Anda di halaman 1dari 46

Tentang Saya………….

IDENTITAS DIRI:
 Nama : Purwosusilo
 TTL : Wonogiri, 24 Juli 1967
 Alamat : Jl. Taruna I Barat RT.18 Rw.05, Cibubur, Jaktim
 Telephon : 0813 1604 8009
 Email : susilo_purwo@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN:
 SD (Tahun 1980),
 SMP(Tahun 1983)
 SMA/A1 (Tahun 1987)
 S1/Pend. MTK (Tahun 1994)
 Sedang Thesis S2 Pend. MTK
Tentang Saya………….
PENGALAMAN KERJA:

 BuruhPabrik (1987-1989)
 Guru SMA PGRI Eromoko, Jateng
 Guru SMP +SMEA TANJUNG Jakarta
 Guru SMK PGRI 20 Jakarta
 Kepala SMK PGRI 20 Jakarta
 Guru SMK N 52 Jakarta
 Waka. Kurikulum SMK N 52 Jakarta
 Waka ManajemenMutu SMK N 52 Jakarta
Tentang Saya………….
PENGALAMAN LAIN:
 Pembimbing Sertf.ISO 9001-2008
 Auditor Sertf. ISO 9001-2008
 NS. Bimtek Kurikulum Implementatif
 NS. Inovasi Pemb. Matematika
 Diklat Instruktur Nasional Kur 2013
 TR. Guru Inti Kur 2003 Region Jakarta
 MTR. Guru Inti Kur 2013 Wilayah DIY
 TR. Guru Sasaran Mandiri DKI Jakarta
 …
INOVASI
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Inovasi Dalam Pembelajaran


Memahami Daya Matematik Sbg
Motivasi Untuk Melakukan
Inovasi Pembelajaran Matematika
1 Inovasi Pembelajaran
Pengertian Inovasi Secara Umum:
 Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan,
inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal
yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik
berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330)
 Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik
dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan
maupun metode
Inovasi Pembelajaran
 Dengan berpijak pada pengertian tersebut, maka
inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu
upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan
menggunakan berbagai metode, pendekatan,
sarana dan suasana yang mendukung untuk
tercapainya tujuan pembelajaran
 Hasbullah (2001) berpendapat bahwa ‘baru’ dalam
inovasi itu merupakan apa saja yang belum
dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si
penerima inovasi.
Inovasi Pembelajaran
 Akhmad Sudrajat berpendapat bahwa
SCAMPER merupakan akronim dari setiap
huruf yang menggambarkan cara yang
berbeda dari yang sudah ada untuk memicu
dan menghasilkan ide-ide baru dalam
pembelajaran, baik yang berhubungan dengan
tempat, prosedur, alat, orang, ide, atau
bahkan suasana psikologis sebagai upaya
inovasi dalam pembelajaran
Inovasi Pembelajaran
 S = Subtitute (Mengganti)
 C = Combine (Menkombinasikan)
 A = Adapt (Mengadaptasi)
 M = Magnify (Memperbesar)
 P = Put to Other Uses
(Meletakkan ke Fungsi Lain)
 E = Eliminate
(Menghilangkan atau Mengecilkan)
 R = Rearrange/Reverse (Mengatur ulang)
Apa saja yg di Inovasi?

