Anda di halaman 1dari 26

“BIAYA-BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN

DAN BIAYA YANG TIDAK DAPAT


DIKURANGKAN”
Mata Kuliah : Akuntansi Pajak
Dosen Pengampu :
Sondang A. Silalahi, SE.,Msi
Haryani Pratiwi Sitompul,SE.,M.Si

Disusun oleh kelompok 5 :


Chairani (7192442001)
Dewi Amalina Pulungan (7192142003)
Nabila Putri Mustaqim (7193142008)
Widya Utari (7193342004)
Putri Sutrias Ningsih (7192442003)
Salsabilla Amelia Zain (7191142012)
Sub materi
Cara Menghitung Harga Pokok
01
Penjualan

02 Beban Operasional

Beban yang dapat dikurangkan dan


03
Beban yang tidak dapat dikurangkan
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Beban pokok usaha Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui menggunakan pendekatan
kausalitas, yaitu mengaitkan beban secara langsung dengan penghasilan. Oleh karena
itu, HPP diakui pada saat persediaan itu dijual. HPP dipengaruhi oleh system
pencatatan dan penilaian persediaan. Menurut Weygant, Kimmel dan Kieso (2011:
202-203), ada dua system yang dikenal dengan pencatatan persediaan, yaitu sebagai
berikut :
1. Sistem Periodik
2. Sistem Perpetual
Menurut Wild dan Kwok (2011:201-220), penilaian
persediaan barang dagang dibagi atas berikut.

1. Specific Identification Method

2. Cost Flow Method: First-in, First-out (FIFO) dan


Average-cost

3. Estimasi Persediaan: Gross Profit Method dan Retail


Inventory Method.
Metode Rata-Rata (Average-Cost). Dalam
Metode masuk-pertama dan metode ini, HPP ditentukan dari biaya rata-
keluar-pertama (First in First rata per unit untuk masing-masing
out-FIFO) persediaan setiap kali pembelian dilakukan.
ini berasumsi bahwa persediaan Menurut Pasal 10 ayat (6) UU PPh,
penilaian pemakaian persediaan untuk
yang pertama kali dijual adalah
menghitung HPP menurut pajak hanya
persediaan yang pertama kali boleh dilakukan dengan menggunakan
dibeli. Dengan demikian, hanya metode FIFO dan metode Average.
ada persediaan yang dibebankan Pemilihan metode tersebut harus dilakukan
sebagai HPP berasal dari secara taat asas. WP tidak diperkanankan
persediaan yang dibeli pertama menggunakan metode penilaian mana yang
kali. lebih rendah antara harga perolehan dengan
harga pasar.
Contoh soal
Perusahaan pada awal tahun 2011 mempunyai
persediaan awal bahan baku sebanyak 1000 unit dengan
harga satuan Rp.1.000. Selama tahun 2011 perusahaan
membeli baban baku sebagai berikut. 50.000 unit,
75.000 unit, 100.000 unit dan 125.000 unit dengan harga
per unit adalah sebesar Rp900, Rp1.000, Rp1.100 dan
Rp1.200. Selama tahun 2011 perusahaan mengeluarkan
bahan baku untuk produksinya sebagai berikut. 45.000
unit, 70.000 unit, 100.000 unit dan 30.000 unit. Besarnya
bahan baku yang dipergunakan untuk proses produksi
dan besarnya persediaan bahan baku akhir yang akan
dicatat oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
JAWABAN

Metode FIFO
Persediaan akhir (unit) = Persediaan Awal + Pembelian – Produksi
= 1.000 + (50.000 + 75.000 + 100.000 + 125.000) – (45.000 + 70.000 + 100.000 + 30.000)
= 106.000 unit
Persediaan akhir (Rp) = 106.000 unit x Rp 1.200 = Rp. 127.200.000
Persediaan Awal = 1.000 unit x Rp 1.000 = Rp. 1.000.000
Pembelian = 50.000 unit x Rp 900 = Rp. 45.000.000
75.000 unit x Rp. 1.000 = Rp. 75.000.000
100.000 unit x Rp. 1.100 = Rp. 110.000.000
125.000 unit x Rp. 1.200 = Rp. 150.000.000
= Rp. 380.000.000
Harga Pokok Produksi = Persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
= Rp. 1.000.000+Rp. 380.000.000– Rp. 127.200.000
= Rp. 253.800.000
LANJUTAN

Metode Average
Persediaan awal = 1.000 unit x Rp. 1.000 = Rp 1.000.000
Pembelian = 50.000 unit x Rp 900 = Rp 45.000.000
75.000 unit x Rp. 1.000 = Rp 75.000.000
100.000 unit x Rp. 1.100 = Rp110.000.000
125.000 unit x Rp. 1.200 = Rp150.000.000
351.000 unit = Rp381.000.000

Harga per unit = Rp381.000.000/351.000 unit = Rp1.085 per unit


Persediaan akhir (Rp) = 106.000 unit x Rp1.085 = Rp115.010.000
Harga Pokok Produksi = (45.000+70.000+100.000+30.000) x Rp1.085
= 245.000 unit x Rp1.085 = Rp265.825.000
Pengertian Beban Operasional
Menurut Jusup beban operasional merupakan beban-beban yang
(2011), terjadi dalam proses memperoleh pendapatan
penjualan.

