CEPHALGIA
VERTIGO
DEFINISI
Bahasa latin “vertere” yang berarti berputar, dan “igo”
yang berarti kondisi. Sensasi abnormal berupa gerakan
berputar.
Vertigo adalah ilusi ketika seseorang merasa dirinya
bergerak (berputar) terhadap sekitarnya atau lingkungan
yang bergerak terhadap dirinya
KLASIFIKAS
I
• Disfungsi Vestibular
Vertigo Vestibular
(“true” vertigo ) • Perifer
• Sentral
Vertigo non-
• Disfungsi Visual
vestibular (non- • Disfungsi
spinning vertigo)
Proprioseptif
Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Non-Vestibular
Waktu Episodik Konstan
Sifat Vertigo Berputar Melayang
PAST-POINTING TEST
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita
ke arah lesi.
DIX-HALLPIKE MANUVER
• Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1
menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang
beberapa kali (fatigue). Sentral :tidak ada periode laten, nistagmus
dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi
tetap seperti semula (non-fatigue)
PEMERIKSAAN FISIK
TATALAKSANA
Nama Obat Dosis Obat
Antihistamin
Dimenhidrinat 50mg/4-8jam
Prometazin 25mg/4-8jam
Cinarizin 25mg/8jam
Benzodiazepin
Diazepam 2-5mg/8jam
Klonazepam 0,5mg/4-6jam
Butirofenon
Haloperidol 0,5-2mg/8jam
Histaminik
Betahistin 24mg/12jam
CEPHALGIA
DEFINISI
•Rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas kepala
memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala (area
oksipital dan sebagian daerah tengkuk).
•Pendapat lain mengatakan nyeri atau perasaan tidak enak diantara
daerah orbital dan oksipital yang muncul dari struktur nyeri yang
sensitif.
ETIOLOGI
•Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional, cedera kepala,
migraine, demam, kelainan vaskuler intrakranial otot, massa intrakranial, penyakit
mata, telinga /hidung
Tabel Klasifikasi Nyeri Kepala Menurut International Headache Society (HIS) 2013
Klasifikasi Nyeri Kepala Subklasifikasi
Nyeri kepala primer 1. Migren
2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskular kranial atau servikal
7. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan kranium,
leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut atau struktur fasial atau
kranial lainnya.
2. Nyeri kepala lainnya, neuralgia kranial, sentral atau nyeri fasial primer.
MIGREN
Migren adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4 hari / ± 72 jam. Nyeri
biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang sampai berat dan diperhebat
oleh aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
ETIOLOGI
Perubahan hormone seperti penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron pada fase luteal
siklus menstruasi,
Makanan yaitu terjadi vasodilator (histamin seperti pada anggur merah, natriumnitrat),
vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein), zat tambahan pada makanan (MSG),
Stress
Adanya rangsangan sensorik seperti sinar yang terang menyilaukan dan bau yang menyengat
baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan,
Faktor fisik seperti aktifitas fisik yang berlebihan dan perubahan pola tidur,
Perubahan lingkungan
Alcohol
Merokok
KLASIFIKASI MIGREN
Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa aura, dan migren
kronik (transformed).
Migren dengan aura adalah migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang
mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak,
paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur - angsur lebih dari 4 menit, aura
tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala mengikuti aura dalam interval
bebas waktu tidak mencapai 60 menit.
Migren tanpa aura adalah migren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan
terkena pada periorbital.
Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan klinisnya dapat berubah
berbulan- bulan sampai bertahun- tahun dan berkembang menjadi sindrom nyeri kepala
kronik dengan nyeri setiap hari.
TATALAKSANA
Tatalaksananya berdasarkan terapi abortif. Terapi abortif dapat dibedakan menjadi 2, yaitu terapi
abortif nonspesifik dan terapi abortif spesifik.
Terapi Abortif Nonspesifik:
Terapi ini diperuntukkan bagi pasien dengan serangan migren ringan sampai sedang atau
serangan berat yang berespons baik terhadap obat yang sama.
Berikut ini adalah beberapa obat yang menjadi pilihan:
Parasetamol 500-1000mg tiap 6-8 jam, dosis maksimal 4g/hari
Ibuprofen 400-800mg tiap 6 jam , dosis maksimal 2,4g/hari
Natrium naproksen 275-550mg tiap 2-6 jam, dosis maksimal 1,5g/hari
Kalium diklofenak (powder) 50-100mg/hari dosis tunggal
Steroid seperti deksametason atau metilprednisolon merupakan obat pilihan untuk status
migrenosus.
2. Terapi Abortif Spesifik
A. Obat golongan agonis 5HT (triptans) seperti sumatriptan 6mg subkutan atau sumatriptan 50-100mg peroral.
B. Derivat ergot seperti ergotamine 1-2mg yang dapat diberikan secra oral, subkutan, maupun per rektal.
Terapi abortif dikatakan berhasil jika:
A. Pasien bebas nyeri sesudah 2 jam pengobatan
B. Terdapat perbaikan nyeri kepala dari skala 2 (sedang) atau 3 (berat) menjadi skala 1 (ringan) atau 0 (tidak
ada nyeri kepala) sesudah 2 jam.
C. Efikasi pengobatan konsisten pada 2-3 kali serangan
D. Tidak ada nyeri kepala rekuren atau tidak ada pemakaian obat kembali dalam waktu 24 jam sesudah
pengobatan terakhir berhasil.
Terapi Nonmedikamentosa
Pasien harus menghindari faktor pencetus munculnya migren, seperti:
perubahan pola tidur, makanan atau minuman (monosodium glutamat/MSG,
alkohol), stress, cahaya terang, cahaya kelap-kelip, perubahan cuaca, tempat
yang tinggi (seperti: gunung atau pesawat udara), dan rutinitas sehari-hari
yang dapat memicu serangan migren.
Tension Type Headache (TTH)
KLASIFIKASI
1. Tension-type Headache Episodik yang Infrequent
A. Tension-type headache episodik yang infrequent berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial.
B. Tension-type headache episodik yang infrequent tidak berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial.
Pada Anamnesis:
Nyeri kepala ini adalah bilateral, menekan atau mengikat, tidak berdenyut dengan
intensitas ringan sampai sedang, serta rasa tegang di sekitar leher dan kepala belakang,
tidak ditemukan adanya mual atau muntah dan akan berlangsung lebih lama. Walaupun
durasinya bisa lebih panjang, nyeri pada TTH tidak seberat migren, sehingga sering
terabaikan.
1. Sekurang kurangnya terdapat 10 episode serangan dengan rerata <1 hari/bulan (<12 hari/tahun) dan memenuhi kriteria 2-5
Bilateral
Tidak diperberat dengan aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
Mual atau muntah (walaupun pasien mengeluh anoreksia) Mirip dengan TTH episodik tipe jarang. TTH episodik tipe sering
(frequent) mempunyai frekuensi yang lebih sering pada kriteria pertama,
Fotofobio atau fonobia yaitu paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun).
5. Tidak berkaitan dengan kelainan lain pada kepala atau organ tubuh lainnya (bukan nyeri kepala sekunder).
TTH kronik adalah :
1. Nyeri kepala yang terjadi > 15 hari/bulan dan berlangsung >3 bulan (> 180 hari/ tahun)
3. Tidak didapatkan:
A. Lebih dari satu keluhan ini, yaitu fotofobia, fonofobia, atau mual.
B. Muntah
4. Tidak berkaitan dengan kelainan lain pada kepala atau organ tubuh lainnya (bukan nyeri kepala sekunder).
TATA LAKSANA
A. Terapi Medikamentosa
Pilihan untuk TTH akut adalah:
1. Analgesik, pilihannya adalah : aspirin 1000mg/hari, parasetamol 1000mg/hari, NSAIDs (naproksen 660-750mg/harri,
ketoprofen 25-50mg/hari, tol-fenamat 200-400mg/hari, asam mefenamat, fenoprofen, ibuprofen 800mg/hari, diklonefak
50-100mg/hari).
Pemberian analgesik dalam waktu lama memiliki efek samping berupa ulkus gaster, ulkus duodenum, penyakit ginjal,
penyakit hepar, dan gangguan fungsi platelet.
2. Kafein (analgesi ajuvan) 65mg.
3. Kombinasi :
325 mg (aspirin atau asetaminofen) + 40 mg kafein
Ibuprofen 400mg + kafein
Aspirin/asetaminofen 500-1000mg + kafein
Terapi Medikamentosa untuk TTH kronik :
1. Antidepresan
Antidepresan jenis trisiklik : amitriptilin. Selain berfungsi sebagai obat analgesik, obat ini juga
digunakan sebagai obat profilaksis TTH.
2. Antiansietas
Golongan obat ini digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan TTH. Obat ini terutama
diberikan pada pasien dengan kormobid ansietas. Golongan antiansietas yang sering digunakan
adalah benzodiaepin.
B. Terapi Nonmedikamentosa
1. Edukasi : menjeaskan sedikit patofisiologi TTH secara sederhana serta pengobatan yang diperlukan. Memastikan pasien
mengetahui bahwa TTH bukanlah penyakit serius seperti tumor otak, perdarahan otak. Hal ini akan mengurangi ketegangan
pasien.
2. Kontrol diet.
3. Terapi fisik :
Latihan postur dan posisi
Kompres panas/dingin
Akupuntur transcutaenus electrical stimulation (TENS)
KLASIFIKASI
Terdapat dua jenis CH, yaitu:
1. CH episodik, merupakan serangan nyeri kepala klaster yang terjadi periodic dan berlangsung tujuh hari
sampai satu tahun. Setiap periode dipisahkan oleh periode bebas nyeri yang akan berlangsung satu bulan
atau lebih lama.
2. CH kronik, merupakan serangan nyeri kepala klaster yang terjadi selama lebih dari satu tahun tanpa
remisi atau disertai remisi namun berlangsung hanya kurang dari satu bulan.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik cluster headache adalah:
A. Terdapat minimal 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supraorbital, dan atau temporal yang unilateral, berlangsung 15-
180 menit bila tidak diobati.
C. Nyeri kepala disertai setidaknya satu dari gejala berikut:
1) Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
2) Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
3) Edema palpebral ipsilateral
4) Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5) Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6) Perasaan gelisah atau agitasi
D. Serangan-serangan tersebut mempunyai frekuensi: dari 1 kali setiap 2 hari sampai 8 kali per hari
E. Tidak berikaitan dengan gangguan lain
TATA LAKSANA
Pada prinsipnya tata laksana nyeri kepala kluster bertujuan untuk menekan periode serangan, menghentikan serangan
akut, mengurangi frekuensi serangan, serta mengurangi berat atau intensitas serangan.