 Persiapan Pembelajaran
 Pelaksanaan Pembelajaran
 Evaluasi Pembelajaran
 Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran
 Tindak Lanjut Hasil Analisis Evaluasi
Inovasi
Dalam Persiapan Pembelajaran
 Buat persiapan pembelajaran (Kalender,
minggu efektif, progta, promes, RPP)
berbasis ICT yang realitis (tidak hanya
sekedar administratif)
 Lengkapi RPP dengan Lembar
Kegiatan/Aktivitas Siswa (LAS) atau Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk membantu
pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajarinya, bukan sekedar kumpulan soal-
soal
Inovasi
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
 Sajikan pembelajaran berbasis ICT agar
menumbuhkan minat belajar siswa (powerpoint,
animasi, video, dll)
 Beri kesempatan siswa mencari atau
menggunakan materi dari sumber lain
 Beri kemudahan siswa mengakses materi
pembelajaran
 Upayakan siswa mencari tahu, jangan selalu
diberitahu, dengan menerapkan pembelajaran
Scientific (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengkomunikasikan)
Inovasi
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
 Gunakan strategi/metode/model pembelajaran
yang melatih anak berpikir ilmiah dan berpikir
kreatif dengan menerapkan model pembelajaran
yang direkomendasikan pada kurikulum 2013,
yaitu Discovery, Pembelajaran berbasis masalah
(PBM) dan Pembelajaran Berbasis Proyek
(PBP)
 Upayakan siswa berdiskusi dalam kelompok
belajarnya (Terapkan Kooperatif Learning)
 Latih siswa mepresentasikan hasil karya, hasil
jawaban, tugas-tugas di depan temannya
Inovasi
Dalam Evaluasi Pembelajaran
 Lakukan evaluasi di setiap akhir pembelajaran,
baik secara kelompok maupun individual
(ulangan harian, penugasan, dll)
 Lakukan evaluasi secara komprehensif yang
memuat materi gabungan (dalam UTS, UAS)
 Terapkan evaluasi dengan penilaian otentik
 Susun soal sesuai dg kemampuan yang akan
diukur (daya matematik) dan selaraskan dg
bentuk penilaian serta bentuk soalnya
 Sajikan perangkat evaluasi berbasis ICT
(tes on line)
Inovasi
Dalam Menganalisis Hasil Evaluasi
 Lakukan analisis hasil evaluasi, baik dari
segi daya serap dan ketuntasan belajar
siswa
 Lakukan analisis butir soal dari segi
tingkat kesukaran dan daya bedanya
 Gunakan ICT dalam menganalisis hasil
evaluasi (SPSS, Anates, dll)
Inovasi
Dalam Tindak Lanjut Pembelajaran
 Lakukan tindak lanjut hasil analisis
pembelajaran dengan Remidial Learning bukan
hanya sekedar Remidial Tes
 Lakukan program pengayaan dengan
memberikan penugasan yang tingkat
kesukarannya lebih tinggi dan variasi soal yang
menantang (soal tidak rutin)
 Terapkan reword kepada siswa dg memberikan
kepercayaan sebagai Tutur Sebaya dalam
rangka pengayaan
2 DAYA MATEMATIK

DayaMatematik Sebagai Hasil


Belajar Matematik
Memahami Daya Matematik Sbg
Motivasi Untuk Melakukan
Inovasi Pembelajaran Matematika
DAYA MATEMATIK

 Pandangan terhadap matematika sebagai suatu


ilmu yang dinamis dan generatif memberikan
kemungkinan bahwa dengan belajar matematika
dapat meningkatkan kemampuan berpikir
matematik atau daya matematik seseorang.
Pandangan ini dikemukakan oleh Schoenfeld
(dalam Henningsen & Stein, 1997), yang
menyatakan bahwa matematika merupakan
suatu proses yang aktif dan generatif yang
dikerjakan oleh pelaku dan pengguna
matematika
DAYA MATEMATIK

 Selanjutnya menurut Schoenfeld (1992) berpikir


secara matematik berarti:
(1) mengembangkan suatu pandangan
matematik, menilai proses dari
matematisasi dan abstraksi, dan memiliki
kesenangan untuk menerapkannya,
(2) mengembangkan kompetensi, dan
menggunakannya dalam pemahaman
matematik (mathematical sense-making)
DAYA MATEMATIK

 National Assesment of Educational


Progress (NAEP, 1996), daya matematik
adalah suatu susunan yang terdiri dari
kecakapan matematik (mathematical
ability) dalam konteks yang lebih luas dari
penalaran, berkaitan dengan cakupan luas
dari materi matematika dan berpikir
matematik
DAYA MATEMATIK