Menurut Beban operasi yaitu pengeluaran uang kas untuk membiayai


Islahuzzaman operasi perusahaan sehari-hari. Dapat dikelompokkan
(2012), menjadi kelompok dan sub kelompok. Umumnya beban
operasi menjadi dua kelompok, yaitu beban penjualan dan
beban administrasi.
 Jenis Beban Operasional
1. Beban yang Boleh Dikurangkan
Dalam akuntansi komersial, semua biaya termasuk kerugian (losses) dapat
dikurangkan dalam menghitung penghasilan neto (net income). Untuk tujuan
perpajakan, tidak semua biaya dapat dibuktikan/dikeluarkan dalam usaha
memperoleh penghasilan, ketentuan perpajakan mengakuinya sebagai biaya
yang dapat dikurangkan dari penghasilan.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (1) UU PPh, beban yang dapat
dikurangkan (deductible expenses) adalah biaya untuk mendapatkan, menagih
dan memelihara penghasilan, termasuk berikut ini.
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha.
b. Penyusutan atas pengeluaran
c. Iuran kepada dana pensiun
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.
g. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ditetapkan dengan PP
93 Tahun 2010.
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
yang ketentuannya diatur dengan PP93 Tahun 2010.
k. Biaya pembangunan infrastruktur social yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Tahun
2010.
l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Tahun 2010.
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan PP 93
Tahun 2010
n. Penghasilan bruto
beban-beban berikut ini juga merupakan
beban yang dapat dikurangkan (deductible
expenses) yaitu:

01 02 03
Pembentukan dana Harta yang
Penggantian atau
cadangan dihibahkan, bantuan,
imbalan
atau sumbangan
Lanjutan

04
PT Dimdim membayar zakat 2,5% dari hartanya
senilai Rp10.000.000 kepada Lazis “Amanah” yang
contoh pendiriannya telah disetujui oleh pemerintah, dan atas
Bantuan atau zakat tersebut diberikan tanda terima, maka untuk
sumbangan Lazis “Amanah” zakat tersebut bukanlah merupakan
penghasilan tetapi untuk PT Dimdim merupakan
beban yang dapat

05
dikurangkan.

Biaya berlangganan contoh Atas pembelian handphone oleh PT Yesia selama tahun
atau pengisian ulang 2010 telah dibayar langganan kartu Halo sebesar
pulsa dan perbaikan Rp7.000.000 maka biaya yang boleh di bebankan
telepon seluler adalah sebesar 50% x Rp7.000.000 = Rp3.500.000.
Lanjutan

06 07 08
Pajak masukan yang
Biaya pemeliharaan Bunga pinjaman tidak dapat
dikreditkan
2. Beban yang Tidak Diperbolehkan Pajak

Pasal 9 ayat (1) UU PPh menyebutkan jenis-jenis biaya yang tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebagai berikut:

a) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Lanjutan
b). Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan
untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu atau anggota.

Contoh :
Perjalanan dinas yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun
2011 sebesar Rp 500.000.000 di mana terdapat perjalanan
pemegang saham beserta keluarganya dalam rangka rekreasi ke
Australia. Atas beban perjalanan tersebut yang dapat menjadi
pengurang untuk mendapatkan PhKP adalah sebesar Rp
200.000.000 sedangkan Rp.300.000.000 harus dilakukan koreksi
fiskal.
c). Pembentukkan atau pemupukan dana
cadangan (PMK81/PMK.03/2009), Kecuali:

1. Cadangan piutang tak tertagih


2. Cadangan untuk usaha asuransi
3. Cadangan penjaminan
4. Cadangan biaya reklamasi
5. Cadangan biaya penanaman
6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan
d). Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP orang pribadi, kecuali
jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai
penghasilan bagi WP bersangkutan (wajib dipotong PPh Pasal 21).

e). Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

Contoh :
PT Edson membebankan biaya makan di tempat kerja untuk seluruh
karyawannya sebesar Rp 300.000.000 di mana Rp 100.000.000 adalah
biaya makan yang dilakukan di hotel, maka biaya makan yang
diperbolehkan secara fiskal adalah sebesar Rp 100.000.000 hal tersebut
merupakan koreksi positif karena mengurangi beban yang akan menambah
laba secara fiskal.
f). Jumlah yang melebihi kewajaran

