Anda di halaman 1dari 61

PLANNING MINI PROJECT

PUSKESMAS MALINGPING

DOKTER INTERNSIP
PLAN 1

SOSIALISASI SMD DAN MMD


DESA
Peran masyarakat
SMD dan MMD

Kesadaran
masyarakat

Meningkatnya
Derajat
Kesehatan

Pelayanan
Kesehatan

Peran puskesmas
dan pemerintah
Apa itu SMD
(Survei Mawas Diri)

Kegiatan pengenalan masalah


kesehatan yang ada di masyarakat
dan dilakukan oleh kader dan
toma

“Dari Masyarakat untuk Masyarakat”


Bagaimana SMD dilakukan??
Kumpulkan Perumusan
masalah Kaji dan analisis masalah dan
Lakukan MMD
dengan masalah penggalian
Kuisioner potensi

Mendapatkan
solusi

Manfaat
• Masyarakat sadar akan adanya masalah
• Masyarakat mengethui besarnya masalah yang dimilki
• Menggali sumberdaya yang dimiliki desa
• Memiliki dasar untuk menyusun pemecahan masalah
Contoh Kuisioner
• Terdiri atas 5 sub
bab pertanyaan
• Total terdiri atas
112 butir
pertanyaan
MMD
SMD
Setelah data permasalahan di dusun sudah
diketahui, lalu dilanjutkan dengan kegiatan
MMD (Musyawarah Masyarakat Dusun)
APA ITU MMD
(MUSYAWARAH
MASYARAKAT
DUSUN)?
MUSYAWARAH MASYARAKAT DUSUN (MMD)

Merupakan suatu pertemuan:


• Dialog dan diskusi kesepakatan,
untuk identifikasi masalah dan
potensi hasil SMD.
• Pembobotan / Lembar Masalah,
untuk menyusun urutan prioritas
dan penentuan masalah yang akan
diatasi.
• Curah pendapat dan diskusi untuk
mencari penyebab masalah yang
akan diatasi
Musyawarah Masyarakat identifikasi masalah, potensi ,
Dusun (MMD) dan anlisis hasil SMD

menyusun urutan prioritas

penentuan masalah yang


akan diatasi.

pendapat dan diskusi untuk


Mencari alternatif mencari penyebab masalah
Tindak lanjut
pemecahan masalah yang akan diatasi
Sehingga akan terbentuk dusun yang SEHAT
dan CERDAS
PLAN 2
Standar Pelayanan Minimal
• PERATURAN 2\PMK No. 43 Th. 2016 Ttg
SPM.pdf

• Permenkes 43 Tahun 2016 tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
• Berlaku 3-10-2016
ANALISIS MASALAH SPM
Kerangka Teori Pendekatan Sistem

INPUT
Man PROSES OUTPUT OUTCOME
Money P1 Hasil Cakupan
P2 Kegiatan
Method Program
Material P3

Machine

LINGKUNGAN
Fisik
Non Fisik
Cakupan tidak sesuai target
Pencapaian < 100%
 MASALAH
Kerangka Pikir Masalah

Kesenjangan antara harapan atau tujuan


yang ingin dicapai dengan kenyataan
MASALAH sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa
tidak puas atau kerugian

Tiga Ciri-ciri masalah yaitu:


Tiga Syarat masalah yaitu:
 Menyatakan hubungan dua atau
lebih variabel  Adanya kesenjangan.
 Dapat diukur  Adanya rasa tidak puas.
 Dapat diatasi  Adanya rasa tanggung jawab
untuk menanggulangi masalah
tersebut.
Siklus Pemecahan Masalah
1. Idenifikasi
Masalah

8. Monitoring & 2. Penentuan


Evaluasi Prioritas Masalah

7. Penyusunan 3. Penentuan
Rencana Penerapan Penyebab Masalah

6. Penetapan 4. Memilih
Pemecahan Penyebab yang
Masalah Terpilih Paling Mungkin

5. Menentukan
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Identifikasi Masalah
PROGRAM PUSKESMAS YANG BERMASALAH

Hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Puskesmas (contoh) bulan Januari-Agustus

Cakupannya tidak sesuai target

Pencapaian < 100%

15 Masalah
PROGRAM-PROGRAM PUSKESMAS (CONTOH)
PERIODE JANUARI – AGUSTUS
YANG BELUM MENCAPAI TARGET SPM

No Program Pencapaian (< 100%)


1.
Setiap ibu hamil mendapaykan pelayanan kesehatan sesuai
standar (KEMENKES 2016) 98,24%
2.
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar (KEMENKES 2016) 98,90%
3.
Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar 49,11%
Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien
4.
IMS, waria/ transgender, penggunaan NAPZA dan warga binaan
lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standar 77,18%
5. Cakupan suspek TB paru 18,60%
6. Angka kesembuhan 83,34%
PROGRAM-PROGRAM PUSKESMAS (CONTOH) PERIODE
JANUARI – AGUSTUS
YANG BELUM MENCAPAI TARGET SPM

7.
Penemuan kasus TB BTA (+) (Case detection rate) 41,33%
8. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau
ditangani (sesuai standar) 0,00%
9.
Imunisasi polio 4 98,47%
10.
Imunisasi campak 96,20%
11.
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 92,14%
12.
Rumah tangga sehat 80,75%
13.
Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi 11,4%
14.
TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 29,9%
15.
Proporsi penduduk akses jamban 67,8%
Penentuan Prioritas Masalah
Teknik Prioritas Masalah
Metode Hanlon Kuantitatif
 Metode utk menentukan
prioritas masalah

(A + B) X C X D
3
Keterangan :
A : Besar Masalah (nilai 0-10)
B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)
C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-
5)
D : PEARL Factor (nilai 0 atau 1)
Kriteria A : Besar Masalah
Langkah 1
Besarnya Masalah
Pencapaian (<
No Program (Target -
100%) %pencapaian)

1. Setiap ibu hamil mendapaykan pelayanan kesehatan 98,24% 1,76%


sesuai standar (KEMENKES 2016)
2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan 98,90% 1,10%
kesehatan sesuai standar (KEMENKES 2016)
3. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas 49,11% 50,89%
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil,
pasien TB, pasien IMS, waria/ transgender,
4.
penggunaan NAPZA dan warga binaan lembaga 77,18% 22,82%
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar
5. Cakupan suspek TB paru 18,60% 81,4%
6. Angka kesembuhan 83,34% 16,66%
Kriteria A : Besar Masalah
Penemuan kasus TB BTA (+) (Case detection
7. 41,33% 58,67%
rate)
8. Cakupan balita dengan pneumoni yang 0,00% 100%
ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
9.
Imunisasi polio 4 98,47% 1,53%
10.
Imunisasi campak 96,20% 3,80%
11.
Setiap penderita hipertensi mendapatkan 92,14% 7,86%
pelayanan kesehatan sesuai standar
12.
Rumah tangga sehat 80,75% 19,25%
13.
Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 11,4% 88,60%
sanitasi
14.
TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 29,9% 70,10%
15.
Proporsi penduduk akses jamban 67,8% 32,20%
• k = 1 + 3,3 Log n
• k = 1 + 3,3 Log 15
• k = 1 + 3,3 x ( 1,18)
• k = 4,894 = 5 kelas
• Keterangan:
• n = jumlah masalah
• k = jumlah kelas
• Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgess
• LANGKAH 2
Langkah 2
Kriteria A: Besar Masalah
Kriteria A: Besar Masalah
Langkah 3
Nilai besar masalah : Terbesar 100 %
: Terkecil 1.10%

Interval: nilai terbesar – nilai terkecil


k

: 100 – 1.10  19.78%


5
Kriteria A : Besar Masalah
Langkah 4

Kolom/Kelas Skala interval Nilai


Skala 1 1,1 - 20,87 1
Skala 2 20,8 - 40,65 2
Skala 3 40,66 - 60,43 3
Skala 4 60,44 – 80,21 4
Skala 5 80,22 - 99 5
Kriteria A: Besar Masalah
Langkah 5
Besarnya masalah terhadap presentase
pencapaian
No Masalah 1,1 - 20,88 - 40,66 - 60,44 – 80,22 -
Nilai
20,87 40,65 60,43 80,21 99
(1) (2) (3) (4) (5)
Setiap ibu hamil
mendapaykan
1. pelayanan X         1
kesehatan sesuai
standar (KEMENKES
2016)
Setiap ibu bersalin
mendapatkan
pelayanan
2. X         1
kesehatan sesuai
standar (KEMENKES
2016)
Setiap warga negara Indonesia
usia 60 tahun keatas
3 mendapatkan skrining   X     3
kesehatan sesuai standar

