Perang Diponegoro 2
Perang Diponegoro 2
(1825-1830)
Pengertian Perang Diponegoro
Penyebab
Wilayah kesultanan Mataram yang semakin sempit dan para raja sebagai pengusaha Pribumi yang
mulai kehilangan kedaulatan.
Sebagian dari bangsawan merasa kecewa karena Belanda tidak mau mengikuti adat istiadat dari
keraton.
Para bangsawan juga merasa kecewa karena Belanda telah menghapus sistem penyewaan tanah
oleh para bangsawan kepada petani
Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja paksa dan harus membayar
berbagai macam pajak
Sebab Khusus
Masyarakat terjerumus hutang kepada para renternir Tionghoa setempat yang diberi wewenang dalam mengurus
Pada awalnya pajak
masyarakat tionghoa di
anggap sekutu oleh Monopoli perdagangan kayu jati yang dipaksakan oleh Daendels (1809) menyebabkan bupati-bupati lokal
kehilangan pemasukannya yang jatuh ke tangan pengusaha-pengusaha Tionghoa
Raden Ronggo, namun
saat adanya
Larangan Pangeran Diponegoro untuk menjalin relasi politik dengan etnis Tionghoa sesuai peringatan
pemberontakan, leluhurnya yaitu Sultan Mangkubumi
masyarakattionghoa
dijadikan musuh karena
munculnya sikap anti-
tionghoa pada
masyawakat Jawa
Penyerangan terhadap
etnis Tionghoa di Jawa
Tengah dan Jawa Timur
terjadi semenjak awal
peperangan
Komunitas Tionghoa di
Bagelen sempat
bertahan hingga tahun
1827 sebelum akhirnya Meskipun demikian,
diungsikan ke Wonosobo masyarakat Tionghoa di
pesisir pantai utara
(sekitar Tuban dan
Lasem) ikut memasok
Akibatnya,setelah
pasukan Diponegoro
perang berakhir,
dengan senjata, uang,
masyarakat Tionghoa
dan opium
dan masyarakat lain di
Jawa memiiki rasa saling
curiga akibat trauma
selama perang,
Teri
ma
Kasih