Contoh :
(i) PT Woci membayar gaji kepada Ronron, salah satu pemegang
sahamnya yang juga menjabat sebagai salah satu direktur sebesar Rp
100.000.000 per bulan. Pada tingkat jabatan yang sama dan di
perusahaan yang sejenis gaji untuk direktur ratarata hanya sebesar
Rp 70.000.000. Dengan demikian, Rp 30.000.000 merupakan jumlah
yang melebihi kewajaran tersebut, bukanlah merupakan biaya untuk
mendapatkan PhKP
(ii)Pt Boki, dalam gajinya terdapat pembayaran gaji untuk salah satu
direkturnya, dan ternyata adalah anak dari salah satu pemegang
saham perusahaan tersebut sebesar Rp 100.000.000. Dari data
perusahaan dan juga dibandingkan dengan data perusahaan
lainnyayang sejenis bahwa gaji direktur yang wajar adalah
Rp50.000.000. Beban gaji haruslah dikoreksi fiskal Rp 50.000.000
untuk mengurangi besarnya beban atau menambah penghasilan
menurut pajak.
g). Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

Contoh :
PT Dimjati memberikan bantuan kepada PT
Matthew sebesar Rp 100.000.000 karena kedua
perusahaan tersebut tidak mempunyai hubungan
usaha dan hubungan kepemilikan maka untuk PT
Matthew bukanlah merupakan penghasilan dan
untuk PT Dimjati, bukan juga merupakan biaya
untuk mendapatkan PhKp
h). Pajak Penghasilan

i). Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan


untuk kepentingan pribadi WP atau orang yang
menjadi tanggungannya.

j). Gaji yang dibayarkan kepada anggota


persekutuan, firma, atau perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham.
k).Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikkan serta
sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan
perundangan-undangan di bidang perpajakan.

Contoh :

PT Margaret pada bulan Januari sampai dengan Maret


2012 telah diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) sebesar Rp
312.000.000 dengan rincian Rp 300.000.000 merupakan
pokok PPh 25, dan Rp 12.000.000 merupakan sanksi
bunganya. atas STP tersebut baik pokok maupun sanksinya
tidak diperkenankan sebagai pengurang PhKP, tetapi pokok
STP tersebut merupakan kredit pajak
Selain itu, biaya-biaya sebagai berikut juga tidak dapat
dikurangkan.

01 02
Pajak masukan berkenaan dengan pengeluaran
Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan yang tidak dapat dikurangkan dalam menentukan
sebagaimana dimaksud pasal 9 ayat (8) UU PPN besarnya PhKP sebagaimana pasal 9 ayat (1) UU
barang dan/atau jasa dan PPnBM sepanjang dapat PPh sesuai dengan PP 94 Tahun 2010.
dibuktikan benar telah dibayar.

03 04
Kerugian dari pengalihan harta atau utang yang
Dalam hal pengalihan harta perusahaan kepada
tidak memiliki dan tidak dipergunakan dalam
pegawainya maka keuntungan berupa selisih antara
usaha/kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan
harga pasar hartatersebut dengan nilai sisa buku
memelihara objek pajak (PP 94 Tahun 2010). merupakan penghasilan bagi perusahaan.
06
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang bukan merupakan objek pajak,atau
05 yang penghasilannya dikenakan PPh bersifat final, atau
Biaya entertainment, representasi, jamuan pengenaan pajaknya berdasarkan Norma Penghitungan
tamu dan sejenisnya, sepanjang tidak ada Pengahsilan Neto dan Norma Penghitungan Khusus
hubungannya dengan kegiatan usaha WP atau sesuai dengan PP 94 Tahun 2010.
yang tidak dibuatkan daftar nominatif untuk
dilampirkan pada SPT Tahunan PPh.
08
PPh yang ditanggung pemberi penghasilan
07 (PP 94 Tahun 2010)
Biaya yang tidak dapat dibuktikan
pengeluarannya, seperti biaya tanpa 09
didukung bukti/dokumen. Bunga pinjaman seluruhnya tidak dapat dibebankan,
apabila rata-rata tertimbang bunga pinjaman per bulan ≤
rata-rata tertimbang deposito/tabungan per bulan. (SE-
46/PJ.4/1995).
KESIMPULAN
Beban pokok usaha Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui menggunakan pendekatan
kausalitas, yaitu mengaitkan beban secara langsung dengan penghasilan. Oleh karena
itu, HPP diakui pada saat persediaan itu dijual. HPP dipengaruhi oleh system pencatatan
dan penilaian persediaan. Dalam pencatatan persediaan terdapat aturan-aturan mengenai
metode yang dapat digunakan menurut perpajakan. Dalam akuntansi komersial, semua
biaya termasuk kerugian (losses) dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan neto
(net income). Untuk tujuan perpajakan, tidak semua biaya dapat dibuktikan/dikeluarkan
dalam usaha memperoleh penghasilan, ketentuan perpajakan mengakuinya sebagai biaya
yang dapat dikurangkan dari penghasilan.

Menurut Jusup (2011), beban operasional merupakan beban-beban yang terjadi dalam
proses memperoleh pendapatan penjualan. Terdapat 2 jenis beban operasional, yaitu
beban yang boleh dikurangkan dan beban yang tidak boleh dikurangkan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai