Ca Nasopharynx 2
Ca Nasopharynx 2
Karsinoma adalah jenis keganasan nasofaring yang paling umum. Terdapat berbagai jenis Ca Nasophraynx
● limfoma
● rhabdomyosarcoma pada anak-anak
● plasmacytoma (soliter atau bagian dari multiple myelomatosis umum)
● chordoma (dari sisa notochord)
● karsinoma kistik adenoid (dari kelenjar ludah minor) dan melanoma .
Jenis limfoma non-Hodgkin lebih umum daripada Hodgkin. Hampir semuanya adalah tipe sel B. Rhabdomyosarcoma embrional
muncul sebagai polip di nasofaring.
Epidemiologi
● Kanker nasofaring paling umum terjadi di Cina terutama di negara bagian selatan dan Taiwan.
● Insidennya di kulit putih Amerika Utara adalah 0,25%, sementara itu 18% di Cina Amerika.
● Orang Tionghoa yang lahir di Amerika memiliki kejadian yang lebih rendah daripada mereka yang lahir di Cina.
● Kanker nasofaring jarang terjadi di India dan hanya 0,41% (0,66% pada pria dan 0,17% pada wanita) dari semua kanker
kecuali di wilayah Timur Laut di mana orang-orang sebagian besar berasal dari Mongoloid.
● Orang-orang di Cina Selatan, Taiwan dan Indonesia lebih rentan terkena kanker ini.
● Sering terjadi pada usia 40 dan 50 tahun
● Dan paing sering terjaid pada pria daripada wanita
Nasopharynx
carcinoma
KELOMPOK 11
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi pastinya tidak diketahui. Faktor yang bertanggung jawab adalah :
● · Genetik
Orang Cina memiliki kerentanan genetik yang lebih tinggi terhadap kanker nasofaring. Bahkan setelah migrasi ke negara lain
mereka terus mengalami insiden yang lebih tinggi.
Virus EB memiliki dua antigen penting: antigen kapsid virus (VCA) dan antigen dini (EA). Antibodi IgA dari EA sangat
spesifik untuk kanker nasofaring tetapi memiliki sensitivitas hanya 70-80% sedangkan antibodi IgA dari VCA lebih
sensitif tetapi kurang spesifik. Antibodi AgA terhadap EA dan VCA harus dilakukan untuk skrining pasien kanker
nasofaring.
● Environmental
Polusi udara, asap tembakau dan opium, asap dari pembakaran dupa dan kayu semuanya telah menjadi penyebabnya.
● Smoking
·
Etiologi dan Faktor Resiko
❖ · Dietary
➢ Nitrosamin dari ikan asin kering dan makanan yang diawetkan.
➢ Diet deficient in vitamin C, fresh fruits, carotene, or fiber intake. Vitamin C blocks nitrosification of amines.
·
Grading
·
Staging
·
Gambaran Histopathology
Localized Features secara umum dapat muncul dalam tiga bentuk:
1. Proliferative. Ketika tumor polypoid berada hingga ke nasofaring dan menyebabkan gejala hidung obstruktif.
1. Nose: Unilateral nasal obstruction and blood stained discharge, denasal speech (rhinolalia clausa).
2. Ears: Gangguan pendengaran konduktif unilateral, otalgia, otitis media serosa atau supuratif (akibat obstruksi tuba
Eustachius), tinitus dan Dizziness. Tumor bisa masuk ke telinga tengah melalui tuba Eustachius.
Pathogenesis
Pathogenesis
Maniferstasi Klinis
Gambaran paling umum dari kanker nasofaring adalah limfadenopati serviks (60-90%) diikuti dengan urutan menurun oleh :
● Hearing loss
● Nasal obstruction
● Epistaxis
● Cranial nerve palsies (CN VI most common)
● Headache
● Earache
● Neck pain
● Weight loss
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Gejala yang muncul dapat berupa telinga terasa penuh, tinnitus, otalgia, hidung tersumbat, lendir
bercampur darah. Pada stadium lanjut dapat ditemukan benjolan pada leher, terjadi gangguan
saraf, diplopa, dan neuralgia trigeminal (saraf III, IV, V, VI).
2. Pemeriksaan Fisik
● Rinoskopi posterior
● Nasofaringoskop ( fiber / rigid )
● Laringoskopi
Pemeriksaan nasoendoskopi dengan NBI (Narrow Band Imaging) digunakan untuk skrining, melihat
mukosa dengan kecurigaan kanker nasofaring.
DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan LAB
CT scan
Pemeriksaan radiologik berupa CT scan nasofaring mulai setinggi sinus frontalis sampai dengan
klavikula, potongan koronal, aksial, dan sagital, tanpa dan dengan kontras.
MRI
Untuk menilai metastasis organ-organ intra abdomen. Apabila dapat keraguan pada kelainan yang
ditemukan dapat dilanjutkan dengan CT Scan Abdomen dengan kontras.
Foto Thoraks
Untuk melihat adanya nodul di paru atau apabila dicurigai adanya kelainan maka dilanjutkan dengan CT
Scan Thoraks dengan kontras.
Biopsi
● Diagnosis pasti berdasarkan pemeriksaan PA dari biopsi nasofaring BUKAN dari Biopsi Aspirasi Jarum
Halus (BAJH) atau biopsi insisional/eksisional kelenjar getah bening leher.
● Dilakukan dengan tang biopsi lewat hidung atau mulut dengan tuntunan rinoskopi posterior atau
tuntunan nasofaringoskopi rigid/fiber.
Pembesaran kelenjar leher yang diduga keras sebagai metastasis tumor ganas nasofaring yaitu, internal
jugular chain superior, posterior cervical triangle node, dan supraclavicular node jangan di biopsi terlebih dulu
sebelum ditemukan tumor induknya. Yang mungkin dilakukan adalah Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJH)
6. Audiogram tidak hanya menegakkan diagnosis otitis media tetapi juga penting untuk efek samping radiasi
dan kemoterapi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.
DIfferential Diagnosis
● Limfoma Malignum
● Proses non keganasan (TB kelenjar)
● Metastasis (tumor sekunder)
MANAGEMENT
MANAGEMENT: RADIOTERAPI
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi seperti sinar-X atau proton untuk membunuh sel kanker
atau untuk mengecilkan sel kanker dan untuk mengobati metastasis jauh
● Pemberian radioterapi dalam bentuk IMRT lebih terpilih dibandingkan dengan 3D-CRT
● Indikasi 3D-CRT/IMRT juga dapat diindikasikan untuk tindakan radiasi:
○ Sebagai booster tumor primer
○ Kasus residif
○ Sebagai pengganti tindakan brakhiterapi
MANAGEMENT: OBAT-OBATAN SIMPTOMATIK
● Reaksi akut pada mukosa mulut, berupa nyeri untuk mengunyah dan menelan → obat
kumur yang mengandung antiseptik dan astringent, (diberikan 3 – 4 sehari).
● Tanda-tanda moniliasis → antimikotik.
● Nyeri menelan → anestesi lokal
● Nausea, anoreksia → terapi simptomatik.
MANAGEMENT: KEMOTERAPI
Kemoterapi menggunakan obat khusus untuk mengecilkan atau membunuh sel kanker dan untuk
mengobati metastasis jauh
● Beberapa kanker nasofaring stadium III dan IV dapat disembuhkan dengan radioterapi saja tetapi
angka kesembuhan menjadi dua kali lipat bila kemoterapi dikombinasikan dengan radioterapi.
● Kemoterapi dapat diberikan secara bersamaan atau pasca radioterapi.
● Terapi sistemik pada Karsinoma Nasofaring adalah dengan kemoradiasi dilanjutkan dengan
kemoterapi adjuvant, yaitu Cisplatin + RT diikuti dengan Cisplatin/5-FU atau Carboplatin/5-FU. Dosis
preparat platinum based 30-40 mg/m2 sebanyak 6 kali, setiap seminggu sekali.
Terapi sistemik pada Karsinoma Nasofaring kasus
Rekuren/Metastatik:
Terapi Kombinasi
Terapi Tunggal
● Cisplatin
● Carboplatin
● Paclitaxel
● Docetaxel
● 5-FU
● Methotrexate
● Gemcitabine
● Capecitabine
MANAJEMEN: NUTRISI
1. Kebutuhan nutrisi umum
Kebutuhan energi
○ Idealnya, perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker ditentukan dengan kalorimetri indirek.
○ Apabila tidak tersedia, penentuan kebutuhan energi pada pasien kanker dapat dilakukan dengan
formula standar, misalnya rumus Harris Benedict yang ditambahkan dengan faktor stres dan
aktivitas, tergantung dari kondisi dan terapi yang diperoleh pasien saat itu.
○ Penghitungan kebutuhan energi pada pasien kanker juga dapat dilakukan dengan rumus rule of
thumb:
MANAJEMEN: NUTRISI
b. Makronutrien
● Mempertahankan dan memperlambat kecepatan penurunan BB, meskipun tidak menambah BB pasien.
● Anjuran asupan harian 2 gram asam eikosapentaenoat atau eicosapentaenoic acid (EPA).
● Jika tidak memungkinkan untuk diberikan, pasien dapat dianjurkan untuk meningkatkan asupan bahan makanan
sumber asam lemak omega-3, yaitu minyak dari ikan salmon, tuna, kembung, makarel, ikan teri, dan ikan lele.
FOLLOW UP
b. Bone Scan untuk menilai respons terapi terhadap lesi metastasis tulang.
Sel kanker yang menyebar ke area lain dari tubuh (metastasis jauh) paling sering
berjalan ke tulang, paru-paru dan hati.
PROGNOSIS
Prognosis pada pasien keganasan paling sering dinyatakan sebagai survival rate 5
tahun. Menurut AJCC tahun 2010, survival rate 5-tahun pada pasien dengan KNF
Stadium I hingga IV secara berturutan sebesar 72%, 64%, 62%, dan 38%.
Statistics adapted from the American Cancer Society's (ACS) website (accessed January
2020) and the ACS publication
Stay at Home, Stay Creative!