Anda di halaman 1dari 8

Model Analisis Kalimat

Menurut Tata Bahasa


Struktural
Disusun Oleh : (Kelompok 8)
 Aisyah Rakhmawati / 2001040004
 Annisa Harum Mulatsari / 2001040028
 Ike Nur Fauziah / 2001040001
 Muhammad Syaukil Jaza / 1601040063

3A PBSI
TATA BAHASA STRUKTURAL
 Menurut aliran struktural, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, ialah morfologi, yang membicarakan seluk
beluk struktur kata, dan sintaksis, yang membicarakan seluk beluk struktur frasa dan kalimat. Dengan istilah frasa
di sini dimaksudkan sebagai bentuk linguistik yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang tidak melampaui batas
subyek atau batas predikat.

 Tata bahasa struktural berpedoman pada prinsip bahwa bahasa lisan merupakan data primer dan bahasa tulis
merupakan bahasa sekunder. Dan analisis bahasa yang diterapkan adalah analisis deskriptif. Bahasa digambarkan
apa adanya.

 Kerangka penyusunan tata bahasa struktural yang komplet hendaknya meliputi bidang sebagaimana yang
dikemukakan dalam bagian pendahuluan, yaitu meliputi bidang Fonologi, Morfologi (Penetapan jenis kata,
pembentukan kata dan pembentukan frasa), dan bidang kalimat yaitu mengenai pembentukan kalimat.
“Tata Bahasa Indonesia menurut aliran struktural dibagi menjadi dua bagian ialah morfologi dan sintaksis.
Morfologi membicarakan seluk beluk struktur kata, sedangkan sintaksis membicarakan tentang seluk-beluk
struktur frasa dan kalimat”.

Menurut Ramlan, sintaksis dalam kajian struktural membicarakan dua bagian besar yaitu frasa dan kalimat
(Alwasilah, 1993; Wiratno & Santosa, 2014). Pembicaraan mengenai frase dikatakan bahwa struktur frase
Bahasa Indonesia memiliki konstruksi endosentrik dan eksosentrik. Pembicaraan kalimat dalam kajian
struktural dibedakan atas macam kalimat, struktur kalimat dan arti gramatikal kalimat. Macam kalimat Bahasa
Indonesia dibedakan atas kalimat tanya, perintah, permintaan, ajakan, dan kalimat berita. Struktur kalimat
dibedakan atas struktur kalimat tunggal dan struktur kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat. Arti struktural kalimat berdasarkan hubungan S dan P dalam kalimat tunggal, dan
berdasarkan pertemuan klausa dalam kalimat majemuk.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa arti atau makna suatu kalimat dalam bahasa Indonesia
tidak hanya ditentukan oleh arti kata-kata yang mendukung kalimat tersebut tetapi juga ditentukan
oleh susunan dari kata-kata atau satuan yang membentuk kalimat tersebut. Kalimat sebagai unsur
terkecil dalam kegiatan kebahahaan terdiri atas beberapa satuan. Satuan-satuan itu dapat berupa
kata atau kelompok kata/ frasa atau berupa klausa. Kata atau kelompok kata sebagai satuan kalimat
tidaklah dirangkai begitu saja, melainkan merupakan rangkaian yang berstruktur atau berpola. Ini
berarti bahwa untuk memahami suatu ujaran atau menghasilkan ujaran yang dapat di pahami oleh
lawan bicara orang tidak saja harus memperhatikan kata-kata beserta maknanya, tetapi juga isyarat
struktural yang menentukan makna gramatikal atau ujaran (Kentjono, 1992). Bagian atau cabang
ilmu bahasa yang secara khusus berbicara tentang cara-cara pembentukan kalimat disebut
sintaksis.
CONTOH ANALISIS
KALIMAT
Kalimat selalu dibagi dua, demikian unsur selanjutnya selalu dibagi dua sampai tidak dapat
lagi dibagi lagi. Kalimat yang akan dianalisis dalam tata bahasa struktural kali ini ada dua
kalimat, yaitu :

Kalimat (1)
Manajemen PDAM Kota Makassar memberi jaminan bahwa distribusi air untuk
warga Makassar dan sekitarnya berjalan lancar meski, Kamis (3/3) terjadi hujan.

Kalimat (2)
Hujan yang turun di Makassar itu tidak mengganggu tingkat kekeruan air baku di Bilibili.

Berikut ini hasil analisis dari kedua kalimat di atas :


Klausa (a) : Manajemen PDAM kota Makassar
Hasil Analisis Kalimat memberi jaminan terdiri atas tiga frasa, yaitu :

1Kalimat (1) : Manajemen PDAM Kota Makassar • Manajemen PDAM merupakan frasa Nomina
• Kota Makassar merupakan frasa Nomina
memberi jaminan bahwa distribusi air untuk warga • Memberi jaminan merupakan frasa Verba
Makassar dan sekitarnya berjalan lancar meski,
Kamis (3/3) terjadi hujan.
Klausa (b) : Bahwa distribusi air untuk warga kota
Kalimat (1) : Merupakan kalimat kompleks, terdiri
Makassar dan sekitarnya berjalan lancar, terdiri
atas tiga klausa, yaitu :
atas tiga frasa, yaitu :
• Manajemen PDAM Kota Makassar memberi
• Bahwa distribusi air merupakan frasa Nomina
jaminan, merupakan klausa transitif. • Untuk warga kota Makassar dan sekitarnya
• Bahwa distribusi air untuk warga Kota Makassar
merupakan frasa preposisional
dan sekitarnya berjalan lancar, merupakan • Berjalan lancar merupakan frasa Verba.
klausa semi transitif.
• Meski, kamis (3/3) terjadi hujan, merupakan
Klausa (c) : Meski, kamis (3/3) terjadi hujan terdiri
klausa ekuasif.
atas dua frasa, yaitu:
• Meski kamis (3/3) merupakan frasa Nomina
• Terjadi hujan merupakan frasa Verba.
Hasil Analisis Kalimat 2
Kalimat (2) : Hujan yang turun di Makassar itu tidak mengganggu tingkat kekeruan air baku di Bilibili,
merupakan kalimat majemuk, terdiri dari atas dua klausa, yaitu :
• Hujan yang turun di kota Makassar itu, merupakan klausa Nomina
• Tidak mengganggu tingkat kekeruan air baku di Bilibili, merupakan klausa Transitif.

Klausa (a) : Hujan yang turun di kota Makassar itu, terdiri atas dua frasa, yaitu :
• Hujan yang turun, merupakan frasa Nomina
• Di kota Makassar itu, merupakan frasa Preposisional

Klausa (b) : Tidak mengganggu tingkat kekeruan air baku di Bilibili, terdiri atas tiga frase, yaitu :
• Tidak mengganggu, merupakan frasa Verba
• Tidak kekeruan air baku, merupakan frasa Ajektiva
• Di kota Makassar itu, merupakan frasa Preposisional
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai