Tutor B2 Pre-Eklampsia
Tutor B2 Pre-Eklampsia
KELAS B2 2016
260110160080 Syahida Azahra Nurul Haq
260110160096 Athiyagusti P P
•Mons Pubis adalah bantalan jaaringan lemak dan kulit yang terletak diatas tulang
kemaluan. Bagian ini akan ditutupi rambut saat masa pubertas.
•Labia mayora dua lipatan kulit yang membatasi bagian vulva. Lipatan ini merentang
ke bawah dari mons pubis dan menyatu pada sisi posterior perineum.
•Labia minora adalah dua lapitan kecil yang terletak di antara labia mayora.
•Klitoris homolog dengan penis ada laki-laki. Terdiri atas akar, batang, dan glan klitoris
yang banyak mengandung saraf serta sangat sensitif.
ORGAN REPRODUKSI EKSTERNA PADA WANITA
•Vestibula area yang dikelilingi labia minora dan menutupi mulut uretra, mulut vagina,
dan duktus kelenjar bartolin.
•Mulut vagina terletak dibawah ofisium uretra terdapat Himen atau selaput dara yang
bentuknya bervariasi yang melingkari mulut vagina.
•Perineum area yang terbentuk dari korpus perineum. Tempat bertemunya otot-otot
dasar panggul yang ditutupi oleh kulit.
(Sloane, 2004)
ORGAN REPRODUKSI INTERNA PADA WANITA
•Vagina merupakan jalur lahir bayi danaliran menstruasi. Fungsi dari vagina adalah
sebagai organ kopulasi bagi wanita
•Uterus organ tunggal muskular yang memiliki rongga. Uterus adalah tempat
perkembangan bayi. Terdiri atas beberapa lapisan yaitu endometrium, miometrium,
dan para metrium. Uterus terdiri dari:
➔ Fundus Uteri
➔ Corpus uteri
➔ Serviks uteri
•Ovarium tempaat terjadinya perkembangan folikel ovarian dan tempat dihasilkan
ovum untuk pembuahan.
•Tuba Fallopi adalah tempat menerima atau mentransport oosit ke uterus setelah
terjadinya ovulasi. Tuba fallopi juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi, yang
biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.
(Sloane, 2004)
FISIOLOGI KEHAMILAN
•Trisemester I dimana suplai daraah kedalam rahim meningkat
•Trisemester II ukuran jantung membesar, volume darah mulai meningkat akan tetaapi
tekanan darah cenderung menurun.
•Trisemester III Volume darah semakin meningkat dari semula. Jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga mengakibatkan pengenceran darah
(Jannah, 2012)
FISIOLOGI KEHAMILAN
Pada saat terjadinya kehamilan maka akan terjadi perubahan baik secara anatomi,
fisiologi, dan juga biokimia. Berikut beberapa perubahan yang terjadi paada ibu
hamil :
•Sistem endokrin adanya hormon hCG, hPL, estrogen dan progesteron. Peningkatan
hormon ekstrogen memicu pembesaran uterus, buah dada dan organ genital. Hormon
progesteron akan memicu pertumbuhan endometrium, penurunan kontaksi raahim,
dan lainnya.
•Saluran Pencernaan sekresi air ludah bertambah dan menjadi lebih asam.
Perubahan metabolisme glukosa (diabetes gestational), sering terjadi sembelit atau
kontipasi
•Ginjal dan saluran kemih terdapat perubahan fungsi ginjal yang disebabkan oleh hormon
kortisol, aldosteron, ACTH, dan ADH. Medula ginjal melebar, Aliran plasma meningkaat
sampai 25-50%, dan dapat juga mengakibatkan glukosuria dan proteinuria.
•Kardiovaskular perubahan yang mencolok adalaah kenaaikan serum plasma sampai
dengan 50% dan biasanya diikuti dengan peningkatan hemoglobin sampaai 20% yang
biasanya terjadi pada trisemester II.
