilago yang melindungi dan
memberi bantalan bagi sendi.
Osteoarthritis (OA)
• Etiology and Types
• Primary OA (idiopathic)
• Tidak diketahui penyebabnya
• Risk factors: proses penuaan, obesitas, aktivitas fisik
yang dapat menyababkan cidera pada sendi
• Beban berat pada sendi sinovial dalam waktu yang
lama

• Secondary OA
• Degenerasi sendi disebabkan oleh trauma, sepsis,
kelainan kongenital, penyakit metabolik tertentu,
gangguan jaringan ikat inflamasi sistemik
Osteoarthritis (OA)

• Signs/symptoms
• Nyeri sendi
• Nyeri meningkat setelah aktifitas
• Nyeri menurun setalah istirahat
• jika Osteoarthritis terjadi tulang belakang
(vertebra)
• Nyeri menyebar sampai ektremitas
• Terjadi spasme otot pada ektremitas
Osteoarthritis (OA)

•Diagnostic Tests
• X-rays
• CT scan/MRI
• Synovial fluid analysis
Osteoarthritis (OA)

• Penatalaksanaan
• No cure
• Mengontrol nyeri
• Obat-obatan
• NSAIDs, acetaminophen, topical creams
• Terapi komplementer
• pembedahan
• Istirahat dan latihan fisik
• Latihan fisik membatu meningkatan kekuatan otot
• Istirahat , dapat membantu memastikan bahwa sendi dalam posisi
fungsional untuk mencegah kontraktur
Osteoarthritis (OA)

• Penatalaksanaan, cont.
• Kompres Hangat/Dingin
• Diet
• Penurunan berat badan menurunkan stres pada sendi

• Synvisc
• Injeksi ke bagian sendi yang Osteoarthritis
• Bekerja sebagai bantalan cairan sinovial

Menurunkan nyeri dan meningkatkan fleksibilitas


Osteoarthritis (OA)

• Patient Education
• Joint protection
• Energy conservation
• Health promotion
• Pain control
• Medications
Osteoarthritis (OA)

• Nursing Diagnoses
• Nyeri kronis
• Intoleransi aktifitas
• Gangguan mobilitas Fisik
Rheumatoid Arthritis (RA)

• Chronic
• Progressive
• Systemic inflammatory disease
• Synovial joint and connective tissue
destruction
RA, cont.

• Pathophysiology
• Sinovitis terjadi karena sel inflamasi dan
bahan kimia
• Inflamasi menyebabkan synovium menjadi tebal
penumpukan cairan pada sehingga menyebabkan
nyeri sendi dan sendi bengakak.
RA, cont.
• Etiology
• Tidak diketahui penyebabnya
• Respon Autoimmun berdampak membran
synovial sendi
• Antibodi (rheumatoid faktor) biasanya ditemukan
pada pasien yang menderita RA menyebakan
inflamasi lokal atau sistemik.
RA, cont.

• Signs/symptoms
• Early symptoms:
• Peradangan sendi
• Sendi sedikit merah, hangat, bengkak, kaku,
• Kekakuan terjadi setelah istirahat
• Demam ringan, malaise, depresi,
limfadenopati, kelemahan, kelelahan,
anoreksia, penurunan berat badan
RA, cont.

• Signs/symptoms, cont.
Late symptoms:
• Deformitas sendi
• Fractures
Deformitas
RA, cont.

• Diagnostic Tests
• No certain test
• Lab values support diagnosis
• Peningkatan WBCs

• Peningkatan platelets

• Terdapat Rheumatoid factor


• Penurunan RBC
RA, cont.

• Diagnostic Tests, cont.


• X-ray
• MRI
• Bone scan, joint scan
• Arthrocentesis
• Synovial fluid: keruh, seperti susu, atau kuning tua dengan
sel inflamasi
RA, cont.
• Therapeutic Measures
• Medications
• Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs)
• Able to prevent destruction, deformity, disability of joints
• NSAIDs
• Corticosteroids
• Complementary therapies
• Capsaicin cream
• Fish oil
• Magnetic therapy
• Antioxidants
RA, cont.

• Therapeutic Measures, cont.


• Kompres panas/dingin
• Panas : mengurangi kekakuan sendi
• Dingin : digunakan pada saat sendi inflamasi
• Balance activity/rest
• Surgery
• Total joint replacement
RA, cont.

