Anda di halaman 1dari 26

COVID-19:

Manifestasi Klinis, Deteksi


dan Tatalaksananya di Rumah Sakit
Dr. dr. Soedarsono, Sp.P (K)
Ketua Tim Pelaksana Pinere RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Ketua Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK Unair
Sekilas Info: Infeksi Virus pada
Saluran Pernapasan
• Infeksi saluran pernapasan akibat virus secara umum
merupakan penyebab kesakitan di seluruh dunia.
• Selama dua dekade terakhir, telah muncul beberapa infeksi
pernapasan akibat virus jenis baru dengan potensi epidemi yang
mengancam keamanan kesehatan global.
• Avian influenza A (H5N1) yang sangat patogen pada awalnya
terdeteksi di Hongkong pada tahun 1997
• Virus influenza A (H1N1) pdm09 pertama kali muncul pada tahun
2009 sebagai strain baru yang berasal dari babi
• Virus novel avian influenza A (H7N9) / virus baru flu burung
pertama kali dilaporkan di Cina pada Maret 2013
• Kasus sporadis pada manusia karena avian A (H5N6), A (H10N8)
dan A (H6N1) juga telah muncul.
Infeksi Jenis Virus yang Lain (Corona virus)
pada Saluran Pernapasan
• Maret 2003, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan
peringatan global tentang munculnya SARS yang disebabkan
oleh novel CoV ( disebut SARS-CoV), yang dengan cepat
menyebar dari Cina melalui Hongkong ke setidaknya 29 negara/
wilayah dan akhirnya berakhir pada Juli 2003.
• Tahun 2012, MERS-CoV yang pertama kali ditemukan di Saudi
Arabia telah menyebar ke 26 negara.
• 7 Jan 2020: Sampel isolat pasien menunjukkan infeksi
coronavirus, jenis beta coronavirus tipe baru: 2019 novel
Coronavirus (2019-nCoV).
 WHO per 12 Feb 2019 secara resmi menamakan sebagai

COVId -19 (CO = Corona, Vi = Virus, D = Disease)


Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus
baru penyebab penyakit saluran pernafasan. Virus
ini berasal dari Cina. Novel coronavirus
merupakan satu keluarga dengan virus penyebab
SARS dan MERS.
Coronavirus
• Coronavirus merupakan virus
Zoonotik: transmisi dari hewan ke
manusia
• Coronavirus merupakan RNA virus,
bersirkulasi di hewan, seperti unta,
kucing, dan kelelawar.
• Hewan dengan coronavirus dapat
berkembang dan menginfeksi manusia
contoh kasus MERS dan SARS serta
kejadian luar biasa (KLB) 2019-nCoV
atau COVID-19 saat ini.

Sumber gambar: https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png


Lancet Infect Dis 2020 Radiological findings from 81 patients with COVID-19 pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study
Manifestasi Klinis COVID-19

Foto toraks pada


Foto toraks pasien COVID-
pada orang 19: Paru tampak
normal bercak infiltrat yang
menunjukkan
pneumonia
Surveillance Pyramid and Its Relation to Outbreak
Containment

A knowledge gap that hampers realistic assessment


of the virus’s epidemic potential and complicates the outbreak response
Characteristics of patients who have been infected
with 2019-nCoV, MERS-CoV, and SARS-CoV7

www.thelancet.com Published online January 24, 2020 https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30185-9


Deteksi Dini
dan Tatalaksananya
Deteksi COVID-19
• Pasien/Orang dengan gejala Infeksi
saluran pernapasan akut
(Demam, batuk, nyeri tenggorok, hidung tersumbat,
malaise, sakit kepala, nyeri otot)
• Pasien/Orang dengan tanda dan
gejala pneumonia
(Demam, batuk, nyeri dada/pleuritik, sesak napas, foto
toraks menunjukkan infiltrat)
Kemudian dicari faktor risiko/kondisi kemungkinan
Perlu waspada pada usia lanjut dan
imunocompromised karena gejala
dan tanda tidak khas, namun bila
sudah terjadi pneumoniafoto toraks
selalu positif menunjukkan infiltrat
Faktor risiko/kondisi tertentu dalam
menentukan kemungkinan terifeksi nCoV
• Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul
gejala
• Merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat
pasien ISPA/pneumonia yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya,
tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian
• Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit
• Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit
• Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan ATAU kontak dengan orang yang
memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan
Gejala ISPA  Orang dalam
Pneumonia Pemantauan

Pasien dalam
Faktor Risiko
Pengawasan

Kasus Probabel
Kasus Konfirmasi
Kriteria Pasien dalam Pengawasan,
Orang dalam Pemantauan, kasus probable dan kasus konfirmasi

Kasus Probabel
Pasien dalam pengawasan yang
diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi
inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan) atau seseorang
dengan dengan hasil konfirmasi
positif pan-coronavirus atau beta
coronavirus

Kasus Konfirmasi
Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV
dengan hasil pemeriksaan
laboratorium positif.


Tindak lanjut
• Kasus Konfirmasi atau Kasus probabel
• Harus menjalani perawatan di RS Rujukan (Ruang Isolasi
khusus)
• Kasus dalam Pengawasan
• Harus menjalani perawatan di RS Rujukan (Ruang Isolasi
Khusus)
• Kasus dalam pemantauan
• Ada 2 opsi
• Perawatan di RS (Ruang isolasi biasa)
• Isolasi diri di rumah
Prinsip Tatalaksana Medis di
Rumah Sakit
• Isolasi pada semua kasus
– Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan
maupun sedang. Pasien bed-rest dan hindari
perpindahan ruangan atau pasien.
• Implementasi pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI)
• Serial foto toraks: menilai perkembangan
penyakit
• Suplementasi oksigen
• Terapi cairan
Prinsip Tatalaksana Medis di
Rumah Sakit2
• Pemberian antibiotik empiris
• Terapi simptomatik
• Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin
diberikan pada tatalaksana pneumonia viral atau
ARDS selain ada indikasi lain
• Antiviral: Belum ada obat antivirus yang terbukti
efektif.
• Observasi ketat
• Pahami komorbid pasien
Kriteria discharge /keluar dari ruang
isolasi
• Kondisi stabil
• Tanda vital: kompos mentis; pernapasan stabil;
komunikasi normal; bebas demam selama 3 hari
• Gejala respirasi perbaikan
• Tidak ada disfungsi organ
• Perbaikan secara pencitraan
• Dua hasil negatif dari test asam nukleat
pathogen (interval setidaknya 1 hari)
Perawatan di Rumah (Isolasi Diri)
Orang dalam Pemantauan
• Pasien diberikan edukasi untuk menerapkan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) meliputi:
– Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang
mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang area publik
– Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20
detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas
sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat
menggunakan alkohol 70-80% handrub
– Menutup mulut dan hidung dengan tissu ketika bersin atau batuk
– Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat
ke fasyankes
Kriteria RS Rujukan
Terpenuhi :
•SDM yang kompeten
•Ruang Isolasi yang terstandar
•Sarana diagnostik (laboratorium, alat
pencitraan)
Ringkasan
• COVID-19 merupakan salah satu bentuk Community-acquired ARTI
(Acure Respiratory Tract Infection) atau Community-acquired
Pneumonia (CAP)
• Ratio laki : wanita = 2.7 : 1
• Gejala yang dominan demam dan batuk
• Gambaran radiologis sering bilateral dan ground glass appearance
• Gambaran klinis COVID-19 dapat mirip typical/bacterial pneumonia
• Angka kematian lebih rendah dibandingkan dengan SARS-CoV/
MERS-CoV
• Faktor risiko penting dalam menentukan diagnosis COVID-19
• Tatalaksana pengobatan fokus pada aspek simptomatik dan suportif
Terimakasih
• Tatalaksana pemeriksaan px suspek COVID-
19?
• Siapa yang melakukan pemeriksaan
diagnostik? Dalam kondisi pasien yang
meragukan, harus kita kirim kemana? SDM
yang kontak dengan pasien bagaimana?

Anda mungkin juga menyukai