BENCANA SECARA
STRATEGIS
DASAR HUKUM
1. KEP MEN KES RI
No. 876/MENKES/SK/XI/2006
Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Penanganan Krisis dan masalah Kesehatan lain.
12 cm/yr
ACTIVE TECTONICS of INDONESIA: Crustal motions from GPS study (Bock et al, 2004)
Wilayah Rawan Bencana Tsunami
Maret 2006
Maluku ( Pulau Buru )
tsunami
Juli 2006
Gempa yang Terjadi Selama bulan Juli
2006: - Jawa Barat
- DI Yogyakarta tsunam
Sumut, Lampung, Bengkulu, Banten,
i
Pontianak, Bali, Gorontalo, Papua - Jawa Tengah
DUMOGA INOBONTO
2006 2007
2006
NAD (Aceh Tenggara)
Jawa Tengah (Brebes,
Rembang, Pekalongan,
Kudus)
Jawa Timur (Gresik
Trenggalek,Jember)
NTB (Sumbawa)
Sulawesi Utara
(Manado)
TABUKAN UTARA
KAB. KEPL.SANGIHE
2007
TAHUNA,
KAB KEPL. SANGIHE
2007
Status Waspada
G. Talang (Solok)
G. Kerinci (Kerinci)
G. Krakatau (Lampung,
Banten)
G. Papandayan (Garut)
G. Dieng (Wonosobo)
G. Semeru (Lumajang)
G. Soputan dan Lokon
(Minahasa, Tomohon)
Status Awas
G. Merapi (Magelang,
Boyolali, Klaten,
Sleman)
G. Karangetan (Sangihe)
GUNUNG SOPUTAN
2007
DKI Jakarta
Jawa Timur
Bali
Banten Jawa Barat
Kecelakaan Industri
Kecelakaan Transportasi Jatim (Gresik, Jombang,
Udara Sidoarjo, Bojonegoro)
Maluku (Maluku Tengah) NAD (Pidie)
Kecelakaan Transportasi Kecelakaan KA
Laut DKI Jkt (Jaksel)
Sumut (Tapteng, Nias) Jabar (Garut)
NTT (Selat Rote, Jateng
Rotendao) (Purwodadi)
MANAJEMEN BENCANA
MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
MITIGASI
MANAJEMEN MANAJEMEN
KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN PEMULIHAN
Pencegahan
PASCA
BENCANA
Rekonstruksi Pemulihan
B. Masalah-masalah yang terjadi dalam
penanganan korban saat bencana
DANA
SISTIM KESEHATAN
KESIAPAN SUMBER
BUKAN UTK BENCANA
DAYA MC ?
MASALAH
KOMUNIKASI, KETERBATASAN
INFORMASI, PENGGERAKKAN /
KOORDINASI TRANSPORTASI,
KURANG
SARANA-PRASARANA
SISTIM PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU (SPGDT)
KEPMENKES No 979/Menkes/SK/IX/2001
Prosedur tetap pelayanan kesehatan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi
1. Institusi pelayanan
2. SDM
3. Komponen penunjang
(komunikasi, trasnsportasi, & pembiayaan)
Safe community
SPGDT
COMM.PREPAREDNESS
PENCEGAHAN
MITIGASI
Awam Umum Petugas Dokter Dokter Spes
Awam Khusus Ambulans Perawat Perawat Spes
INFORMASI KOMUNIKASI
Quick Response
TRANSPORTASI
Masyarakat
Aman-Sehat
PRA RS ANTAR RS
PPGD
PUBLIC SAFETY CENTRE
Perlindungan diri bagi petugas dalam
tanggap darurat bencana
2. Pada ambulans :
- Rotator selalu dihidupkan
- Sirene
- Peralatan untuk ganti ban
- Senter
3. Parkir :
- Jarak dengan lokasi/kejadian : 15 m
- Kasus kebakaran, jarak 30 m, dan perhatikan
arah angin
4. Di tempat kejadian :
- Masuk di tempat bahaya minimal 2 org, ada jarak
satu dengan yang lain.
- Berkoordinasi dengan pihak keamanan, pemadam
kebakaran, toma
- Pakai alat proteksi diri : google, masker, sarung
tangan, celemek, sepatu dll
5. Safety lingkungan :
- Perhatikan bahaya yg mengancam
seperti : api, bom, listrik, reruntuhan,
bahan kimia
B. Protokol Safety saat bencana
1. Umum
- Koordinasi dgn instansi setempat, mis :
sekolah, dll
- Pendekatan toma dan toga
- KIE atas dasar netralitas
- Menyiapkan jalur/ koridor penyelamat diri yg
hanya diketahui oleh tim dgn logistik yg cukup
- Penetapan kriteria kapan tindakan penyelamatan
diri dilakukan.