•Hati Alkaline fosfatase serum meningkat dua kali lipat. Kadar albumin lebih banyak
daripada globulin. Waktu pengosongan cairan empedu lebih pendek, cairan empedu lebih
kental dan bisa mengakibatkan batu empedu
(Suliatyoningsih, 2011)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Terdapat empat hipotesis yang mendasari patofisiologi dan patogenesis Selain itu, terdapat dua tahap, yaitu perubahan perfusi plasenta dan
dari preeklampsia, yaitu: sindrom maternal.
1. Iskemia Plasenta
Peningkatan deportasi sel tropoblast yang akan menyebabkan
kegagalan invasi ke arteri sperialis dan akan menyebabkan ✔Tahap pertama terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan.
iskemia pada plasenta. Pada fase ini terjadi perkembangan abnormal remodelling dinding
2. Mal Adaptasi Imun arteri spiralis. Abnormalitas dimulai pada saat perkembangan
Terjadinya mal adaptasi imun dapat menyebabkan dangkalnya plasenta, diikuti produksi substansi yang jika mencapai sirkulasi
invasi sel tropoblast pada arteri spiralis dan terjadinya disfungsi
endothel yang dipicu oleh pembentukan sitokin, enzim maternal menyebabkan terjadinya sindrom maternal.
proteolitik, dan radikal bebas.
3. Genetic Inprenting ✔Tahap kedua atau disebut juga fase sistemik.
Terjadinya preeklampsia dan eklampsia didasarkan pada gen Fase ini merupakan fase klinis preeklampsia, dengan elemen pokok
resesif tunggal atau gen dominan dengan penetrasi yang tidak respons inflamasi sistemik maternal dan disfungsi endotel.
sempurna.
4. Perbandingan Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan Toxicity
Preventing Activity (TxPA) (Mirtha, 2015).
Sebagai kompensasi untuk peningkatan energi selama kehamilan,
asam lemak non-esterifikasi akan dimobilisasi. Pada wanita hamil
dengan kadar albumin yang rendah, pengangkatan kelebihan
asam lemak non-esterifikasi dari jaringan lemak ke dalam hepar
akan menurunkan aktivitas antitoksik albumin sampai pada
titik dimana VLDL terekspresikan. Jika kadar VLDL melebihi
TxPA maka efek toksik dari VLDL akan muncul.
(Dekker dan Sibai, 2008).
Patofisiologi
Terjadi ketidakseimbangan
produksi zat-zat yang bertindak
sebagai vasodilator seperti
Disfungsi dan kegagalan organ prostasiklin dan nitrat oksida,
dibandingkan dengan
seperti penyempitan pembuluh
vasokonstriktor seperti endothelium
darah sistemik yang ditandai I, tromboxan, dan angiotensin II.
dengan hipertensi. (Robert dan Hubel,
2004).
UJI KLINIS
Uji Klinis
Klinis Nilai pada Pasien Nilai Normal Keterangan
(PNPK, 2016)
Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan kondisi pemberatan preeklampsia atau preklampsia
berat adalah salah satu dibawah ini :
•Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan
berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
•Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
•Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada
kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
•Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah
epigastrik / regio kanan atas abdomen
•Edema Paru
•Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
•Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal
Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
(PNPK, 2016)
Terapi yang Direkomendasikan
Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin,
untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang.
Antihipertensi
Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hidralazine atau labetalol parenteral.
(Podymow and August, 2013)
(Podymow and August, 2013)
FITOTERAPI
Fitoterapi
Belum ada penelitian yang menunjukkan tanaman herbal yang efektif dan aman untuk mengobati preeklampsia
maupun hipertensi pada ibu hamil. Tetapi beberapa tanaman berikut ini dapat digunakan untuk mengobati hipertensi
AKAR SELEDRI
Senyawa Apigenin bersifat vasodilator dengan cara menghambat pelepasan Ca sehingga terjadi hiperpolarisasi,
tekanan darah menurun serta membantu menurunkan hormon stres di dalam darah. Selain itu, senyawa Manitol
bersifat diuretik yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh sehingga
berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah
Dosis
500 mg, 1 kapsul per hari maksimal pemakaian 7 hari
Efek Samping
- Pada ibu hamil, penggunaan dalam jumlah besar memungkinkan menimbulkan kontraksi uterus dan
menyebabkan keguguran
- Dapat meningkatkan resiko pendarahan ketika digunakan dalam jumlah jumlah besar
- Pada ginjal, dapat menyebabkan inflamasi sehingga harus dihindari pada penderita penyakit ginjal
Fitoterapi
TEH ROSELLA
Cara penggunaan:
(Jensen, 2002).
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
Terapi Non Farmakologi
01
Melakukan diet makanan
04 Makan makanan sehat
Mengatur makanan dengan diet rendah garam, lemak,
Hindari makanan yang digoreng seperti
karbohidrat dan juga makanan yang tinggi protein.
junkfood, minum alcohol dan yang
02 Istirahat yang cukup berkafein. Dan dianjurkan untuk makan
Pasien dianjurkan untuk mengurangi gerakan makanan yang berserat.
yang berlebih dan lebih memperbanyak duduk
dan berbaring
Perbanyak minum air putih agar tidak Terapi relaksasi ini bisa meringankan
kekurangan cairan. Dianjurkan minum 6 pikiran , keluhan , emosi tidak stabil, stress,
– 8 gelas sehari mual, juga nyeri pada badan pasien.
Terapi Non Farmakologi
07 YOGHURT
Efek Samping : mual, muntah, haus, flushing kulit, hipotensi, aritmia, Mg Sulfat
koma, depresi napas, ngantuk, bingung, hilang refleks tendon, lemah otot;
kolik dan diare pada pemberian oral. (Pionas, 2019)
Peringatan:
riwayat gangguan hati; gangguan ginjal; menurunkan dosis awal pada gagal
ginjal; disarankan untuk melakukan hitung darah dan uji fungsi hati; riwayat
depresi
Kontraindikasi:
depresi, penyakit hati aktif. Metildopa
Efek Samping:
gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk,
diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi, kerusakan hati, anemia hemolitik,
sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, hidung tersumbat.
Dosis:
oral, 250 mg 2-3 kali/hari, secara bertahap dinaikkan dengan selang waktu 2
hari atau lebih; dosis maksimum sehari 3 g;(PIONAS, 2019)
PIO (3/3)
Indikasi: hipertensi (termasuk hipertensi pada kehamilan, hipertensi dengan angina,
dan hipertensi setelah infark miokard akut); krisis hipertensi; mendapatkan hipotensi
yang terkendali pada anestesia.
Peringatan:
Kerusakan hati. Kerusakan sel-sel hati yang berat dilaporkan setelah pengobatan
jangka pendek maupun jangka panjang. Uji laboratorium yang sesuai diperlukan pada
saat pertama kali muncul gejala disfungsi hati. Jika ada bukti kerusakan (atau jika
terjadi sakit kuning), labetalol harus dihentikan dan tidak digunakan lagi.
Labetalol
Efek Samping: hipotensi postural (hindari posisi tegak selama pemberian intravena
dan 3 jam berikutnya), kelelahan, rasa lemah, sakit kepala, ruam kulit, "scalp tingling",
kesulitan berkemih, nyeri epigastrik, mual, muntah; kerusakan hati (lihat di atas);
ruam lichenoid (jarang).
Dosis: Injeksi intravena, 50 mg selama paling tidak 1 menit, jika perlu ulangi setelah
5 menit; maksimal 200 mg. (Pionas, 2019)
MONITORING DAN
KONSELING
Monitoring (1/2)
● Tekanan darah dan jumlah denyut nadi
Pengukuran tekanan darah, test CVP selama 24 jam pertama post partum selama
pemberian magnesium sulfat. Tekanan darah dapat dikatakan normal apabila
maksimal mencapai 140/70 mmHg (Kemenkes RI,2011).
● Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: ECG