Setiap orang beresiko terinfeksi


HIV (ibu hamil, pasien TB,
pasien IMS, waria/ transgender,
4. penggunaan NAPZA dan warga X       2
binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar

5. Cakupan suspek TB paru       X 5

6. Angka kesembuhan X       1

7. Penemuan kasus TB BTA (+)   X     3


(Case detection rate)

Cakupan balita dengan


8. pneumonia yang ditemukan       X 5
atau ditangani (sesuai standar)
Besarnya masalah terhadap presentase
No Masalah pencapaian Nilai
1,1 - 20,87 20,88 - 40,65 40,66 - 60,43 60,44 – 80,22 - 99
80,21
(1) (2) (3) (4) (5)
9. Imunisasi polio 4 X       1

10. Imunisasi campak X       1

Setiap penderita
hipertensi
11. mendapatkan X       1
pelayanan kesehatan
sesuai standar

12. Rumah tangga sehat X       1

Tempat-tempat
umum yang
13.       X 5
memenuhi syarat
sanitasi

TP2M yang
14. memenuhi syarat       X   4
sanitasi

Proporsi penduduk
15.   X     2
akses jamban
• Sangat besar =5
• Besar =4
penyebaran
• Cukup besar =3
• Kurang besar =2
Kecenderungan
• Sangat kurang besar =1
• Sangat ganas =5
• Ganas =4
• Cukup ganas =3
Kegawatan
• Kurang ganas =2
• Tidak ganas =1
• Sangat mendesak =5
• Mendesak =4
urgensi
• Cukup mendesak =3
• Kurang mendesak =2
Tingkat
• Tidak mendesak =1
Kriteria B: Kegawatan Masalah
Kriteria B: Kegawatan Masalah
Urgensi/ Kegawatan/ Penyebaran
No. Masalah mendesak keseriusan Nilai

1 Setiap ibu hamil mendapaykan pelayanan kesehatan 2.4 2.9 2.1 7.4
sesuai standar (KEMENKES 2016)
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan 3.3 3.8 3.4 10.5
sesuai standar (KEMENKES 2016)
Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas
3 2.7 2.3 2 7
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien
TB, pasien IMS, waria/ transgender, penggunaan NAPZA
4 dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) 3.4 3.5 3.9 10.8
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
5 Cakupan suspek TB paru 3 3.2 4.2 10.4

6 Angka kesembuhan 3.5 3.7 3.2 10.4


7. Penemuan kasus TB BTA (+) (Case detection rate)
3.3 3.2 4.2 10.7
8. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau
3.8 3.7 3.2 10.7
ditangani (sesuai standar)
Urgensi/ Kegawatan/
No. Masalah Penyebaran Nilai
mendesak keseriusan

9. Imunisasi polio 4 2.4 2.1 2.2 6.7

10. Imunisasi campak 3.1 2.7 3.6 9.4

11. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan 3.1 3.4 2.3 8.8
kesehatan sesuai standar

12. Rumah tangga sehat 2.3 1.6 4.3 8.2

13. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi 1.9 2.5 3.7 8.1

14. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 2.6 3.5 3.9 10

15. Proporsi penduduk akses jamban 3.1 2.5 3.4 9


Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan

Skoring

Sangat mudah ditanggulangi : 5


Mudah ditangulangi :4
Tidak mudah ditanggulangi :3
Cukup sulit ditanggulangi : 2
Sulit ditanggulangi :1
KRITERIA C: KEMUDAHAN DALAM
PENANGGULANGAN
No Masalah Nilai
Setiap ibu hamil mendapaykan pelayanan kesehatan
1 3.1
sesuai standar (KEMENKES 2016)
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan 3.6
kesehatan sesuai standar (KEMENKES 2016)
3 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas 3.3
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil,
pasien TB, pasien IMS, waria/ transgender,
4 penggunaan NAPZA dan warga binaan lembaga 2.2
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar
5 Cakupan suspek TB paru 3.2
6 Angka kesembuhan 2.7
7. Penemuan kasus TB BTA (+) (Case detection rate) 2.2
No Masalah Nilai

8. Cakupan balita dengan pneumoni yang 2


ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
9. Imunisasi polio 4 3.9

10. Imunisasi campak 4

11. Setiap penderita hipertensi mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar 3.3

12. Rumah tangga sehat 2.7


13. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 2.8
sanitasi
14. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 3.2

15. Proporsi penduduk akses jamban 2.2


KRITERIA D: PEARL FACTOR
Beberapa faktor yg saling menentukan dapat/tidaknya suatu
program dilaksanakan
(Skoring 0 atau 1)

Propriate Economic Acceptability

Resources
Availability Legality
KRITERIA D: PEARL FACTOR
Masalah Hasil Kali
P E A R L
Setiap ibu hamil mendapaykan
pelayanan kesehatan sesuai standar 1 1 1 1 1 1
(KEMENKES 2016)
Setiap ibu bersalin mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 1 1 1 1 1 1
(KEMENKES 2016)
Setiap warga negara Indonesia usia 60
tahun keatas mendapatkan skrining 1 1 1 1 1 1
kesehatan sesuai standar
Setiap orang beresiko terinfeksi HIV
(ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/ transgender, penggunaan 1 1 1 1 1 1
NAPZA dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar

Cakupan suspek TB paru 1 1 1 1 1 1

Angka Kesembuhan 1 1 1 1 1 1

Penemuan kasus TB BTA (+) (Case 1 1 1 1 1 1


detection rate)
Cakupan balita dengan pneumoni yang 1 1 1 1 1 1
ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
Imunisasi polio 4 1 1 1 1 1 1

Imunisasi campak 1 1 1 1 1 1

Setiap penderita hipertensi mendapatkan


1 1 1 1 1 1
pelayanan kesehatan sesuai standar

Rumah tangga sehat 1 1 1 1 1 1

Tempat-tempat umum yang memenuhi 1 1 1 1 1 1


syarat sanitasi

TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 1 1 1 1 1 1

Proporsi penduduk akses jamban 1 1 1 1 1 1


PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Suatu proses oleh kelompok secara
bersama dalam menentukan masalah
dari yang paling penting sampai masalah
yang kurang penting.

NPD (Nilai Prioritas NPT (Nilai Priotitas


Dasar) Total)
= (A + B) x C = (A + B) x C x D
Urutan Prioritas Berdasarkan
Perhitungan Hanlon Kuantitatif
Masalah A B C D NPD NPT Urutan
Prioritas
Setiap ibu hamil mendapaykan pelayanan
1 7.4 3.1 1 26.04 26.04 13
kesehatan sesuai standar (KEMENKES 2016)
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan
1 10.5 3.6 1 41.4 41.4 4
kesehatan sesuai standar (KEMENKES 2016)
Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun
keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai 3 7 3.3 1 33 33 6
standar
Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil,
pasien TB, pasien IMS, waria/ transgender,
penggunaan NAPZA dan warga binaan lembaga 2 10.8 2.2 1 28.16 28.16 12
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar
Cakupan suspek TB paru 5 10.4 3.2 1 49.28 49.28 1

Angka Kesembuhan 1 10.4 2.7 1 30.78 30.78 9

Penemuan kasus TB BTA (+) (Case detection


3 10.7 2.2 1 30.14 30.14 10
rate)
Masalah A B C D NPD NPT Urutan
Prioritas
Cakupan balita dengan pneumoni yang
5 10.7 2 1 31.4 31.4 8
ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
Imunisasi polio 4 1 6.7 3.9 1 30.03 30.03 11

Imunisasi campak 1 9.4 4 1 41.6 41.6 3

Setiap penderita hipertensi mendapatkan


1 8.8 3.3 1 32.34 32.34 7
pelayanan kesehatan sesuai standar

Rumah tangga sehat 1 8.2 2.7 1 24.84 24.84 14


Tempat-tempat umum yang memenuhi
5 8.1 2.8 1 36.68 36.68 5
syarat sanitasi

TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 4 10 3.2 1 44.8 44.8 2

Proporsi penduduk akses jamban 2 9 2.2 1 24.2 24.2 15


URUTAN PRIORITAS MASALAH
1. Cakupan suspek TB Paru

2. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

3. Imunisasi campak

4.Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan


sesuai standar

5. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi

6. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas


mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
7. Setiap penderita hipertensi mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar
8. Cakupan balita dengan pneumoni yang
ditemukan atau ditangani

9. Angka Kesembuhan

10. Penemuan kasus TB BTA (+) (Case detection


rate)
11. Imunisasi polio 4

12. Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/ transgender, penggunaan NAPZA dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar

13. Setiap ibu hamil mendapaykan pelayanan kesehatan sesuai standar

14. Rumah tangga sehat

15. Proporsi penduduk akses jamban


PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

METODE HANLON KUANTITATIF

PRIORITAS PERTAMA PRIORITAS KEDUA

PENCAPAIAN CAKUPAN MASALAH UTAMA


SUSPEK TB PARU (41.33%)
TEMPAT PEMBUATAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG MEMENUHI SYARAT SANITASI
BELUM MENCAPAI 100%
KAPUSKES
BOROBUDUR
KEJADIAN TB PARU TIDAK
TERDAPAT PERUBAHAN
DALAM ANGKA KEJADIAN

BUKAN MASALAH UTAMA


PERHITUNGAN SPM PUSKESMAS BOROBUDUR SURVEY LANGSUNG TPM DI DESA BIGARAN
JANUARI-AGUSTUS 2017 KAB MAGELANG

4 PRODUSEN
INDIKATOR TPM YANG MEMENUHI SYARAT SANITASI
(29.9%) 3 TEMPAT
1 TEMPAT
KRITERIA CUKUP BAIK KRITERIA KURANG BAIK

TARGET DINKES KAB MAGELANG TH 2017


(72%) TEKNIS LAPANGAN JUGA MASIH ADA TEMPAT-
TEMPAT YANG KURANG PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN UNTUK KELAYAKAN

MEMBAHAS PERMASALAHAN MENGENAI TEMPAT PEMBUATAN MAKAN DAN MINUMAN YANG


MEMENUHI SYARAT SANITASI`

ANASISIS
U/ MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH DENGAN METODE PENDEKATAN SISTEM
(INPUT, PROSES, LINGKUNGAN, OUTPUT)
Analisis Input Penyebab Masalah

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN


 Tenaga kesehatan yang sudah terlatih di  Kurangnya kerjasama lintas program
MAN bidangnya dan lintas sektoral
(Tenaga Kerja)  Kurangnya pemanfaatan tenaga
bantuan
 Tidak terdapatnya anggaran dana
MONEY
(Pembiayaan) untuk kesling karena alokasi dana
difokuskan untuk pengobatan
 Pembinaan dan pengawasan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih
 Indikator kesehatan dalam kegiatan
pengawasan berpedoman pada Dinas
 Pengelolaan, pendataan, pelaksaan
Kesehatan dan dikembangkan oleh
METHOD (Metode) hanya dilaksakan hanya dilakukan 1
Puskesmas sesuai dengan daerah
orang
wilayah Puskesmas
 Kurangnya program pada bagian
kesehatan lingkungan selain
pengawasan dan pembinaan
Analisis Input Penyebab Masalah
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
 Tidak terdapat masalah
 Tersedianya ruangan kesling
untuk mengolah data dan
MATERIAL menyimpan datal pengawasan
(Perlengkapan) kegiatan
 Tersedianya meja, kursi dan poster
mengenai kesehatan lingkungan
MACHINE  Sarana dan prasarana untuk
(Peralatan) pemeriksaan penunjang belum
tersediaseperti tidak tersedianya
lux lamp, pH meter dan
laboratorium lingkungan berjalan

 Masih rendahnya tingkat


kesadaran masyarakat mengenai
LINGKUNGAN kesehatan lingkungan karena
rendahnya tingkat pendidikan,
kepedulian dan kemampuan
Analisis proses DAN LINGKUNGAN Penyebab Masalah
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
- Pembinaan dan pengawasan tempat - Kurang meratanya target TP2M
P1
pembuatan dan makanan dan minuman yang akan diperiksa

- Inspeksi tempat pembuatan makanan dan


- Terbatasnya kewenangan untuk
minuman dalam kurun waktu tertentu melakukan penarikan makanan
- Pembinaan pada produsen makanan dan dan minuman yang tidak layak
minuman - Tidak tercapainya target
P2
- Intervensi langsung kepada produsen pembinaan dan pengawasan
yang tidak sesuai kelayakan tempat pembuatan makanan di

- Memberikan rekomendasi surat ijin lingkup kerja Puskesmas


Borobudur
produksi kepada BPOM
- Terdapat pencatatan dan pelaporan setiap • Kurangnya fasilitas untuk
P3 akhir bulan mengenai pembinaan dan melakukan penilaian
pengawasan pembuatan makanan
Diagram Fish Bone
MEMILIH PENYEBAB
YANG PALING MUNGKIN
MENENTUKAN
ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Alternatif Pemecahan Masalah
No. Masalah Alternatif pemecahan masalah
1 1. Merencanakan program yang
Kurangnya kerja sama lintas
melibatkan antar bidang di puskesmas
program dan lintas sektoral dan dinas terkait
2. Melakukan pelatihan tenaga kerja
secara rutin
2 Kurangnya anggaran dana 1. Pembuatan program yang terstruktur dalam
untuk bidang Kesehatan periode 1 tahun
2. Membuat dan mengajukan anggaran dana
Lingkungan
untuk program yang direncanakan

3 Fokus utama Puskesmas masih 1. Pembuatan program yang terstruktur


tertuju pada pengobatan dalam periode 1 tahun
2. Meningkatkan promotif dan preventif

4 Kurangnya sarana dan 1. Membuat anggaran dana untuk program


prasarana untuk menunjang yang direncanakan
pemeriksaan di lapangan
Diagram Alternatif Pemecahan Masalah
Merencanakan program yang
melibatkan antar bidang di
Kurangnya kerja sama lintas puskesmas dan dinas terkait
program dan lintas sektoral
Melakukan pelatihan tenaga kerja
secara rutin
Kurangnya anggaran dana untuk
bidang Kesehatan Lingkungan Pembuatan program yang
terstruktur dalam periode 1 tahun

Fokus utama Puskesmas masih Membuat dan mengajukan


tertuju pada pengobatan anggaran dana untuk program
yang direncanakan

Kurangnya sarana dan prasarana Meningkatkan promotif dan


untuk menunjang pemeriksaan di preventif
lapangan
Penentuan pemecahan masalah dengan kriteria matriks
MxIxV
C
Efektivitas program
• Magnitude ( m ) : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.
• Importancy ( I ) : Pentingnya cara penyelesaian masalah
• Vulnerability ( v ) : Sensitivitas cara penyelesaian masalah
• Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5
Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5
 
Efisiensi program
• Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost)
• Kriteria cost (c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya
mendekati 1.
Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Penyelesaian Nilai
Hasil akhir Urutan
Masalah Kriteria
(M x I x V) /
M I V C
C
1. Merencanakan program yang 5 5 5 4 31 I
melibatkan antar bidang di puskesmas
dan dinas terkait
2. Melakukan pelatihan tenaga kerja 5 4 4 5 16 II
secara rutin 3 4 3 4 9 III
3. Pembuatan program yang terstruktur 3 4 2 3 8 IV

dalam periode 1 tahun


4. Membuat dan mengajukan anggaran
dana untuk program yang direncanakan

5. Meningkatkan promotif dan preventif 4 3 2 4 6 V


Plan of Action
TENGKYU..

Anda mungkin juga menyukai