2. Khusus
- Pakai atribut/indentitas khusus
- Tempat tugas (RS lapangan, Posko diberi tanda
pengenal khusus, mis bendera)
- Penggunaan ambulans ttt dgn pengenal khusus utk
transportasi
- Alat komunikasi (HP, HT dll)
- Buat jejaring kerjasama dgn petugas keamanan
setempat.
- Hanya memasuki daerah yg dinyatakan aman
- Utk daerah konflik :
- Petugas kesehatan ambil jarak dgn petugas
keamanan
-Tdk menggunakan kendaraan petugas keaman
Posko pelayanan tanggap darurat bencana
A. Penyediaan posko pelayanan kesehatan
yg perlu diperhatikan :
1. Mendirikan tenda :
- Tempat yang lapang dan datar
- Mudah dijangkau
- Perlu penyekatan dalam tenda
2. Siapkan penerangan selama 24 jam :
- Petromax, lampu tempel, senter, genset
3. Sarana pendukung :
- Air bersih, jamban, TPS
4. Sarana administrasi
5. Tissue basah atau bahan antiseptik lain
B. Pengelolaan obat di Posko
1. Pengelolaan obat :
- Perhitungan kebutuhan
- Pengadaan
- Penyimpanan
- Penyiapan dan peracikan
- Penggunaan dan pelayanan
- Pencatatan dan pelaporan
2. Penggolongan obat
3. Penerimaan dan penyimpanan obat di Posko :
- Memeriksa kondisi dan kualitas obat
- Tanggal kadaluwarsa
- Memeriksa jumlah obat yg diterima
- Buat catatan penerimaan dan
pemakaian
- Dokumentasi seluruh hasil pemeriksaan
- Simpan obat sesuai ketentuan
C. Penyediaan dan pengawasan makmin (food security)
1. Pelayanan gizi
- Bila belum tersedia mak maka berikan
makanan yang siap saji (makanan kaleng, buah-
buahan, roti).
2. Penyediaan jamban :
- Parit dangkal (90-150 x 30Cm atau
3,3 x 3,5m /100org)
- Parit dalam (5,6 m x 40 cm/20 org)
3. Sanitasi makanan :
Alat makan desinfeksi dgn air mendidih kira-kira
5mnt, dgn senyawa amonium 20 mg/l kira-kira
2mnt.
4. TPS
Buat parit : - 1 m x 1,5 m x 2 m utk 200 org
- Penuh dalam satu minggu
5. Pengendalian vektor
- Pengelolaan lingkungan dan pengendalian dgn
insektisida :
- menghilangkan tempat perindukan vektor
- mengurangi jumlah lalat dan tikus
Caranya : - Tutup tempat sampah
- Buat saluran limbah
- Kebersihan lingkungan
- Pasang kawat kasa dan kelambu
- Penyemprotan :
Perhatikan waktu pukul 6 – 10 pagi,
pintu jendela dibuka,
makmin/alat-alat dapur ditutup
SAFE COMMUNITY :
Gerakan masyarakat menuju masyarakat yang
sehat, aman dan sejahtera yang terdiri dari aspek
CARE meliputi aspek promotif, preventif dan
mitigasi ; serta aspek CURE yang merupakan
respons cepat dalam hal terjadi keadaaan gawat
darurat dan tindakan rehabilitasi.
PERENCANAAN DARURAT
PERENCANAN DARURAT
LINGKUP PENILAIAN
• ASPEK MEDIS, untuk menilai dampak
pelayanan medis terhadap korban & potensi
pelayanan kesehatan.
• ASPEK EPIDEMIOLOGI, untuk menilai
potensi munculnya KLB penyakit menular
pada periode pasca kejadian / bencana.
• ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN, untuk
menilai masalah yang terkait dengan sarana
kesehatan lingkungan yang diperlukan bagi
pengungsi & potensi yang dapat
dimanfaatkan.
MEMPERSIAPKAN RHA :
HASIL ?
HASIL ?
BUAT PETA SECARA KASAR, YANG MEMUAT:
1. LUAS DAERAH BENCANA.
2. PERSEBARAN PENDUDUK YANG MENGUNGSI
3. TEMPAT PENGUNGSIAN, DLL
4. LOKASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
(PUSKESMAS, RUMAH SAKIT, DLL).
5. SUMBER-SUMBER AIR BERSIH.
6. AKSES JALAN KE SARANA PELAYANAN KESEHATAN
7. PERSEBARAN BREEDING PLACES VECTOR.
WAWANCARA
1. PEJABAT DAERAH.
2. PETUGAS KESEHATAN, TERMASUK DI
RUMAH SAKIT
3. PERORANGAN (TOMA, TOGA, GURU, DLL)
INFORMASI YANG DIJARING:
1. KEADAAN SEBELUM BENCANA.
2. DATA-DATA KORBAN (meninggal, luka, pengungsi)
3. SDM KESEHATAN YANG BISA DIMANFAATKAN,
4. POTENSI YANG TERSEDIA DI RUMAH SAKIT
5. KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI.
6. ENDEMISITAS PENYAKIT
7. MASALAH GIZI.
8. KETERSEDIAAN OBAT, BAHAN DAN ALAT YANG
MASIH BISA DIPAKAI.
