Anda di halaman 1dari 8

Sadari Hukum

z
Online Speech
di Media Sosial 
z

Berpendapat sekaligus berekspresi di media sosial


saat ini tidak jarang justru menjurus pada tindakan
kurang menyenangkan bahkan merugikan orang lain,
seperti cyber bullying, pencemaran nama baik, dan
Key Message pelanggaran privasi. Sebagai digital-citizen yang baik,
kita perlu memperhatikan serta mengindahkan
beberapa hukum yang mengatur cara berekpresi
sebagai bentuk kebebasan berpendapat kita dalam
dunia siber. 
z
Aturan hukum yang mendasari seseorang bebas
untuk mengeluarkan pendapat dapat dilihat
dalam Pasal 23 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentan
g Hak Asasi Manusia
Aturan
 (“UU HAM”) yang berbunyi sebagai berikut:  Hukum
"Setiap orang bebas untuk mempunyai,
mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat
Kebebasan
sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau
tulisan melalui media cetak maupun elektronik
Berpendapat
dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan
keutuhan negara".
z

Walaupun kebebasan berpendapat kita sudah dijamin oleh negara


dengan adanya undang-undang, sebagai masyarakat melek digital,
dalam berpendapat dan berekspresi, kita harus tetap
memperhatikan nilai, norma, hak orang lain, dan tunduk pada
hukum yang berlaku. Hal tersebut diatur dalam Pasal 28J ayat (2)
UUD 1945 sebagai berikut: 

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib


tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis. 
z

Cyber bullying adalah tindakan penghinaan,


kekerasan psikis, atau intimidasi yang dilakukan
seseorang, kelompok ataupun institusi melalui

Cyber Bullying dunia internet terhadap orang, kelompok, atau


institusi lainnya (Oktaviani, 2017). Terkadang
pelaku cyber bullying juga melecehkan sampai
korban tidak berdaya dan tak hayal bahkan bisa
memakan nyawa korban. Pengaturan tindakan
cyber bullying diatur dalam UU No.19 Tahun
2016 untuk menjerat para pelakunya. 
z

Pencemaran Nama Baik


Pencemaran nama baik didefinisikan sebagai tindakan merusak reputasi baik
seseorang melalui penghinaan dan/atau fitnah. Dilansir dari hukumonline.com,
larangan seseorang melakukan pencemaran nama baik di UU ITE diatur pada
Pasal 27 ayat (3) UU ITE. Sedangkan sanksi bagi pelaku diatur dalam Pasal 45
ayat (3) UU19/2016, yakni: 

"Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 750
juta". 
z
Penistaan
Penistaan (Pasal
dengan surat
310 ayat (1)
(Pasal 310 ayat
KUHP); 
(2) KUHP); 

6 Macam Pencemaran Fitnah (Pasal 311


Penghinaan
ringan (Pasal 315
Nama Baik di KUHP KUHP); 
KUHP); 

Pengaduan palsu
Perbuatan fitnah
atau pengaduan
(Pasal 318
fitnah (Pasal 317
KUHP). 
KUHP); 
z

Pencemaran nama baik dan cyber bullying bisa terjadi kepada


siapa saja, dan jika hal ini terjadi pada kita, hal yang harus
dilakukan adalah mendokumentasikan ujaran penghinaan atau
fitnah tersebut sebagai bukti untuk diajukan kepada pihak
berwenang yang selanjutnya dapat diolah secara hukum. 

Anda mungkin juga menyukai