• Patient Education
• Disease process
• Medication management
• Care plan
• Rest/exercise
• Community resources
RA, cont.

• Nursing Diagnoses
• Nyeri akut
• Gangguan citra tubuh
• Defisit perawatan diri
• Gangguang mobilitas fisik
• Defisit pengetahuan
Pengkajian
Muskuloskeletal
• Riwayat Kesehatan
• Biodata dan jenis pekerjaan
• Keluhan pasien : nyeri
• Riwayat kesehatan dahulu, riwayat penyakit keluarga dan
riwayat kesehatan keluarga
• Psikososial, dampak cedera terhadap hobby
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik pada musculoskeletal adalah LOOK, FEEL dan
MOVE
OTOT
• Inspeksi (Look)
• Ukuran otot misalnya : oto lengan, paha dibandingkan dengan sisi yang lain
apakah ada atropi dan hipertropi
• Ukur keduanya dengan meteran
• Apakah ada mal posisi pada tubuh
• Apakah ada tremor dan spastik

• Lakukan Palpasi (Feel)


• Suhu kulit apakah panas, dingin dari biasanya
• Apakah denyutan arteri dapat diraba atau tidak
• Jaringan lunak : adanya spasme otot, atrofi otot, adanya tumor
• Nyeri tekan : lokasi nyeri
• Move (Pergerakan)
• Nilai kekuatan otot dengan 5 tingkatan
0. adalah absen tidak ada Gerakan (paralisis total)
1. kontraksi otot, derakan tidak ada
2. otot hanya mampu menggerakkan persendian, tidak
dapat melawan grafitasi
3. Dapat menggerakkan sendi, otot dan melawan grafitasi
tidak kuat terhadap tahanan
4. Dapat menggerakkan sendi dan otot serta dapat
melawan grafitasi dan sedikit tahanan
5. Kekuatan otot normal
• TULANG
• Look : Amati bentuk tulang, apakah ada deformitas, Cara
berjalan, membungkuk dan berdiri
• Feel : Apakah adanya benjolan, nyeri dan krepitasi, edema
• Move : Perhatikan Gerakan aktif dan pasif

• SENDI
• Look : Apakah ada pembengkakan, [anas dan nyeri
• Feel : Apakah ada edema, nyeri, krepitasi dan adanya nodul
• Move : Kaji rentang gerak (ROM)
Pemeriksaan Neurologis

• Fungsi Motorik
• Pemeriksaan oto dengan menggerakkan sendi untuk
mengetahui adanya spastik atau kelemahan otot
• Fungsi Sensorik
• Untuk melihat adanya kelainan sensabilitas sepeerti
hipoastesi, hiperastesi dan anastesi
Sensasi
• Sentuhan Ringan
• Alat yang digunakan adalah kapas
• Mata pasien harus di pejamkan

• Nyeri supervisial
• Alat yang digunakan ujung yang tajam
• Tutup mata pasien
• Bandingkan dengan yang diatas fraktur
• Paien di anjurkan menajwab ya apabila merasakan benda tajam

• Sensasi Posisi
• Pegang jari psien
• Pasien dianjurkan menutup mata
• Gerakkan ibu jar, tanyakan posisinya kearah mana

• Getaran
• Alat yang digunakan adalah garpu tala
Refleks

• Refleks trisep (C6, C7 ,C8)


• Refleks bisep (C5, C6)
• Refleks bracio radialis (C5, C6)
• Refleks patella (L2, L3,L4)
• Refleks achiles (S1, S2)
• Respon Plantar
Farmakologi Sistem
Muskuloskeletal
Obat-obat yang biasa digunakan
pada system muskuloskeletal

• Mineral
• Vitamin
• Analgesik
• Anti inflamasi
• Antibiotik
• Antineoplastik
Vitamin pada system
Muskuloskeletal

• Vitamin
• Adalah zat organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
berbagai reaksi metabolism dan mempertahankan kesehatan
• Sumber : bahan makanan dan obat

• Vitamin A, D, E, K
• Diabsorbsi di lemak
• Defisiensi asam empedu, icterus, dan enteritis mengakibatkan
defisiensi vitamin
Vitamin D

• Sumber : minyak ikan, ragi, jamur dan provitamin D yang


disintesa kulit oleh sinar UV sinar matahari (terutama
pada pagi hari) dan diubah menjadi vitamin D
• Fungsi
1. Pengatur kalsium dan fosfat plasma
2. Mempertahankan fungsi neuromuskular

• Jika defisiensi dapat terjadi gangguan pertumbuhan


tulang : penyakit rakhitis (pada anak/ bayi) dan
osteomalasia (dewasa)
Mineral

• Tubuh membutuhkan 13 unsur penyusun dan pendukung


metabolism berupa : 7 dalam jumlah banyak (Ca, K, P, Na,
Mg, Cl, S)
• Ca (Kalsium) dan P (Fosfor) merupakan mineral
terbanyak pada tulang, sumber susu, telur. Dipengaruhi :
vitamin D.
• Penyimpanan : tulang. Pengaturan metabolismenya oleh
hormone paratiroid
Analgesik

• Analgesik atau obat penghilang nyeri adalah zat yang


mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa
mengurangi kesadaran
• Antipiretik adalah zat yang dapat menurunkan suhu
tubuh
• Obat analgesic antipiretik serta obat NSAID merupakan
suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa
obat sangat berbeda secara kimia.
Antiinflamasi

• Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati


peradangan atau pembengkakan
• Non Steroid Anti inlamasi Drugs (NSAID)
1. Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid, diflunisal
2. Turunan 5 –pirazolidin : fenilbutazon, Oksigenbutazon
3. Turunan N-antranilat : asam mefenamat, asam flunemat
4. Turunan asam arilasetat : natrium diklofenak, ibuprofen, ketoprofen
5. Turunan heteroarilasetat : indometasin
Antibiotika

• Adalah golongan senyawa, baik alami maupun sintetik yang


mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses
biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi
oleh bakteri
• Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan
pengobatan penyakit infeksi
• Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua
kuman telah mati dan menghindari kekambuhan. Biasanya
terapu diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit hilang.
Diet Pada Gangguan
Muskuloskeletal
GAMBAR TULANG
ZAT GIZI PENDUKUNG TULANG

• Calsium
• Zat gizi pembentuk tulang & gigi
• Masa pertumbuhan tulang yang cepat (balita/remaja)
• Peak bone mass (masa puncak kepadatan tulang) : usia 20 – 30 tahun

• Kebutuhan :
• Usia 1–3 th : 650 mg/hr.
• Usia 4–9 th : 1000 mg/hr
• Usia 10–18 th : 1200 mg/hr.
• Usia 19–50 th : 1100 mg/hr.
• Usia > 50 th : 1000 mg/hr.
• Contoh : susu, keju, ikan teri, sarden, udang, bandeng presto, kedelai, brokoli, daun katuk, daun
mlinjo, bayam
• Phospor
• Pembentuk tulang & gigi
• Magnesium
• Konstituen tulang
• Flour (F)
• Pertumbuhan gigi, mencegah karies
• Kebutuhan : 1,7 – 3,1 mg/hr
• Contoh : ikan, teh, pasta gigi

• Selenium (Se)
• Mencegah kerusakan gigi

• Vitamin A (Beta Caroten)


• Metabolisme, konversi sel muda mjd osteoblast (pembelahan sel tulang)
• Kebutuhan : 1500 – 1800 IU/hr (1 IU = 0,3 µg retinol)
• Contoh : daging, ikan, kuning telur, mentega, buah berwarna
merah/kuning, ubi jalar merah, beras merah, labu kuning, wortel, tomat,
sayur hijau tua
• Vitamin D
• Metabolisme Calsium & Phospor, prohormon sintesa protein
• Kebutuhan : 15 – 20 mcg/hr
• Contoh: susu, ikan, minyak ikan, telur, mentega, pro vitamin D (7
dehidro-kolesterol)
KELAINAN SENDI

• Terkilir / Sprained (gerakan sendi yg tidak biasa, dipaksakan


atau bergerak tiba2 mengakibatkan bengkak/inflamasi).
• Dislokasi (pergeseran sendi)
• Radang Sendi (Arthritis)
• Osteoartritis (berkurangnya jaringan tulang dari sendi = degeneratif)
• Rheumatoid Arthritis (radang jaringan ikat sendi ligamen & tendon)
• Perkapuran (letak pertumbuhan sendi tidak pd semestinya)