9. POTENSI KEMAMPUAN RESPONSE KESEHATAN
10. DLL.
ANALISIS HASIL LAPANGAN, terhadap (1) :
REKOMENDASI
UPAYA PENANGGULANGAN
HASIL RHA ???
REKOMENDASI, a.l. memuat:
• Bantuan obat-obatan, bahan dan alat.
• Bantuan tenaga medis/paramedis, survailans dan
kesehatan lingkungan.
• Penyakit menular yang perlu diwaspadai.
• Sarana kesehatan lingkungan yang memerlukan
pengawasan & perbaikan serta yang perlu dibuat.
• Pengelolaan makanan.
• Bantuan lain yang diperlukan baik dari tingkat
diatasnya maupun dari sumber lain.
waktu
KEGAWATDARURATAN
SEHARI-HARI
Kecelakaan Lalin, laut, udara
Tawuran, Demo
Kegawatdaruratan kesehatan, dll
Sumber: Antara
DAMPAK PERMASALAHAN KESEHATAN
70
REVITALISASI SPGDT
Quick Response
TRANSPORTASI
Masyarakat
Aman-Sehat
( Comm.Prepardness )
Pasien Ambulans PUSKESMAS
RS Kelas C RS Kelas
B/A
Intra RS Intra RS
RS
Pra RS
Public Safety Center ANTAR RS
(AGDT 118/119, 110/112,113) AGDT 118/119
SUMBER DAYA KESEHATAN
Posyandu: 266.287 DESA SIAGA ? TINGKAT KAB/KOTA
Poskesdes: 51.996 KADER PEMBERDAYAAN PROVINSI-REGIONAL
Poskestren: 1.040 MASYARAKAT?
PUSAT
Inventarisasi
Pustu Standarisasi
(23.059)
Kebijakan
Puskesmas Klinik (Mobilisasi)
Non Perawatan TRC
Pelatihan
(6.304)
Puskesmas
Perawatan
(3.019) Balai
Kesehatan
(5241)
RS Bergerak
(24)
RS 72
(1.833)
UPAYA PASCA BENCANA
73
BAGAIMANA PERAN
•
PERAWAT
Keperawatan Bencana ( Disaster
Nursing) adalah praktek
keperawatan pada situasi dimana
para profesional, peralatan,
fasilitas terbatas/ tidak ada
• Adaptasi keterampilan perawat
profesional dalam memenuhi
perawatan fisik dan emosional
akibat bencana
• Tujuan
– Mengurangi dampak bencana
pada kehidupan manusia dan
kesehatan
– Berpartisipasi dalam upaya
koordinasi untuk mengurangi
kehilangan nyawa, kerusakan
sarana, sosial ekonomi
– Mengawali rehabilitasi
KEPERAWATAN BENCANA
BERBASIS KOMUNITAS
• Perawat komunitas merupakan bagian integral dalam upaya
perencanaan dan implementasi, terlibat sebagai perencana,
edukator, pemberi pelayanan langsung
• Bertindak sebagai community survey assessment atau triage
officer sesudah bencana terjadi
• Berpartisipasi aktif dalam manajemen disaster sebagai perawat
komunitas yang melindungi kesmas sebelum,selama dan sesudah
bencana
• Pengetahuan patofisiologi penyakit dan epidemiologi dalam
hubungannya dengan skill pengkajian komunitas penting dalam
emergency preparedness dan response
• Harus mengerti siklus disaster dan dapat berintegrasi di setiap
fase
• Berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan pelayanan keehatan
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BENCANA
FASE BENCANA
THE DISASTER MANAGEMENT
CYCLE
PREPAREDNESS
Aktifitas sebelum bencana :
pelatihan/training Emg, rencana
kesiapsiagaan, warning system
RESPONSE
Atifitas selama bencana: pencarian,
penyelamatan, emergency operation
RECOVERY
Aktifitas sesudah bencana : penampungan
sementara,proses klaim dan hibah,
perawatan medis jangka panjang,
konseling
MITIGATION
Aktifitas mengurangi efek bencana
:analisis kerentanan, pendidikan publik
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
KOMUNITAS
• Mengkaji komunitas
• Riwayat bencana
• Ketersediaan personil
dalam komunitas
• Instansi lokal
• Faskes yang tersedia
DIAGNOSIS
• Mendiagnosis ancaman
bencana di komunitas
• Menetapkan ancaman
aktual dan potensial
PERENCANAAN