 Council of Teachers of Mathematics (NCTM) dalam


Principles and Standard for School Mathematics tahun
2000, Aspek-aspek utama dari Daya Matematik meliputi:
 Penalaran dan pembuktian (reasoning and proof),
 Pemecahan masalah (problem solving),
 Koneksi matematik (mathematical connection),
 Komunikasi matematik (mathematical communication)
 Representasi matematik (mathematical representation)
 Sikap positif terhadap matematik
DAYA MATEMATIK

 Daya matematik sebagai kecakapan matematik


(mathematical ability) atau mathematical proficiency
merupakan kesimultanan perolehan terpadu dari lima
jenis kompetensi matematik (Kilpatrictk, Swaford, dan
Findel, 2001; Hiebert, Morris, dan Glass.,2003; Ball ,
2003), yaitu:
 Pemahaman konseptual (conceptual understanding)
 Kelancaran prosedural (procedural influence)
 Kompetensi strategis (strategic competence)
 Penalaran adaptif (Adaptive reasoning)
 Sikap/watak produktif (productive disposition)
DAYA MATEMATIK

 Daya matematik meliputi kemampuan:


 Pemahaman
 Penalaran
 Komunikasi matematik
 Koneksi matematik
 Berpikir kritis
 Berpikir kreatif
 Representatif
 Pemecahan masalah
 Watak sikap produktif
a. Pemahaman Matematik

 Pemahaman diartikan dari kata understanding


(Sumarmo, 1987). Derajat pemahaman ditentukan oleh
banyak dan kuatnya keterkaitan. Suatu gagasan,
prosedur atau fakta matematika akan dipahami secara
menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk suatu
jaringan (network) dengan keterkaitan yang kuat dan
banyak (Hiebert & Carpenter, 1992).

 Polya (Sumarmo, 1987) mengemukakan empat tingkat


pemahaman suatu hukum, yaitu pemahaman mekanikal,
pemahaman induktif, pemahaman rasional, dan
pemahaman intuitif
Pemahaman Matematik

 Seseorang dikatakan memiliki pemahaman mekanikal


suatu hukum jika ia dapat mengingat dan menerapkan
hukum itu secara benar
 Seseorang dikatakan telah memiliki pemahaman induktif
suatu hukum jika ia telah mencobakan hukum itu berlaku
dalam kasus sederhana dan yakin bahwa hukum itu
berlaku dalam kasus serupa
 Seseorang dikatakan telah memiliki pemahaman
rasional suatu hukum, apabila ia dapat membuktikannya
 Seseorang dikatakan telah memiliki pemahaman intuitif
jika ia telah yakin akan kebenaran hukum itu tanpa ragu-
ragu
Pemahaman Matematik
 Pemahaman Instrumental/Prosedural:
mengingat kembali sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan
sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu
secara algoritmik saja
 Pemahaman Relasional
mengaitkan sesuatu dengan hal lain secara benar dan menyadari
proses yang dilakukan
 Pemahaman konseptual (conceptual understanding), yaitu
pemahaman konsep-konsep matematika, operasi dan relasi dalam
matematika.
 Beberapa indikator dari kompetensi ini antara lain: dapat
mengidentifikasi dan menerapkan konsep secara algoritma, dapat
membandingkan, membedakan, dan memberikan contoh dan contoh
kontra dari suatu konsep, dapat mengintegrasikan konsep dan prinsip
yang saling berkaitan.
b. Penalaran Matematik

 Istilah penalaran diterjemahkan dari reasoning


yang didefinisikan sebagai proses pencapaian
kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber
yang relevan (Shurter dan Pierce, 1966)
 proses transformasi yang diberikan dalam
urutan tertentu untuk menjangkau kesimpulan
(Galloti dalam Matlin, 1994)
 Penalaran matematik adalah suatu proses
pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta
dan sumber yang relevan.
Indikator Penalaran Matematik
 Menarik kesimpulan logis
 Memberi penjelasan dengan menggunakan model
 Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi
matematik
 Menarik analogi dan generalisasi
 Menyusun dan menguji konjektur
 Memberikan contoh penyangkal
 Mengikuti aturan inferensi (sesuai)
 Memeriksa validitas argumen
 Menyusun argumen yang valid
 Menyusun pembuktian langsung, tak langsung
 Menggunakan induksi matematik
c. Komunikasi Matematik

 Komunikasi matematika (mathematical


communication) diartikan sebagai
kemampuan dalam menulis, membaca,
menyimak, menelaah, meng-
interpretasikan dan mengevaluasi ide,
simbol, istilah, serta informasi matematika.
Komunikasi Matematik
 Sumarmo (2003) mengungkapkan beberapa indikator yang dapat
mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa, antara lain:
 menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide
matematika;
 menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau
tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik atau bentuk aljabar;
 menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika;
 mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
 membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan
yang relevan;
 membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan
generalisasi.
d. Koneksi Matematik

 Koneksi matematis (mathematical connection)


didasarkan bahwa matematika sebagai body of
knowledge, yakni ilmu yang terstruktur dan utuh,
yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan. Selain itu, matematika merupakan
ilmu dasar yang digunakan sebagai alat dalam
pengembangan ilmu lainnya , serta matematika
sebagai ilmu yang dapat digunakan secara
langsung dalam memecahkan masalah
kehidupan manusia
Koneksi Matematik
 Koneksi matematik diartikan sebagai koneksi antartopik
matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, serta
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

 Koneksi sebagai standar proses dalam pembelajaran


matematika bertujuan untuk memperluas wawasan
pengetahuan siswa, memandang matematika sebagai
satu kesatuan, dan bukan sebagai materi yang berdiri
sendiri, serta mengenali relevansi dan manfaat
matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah
(Sumarmo, 2000)
Indikator Koneksi Matematik
 Untuk mengukur kemampuan koneksi matematika ini
Kusumah (2003) memberikan indikator:
 mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang
sama;
 mengenali hubungan prosedur atau proses matematika
atau representasi ke prosedur representasi yang
ekuivalen;
 menggunakan dan menilai kaitan antartopik matematika;
 menggunakan dan menilai kaitan antarmatematika
dengan disiplin ilmu lain;
 menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pemecahan Masalah Matematik

 Branca (dalam Utari, 1994) menyatakan bahwa


(1) pemecahan masalah merupakan tujuan
umum pembelajaran matematika, bahkan
jantungnya matematika; (2) penyelesaian
masalah meliputi metode, prosedur dan strategi
merupakan proses inti dan utama dalam
kurikulum matematika; dan (3) penyelesaian
matematika merupakan kemampuan dasar
dalam belajar matematika.
Pemecahan Masalah Matematik

 Menurut Polya, terdapat empat langkah dalam


pemecahan masalah, yakni:
 memahami masalah (understanding the
problem);
 membuat rencana penyelesaian (devise a plan
for solving it);
 melaksanakan rencana penyelesaian (carry out
your plan);
 mengecek kembali jawaban yang diperoleh
(looking back to examine the solution obtained).
Pemecahan Masalah Matematik

 Menurut Polya, terdapat empat langkah dalam


pemecahan masalah, yakni:
 memahami masalah (understanding the
problem);
 membuat rencana penyelesaian (devise a plan
for solving it);
 melaksanakan rencana penyelesaian (carry out
your plan);
 mengecek kembali jawaban yang diperoleh
(looking back to examine the solution obtained).
f. Representasi Matematik
 Representasi dapat diartikan sebagai suatu
konfigurasi pengetahuan yang dapat
mempresentasikan sesuatu yang lain ke dalam
bentuk yang berbeda.
 Menurut Goldin (dalam English, 2002) representasi
terdiri dari representasi internal dan eksternal.
Representasi internal merupakan suatu sistem
yang dibentuk secara psikologis dalam diri individu,
sedangkan representasi eksternal merupakan
kemampuan mengungkapkan dalam bentuk tulisan,
grafik, simbol, persamaan, diagram
Representasi Matematik
 Representasi matematik berguna bagi siswa maupun guru.
Bagi siswa, representasi berguna dalam: memahami konsep
matematika dan relasinya; mengkomunikasikan pendekatan
matematik, argumen dan pemahaman kepada diri sendiri dan
kepada orang lain; mengenal koneksi antar konsep dan
menerapkan matematika ke masalah yang realistik;
membantu memahami dan menyelesaikan masalah;
memberikan kesempatan untuk mempresentasikan ide-ide
matematik dalam cara yang masuk akal. Sedangkan bagi
guru, representasi berguna untuk memperoleh wawasan yang
berharga dari cara siswa menginterpretasi dan berpikir
matematik dengan memperhatikan representasi siswa, dan
untuk menjembatani dari representasi siswa ke representasi
yang konvensional bila diperlukan (NCTM, 2000).
Representasi Matematik
 Dalam belajar matematika dikenal 2 istilah objek yang
dapat diperoleh siswa, yakni objek langsung dan objek
tak langsung matematika. Objek tidak langsung, antara
lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah,
mandiri (belajar, bekerja), bersikap positif terhadap
matematika, tahu bagaimana semestinya belajar.
 Adapun ojek langsung matematika adalah fakta,
keterampilan, konsep, dan aturan (prinsip) (Bell, 1972;
Ruseffendi, 1999).
 Fakta berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan
simbol tertentu, contoh simbol bilangan, sudut, ruas
garis.
Representasi Matematik
 Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan objek, contoh segitiga, fungsi,
variabel.
 Definisi adalah ungkapan yang membatasi konsep.
 Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan
pengerjaan matematika lainnya.
 Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang
benar dan cepat. Misalnya, membagi sebuah garis menjadi 5
bagian yang sama panjang, menjumlahkan bilangan pecahan,
menentukan akar persamaan kuadrat.
 Prinsip adalah objek matematika yang kompleks. Prinsip
dapat terdiri dari beberapa fakta, beberapa konsep yang
dikaitkan oleh suatu relasi atau operasi. Prinsip dapat berupa
aksioma, sifat.
g. Berpikir Kreatif

 Indikatorberpikir kreatif
 Kelancaran
 Keluwesan
 Elaborasi
 Kepekaan
(Instrumen disertasi Sarson, 2005)
Contoh
 Soal Pemahaman Prosedural
Tentukan Persamaan garis yang melalui titik
A(3,5) dan B(-4,2)

 Soal Pemahaman Relasional


Tentukan persamaan garis yang melalui titk
(5,3) dan sejajar garis 3x + 2y – 1 =0
Contoh

 Soal Penalaran
 Jika a dan b merupakan akar-akar
persamaan kuadrat X2 – 6x + 5 =0, tentukan
persamaan kuadarat baru yang akar-akarnya
(a+2) dan (b+2)

 Rata-rata umur 10 siswa 17 tahun, tentukan rata-rata umur


mereka setelah 5 tahun yang akan datang
Contoh

 Soal Komunikasi Matematik


Data berikut merupakan tinggi badan dari 40 siswa SMA
INOVASI, tentukan rata-rata tinggi badan siswa tersebut

Tinggi Badan Frekuensi


150-154 5
…….. …
…….. …
…….. …
…….. …
Contoh

 Soal Koneksi Matematik


1). Jika keliling segitiga siku-siku sama kaki
adalah 6 cm, tentukan panjing salah satu sisi

segitiga tersebut (Bangun datar dengan


merasionalkan penyebut pecahan)
2) Tentukan nilai x yg memenuhi persamaan
log x + log (x + 3) = 1 (Logaritma dengan
persamaan kuadrat)
Contoh
 Soal Pemecahan Masalah Matematik

Soal penalaran, komunikasi, koneksi dengan masalah


faktuil, dll dimana yang dilihat dari sisi:
 Memahami masalah (menuliskan ygdiketahui, ditanya)
 Membuat rencana penyelesaian (ketepatan rumus yg
digunakan)
 Melaksanakan rencana penyelesaian (ketepatan
langkah penyelesaian);
 mengecek kembali jawaban (menulliskan *) jadi…..)
Terima Kasih
Selamat mencoba membuat
soal yg sesuai dg Daya
Matematik yg akan dinilai

Anda mungkin juga menyukai