• Ghout (asam urat) : kadar asam urat tinggi


• Ankilosis (sendi tdk dapat digerakkan di mana ujung-ujung
antar tulang terasa bersatu).
Gambar Sendi
Prinsip Diet Pencegahan Radang Sendi
• Mengontrol berat badan agar tdk kegemukan/obesitas
• Mengurangi asupan gula murni, lemak, sodium, kolesterol
• Konsumsi roti gandum utuh (whole wheat) & sereal.
• Susu, keju & yogurt rendah lemak.
• Ikan, unggas dan daging tidak berlemak
• Banyak serat (>25 gr/hr)
• Konsumsi suplemen glikosamin alami (kerang, udang, teripang, kepiting, rajungan)
• Penderita Ghout (asam urat) membatasi protein (purin) :
 Purine tinggi (100 – 1000 mg purin dlm 100 gr bahan) sebaiknya dihindari : otak, hati, ginjal,
jeroan, ekstrak daging, bebek, ikan sardin, makarel & kerang
 Purine sedang (9 – 100 mg purin dlm 100 gr bahan ) sebaiknya dibatasi : daging, ikan,
unggas, ayam, udang, kepiting/rajungan, tahu, tempe, kacang kering, bayam, asparagus,
daun singkong, kangkung, daun & biji mlinjo
• Tidak minum alkohol
• Konsumsi air putih (> 2 liter/hr)
Diagnostic Evaluation

• Imaging Procedures
• X-ray
• Computed Tomography (CT)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Arthrography
• Bone Densitometry
DIAGNOSTIC TESTS of the
Musculoskeletal System
X-ray

DEFINISI dan Tujuan :


• X-ray dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kepadatan dan
struktur tulang.
• Injeksi media kontras dengan x-ray yang menyertainya dapat dilakukan untuk
memvisualisasikan struktur sendi , disk intervertebral, dan luka di dalam otot.
NURSING CARE :
• No special preparation needed for standard x-rays.
• If contrast medium is used, assess for allergy
• If allergy is present, test will not be performed.
Computed tomography (CT) scan

DEFINISI dan TUJUAN :


• Untuk mendapatkan foto tiga dimensi yang digunakan
untuk mengevaluasi trauma muskuloskeletal dan
kelainan tulang

NURSING CARE :
• No special preparation is needed.
Magnetic resonance imaging (MRI)
TUJUAN :
• Digunakan dalam diagnosis dan evaluasi avascular necrosis,
osteomyelitis, tumor, kelainan ligamen atau tulang rawan.
• Menggunakan radio gelombang dan medan magnet; gadolinium
dapat disuntikkan meningkatkan visualisasi struktur tulang atau
otot.
NURSING CARE
• Assess for metallic implants or metal on clothing (metallic implants,
such as clips on aneurysms, pacemakers, will prohibit having an MRI)
Bone scan

DEFINISI dan TUJUAN :


• Tingkat serapan radioisotop (berdasarkan suplai darah ke tulang) diukur dengan
penghitung Geiger dan direkam di atas kertas.
• Serapan meningkat di osteomielitis, osteoporosis, kanker tulang, dan beberapa
kasus fraktur.
• Serapan menurun pada nekrosis avaskular.
NURSING CARE :
• No special preparation is needed;
• Tell client to increase oral fluids after the test to aid in excretion of the radioisotope.
Bone density (BD)
• Dual energy x-ray absorptiometry (DEXA) • Quantitative ultrasound
(QUS)
• Bone mineral density (BMD) • Bone absorptiometry

DEFINISI dan TUJUAN :


• Pemeriksaan kepadatan tulang adalah dilakukan untuk mengevaluasi kepadatan mineral
tulang dan untuk mengevaluasi derajat osteoporosis.
• DEXA dapat menghitung ukuran dan ketebalan tulang.
• Osteoporosis didiagnosis jika tingkat massa tulang puncak di bawah> 2,5 standar deviasi.
• Nilai Normal: 1 standar deviasi di bawah massa tulang puncak.
NURSING CARE :
• No special preparation is needed.
• Assess for previous fractures, which may increase bone density
Arthrocentesis

DEFINISI dan TUJUAN :


• Dilakukan untuk mendapatkan cairan sinovial dari sendi untuk diagnosis
(seperti infeksi) atau untuk menghapus kelebihan cairan.
• Jarum dimasukkan melalui kapsul sendi dan cairan diaspirasi.

NURSING CARE :
• No special preparation is needed.
• Apply compression dressing and assess for bleeding and leakage of fluid
following the procedure
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai