Anda di halaman 1dari 16

KONSEP TAUHID DALAM

ISLAM
Kelompok 2
• Antung Berlianti (2001016090)
• Gaby Tessa Leonicha (2001036121)
Pengertian Tuhan
Pengertian Tuhan

Kata Tuhan merujuk kepada suatu dzat abadi dan supranatural, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat
raya.

Para cendekiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang
berbeda-beda. Yang paling umum, di antaranya adalah Mahatahu (mengetahui segalanya),
Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas), Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia
(mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat
kekal abadi. Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud
(tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat
direnungkan".

Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).
Konsep Dinanisme, Politeisme dan Moneteisme
Pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal menetap di tempat-tempat tertentu,
Dinamisme seperti pohon-pohon besar. Tidak jarang Arwah nenek
moyang itu sering dimintai tolong untuk urusan
mereka.

Bentuk kepercayaan yang mengakui adanya lebih dari


satu Tuhan atau menyembah dewa(banyak dewa).
Politeisme
Secara harfiah berasal dari bahasa Yunani poly +
theoi, yang berarti banyak tuhan

Meyakini konsep Tuhan itu satu, sempurna, tak


berubah, pencipta seluruh alam semesta, mewajibkan
berbakti kepada Tuhan sebagai entitas yang tertinggi.
Monoteisme Berdasarkan konsep monoteisme, Tuhan adalah Dzat
yang berperan dalam penciptaan dan menguasai dunia
serta layak disembah oleh semua ciptaan-Nya
Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma Wasshifat
Tauhid Rububiyah

Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan


kepada salah satu nama Allah Swt, yaitu
“Rabb”

Pengertian lain dari Tauhid Rububiyah ialah al-


murabbi (pemelihara), an-nasir (penolong), al-
malik (pemilik), al-mushlih (yang memperbaiki),
as-sayyid (tuan) dan al-wali (wali)

Dalam terminologi syariat Islam, istilah tauhid rububiyah berarti


“Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik,
pengendali alam raya yang dengan takdirnya-Nya ia menghidupkan
dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-
Nya”.
Tauhid rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan
berikut ini:
1. Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat
umum. Misalnya, menciptakan, memberi rizki,
menghidupkan, mematikan, menguasai.
2. Beriman kepada takdir Allah.
3. Beriman kepada zat Allah.
Tauhid Uluhiyah

Kata Uluhiyah diambil dari akar kata ‘ilah’


yang berarti yang disembah dan yang ditaati Dengan demikian kata
‘ilah’ mengandung dua
Kata ini digunakan untuk menyebut makna yaitu, Ibadah
sembahan yang hak dan yang batil. Tetapi dan Ketaatan.
kemudian pemakaian kata ini lebih dominan Pengertian tauhid
digunakan untuk menyebut sembahan yang uluhiyah dalam
hak sehingga maknanya berubah menjadi terminologi syariat
Dzat yang disembah sebagai bukti islam sebenarnya tidak
kecintaan, penggunaan, dan pengakuan atas keluar dari kedua
kebesaran-Nya makna tersebut
Menurut terminologi syariat islam sebenarnya tidak keluar dari kedua makna
tersebut, yaitu “Mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan atau mengesakan
Allah dalam perbuatan seperti sholat, puasa, zakat, haji, nazar, menyembelih
sembelihan, rasa takut, rasa harap dan cinta.” Maksudnya semua itu dilakukan agar
kita melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya sebagai bukti ketaatan
dan semata-mata untuk mencari ridha Allah

realisasi yang benar dari tauhid uluhiyah hanya bisa terjadi dengan dua
dasar yaitu:
1. Memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah Swt, semata
tanpa adanya sekutu yang lain.
2. Hendaklah semua ibadah itu sesuai dengan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya melakukan maksiat.
Tauhid Asma Wasshifat

Tauhid Asma Wasshifat ialah pengakuan dan kesaksian yang tegas atas
semua nama dan sifat allah yang sempurna

Mensyaratkan seorang hamba mentauhidkan Allah tanpa melakukan


takyif, tamtsil, tahrif, dan ta’thil.

Dengan kata lain tanpa mengilustrasikan, menyerupakan,


menyimpangkan makna, atau menolak nama atau sifat yang telah Allah
tetapkan tersebut

Allah Subhanawata’alla Maha Mendengar dan Maha Melihat


Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak boleh dilanggar, karena tidak seorang
pun yang lebih mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada
sesudah Allah orang yang lebih mengetahui Allah daripada Rasul-Nya

Barang siapa yang mengingkari, menamai, menyifati atau dengan


sebutan men-ta’wil nama-nama Allah beserta sifatnya, maka dia telah
berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan
Rasul-Nya.
 Kenapa Manusia Harus Bertauhid
Tauhid merupakan suatu hal yang sangat menentukan kehidupan manusia, dan juga
merupakan landasan dari setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang hamba. Tauhid
yang akan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang
hakiki di akhirat nanti. Dengan tauhid berarti meyakini Allah satu-satunya Tuhan yang
berhak disembah. menempatkan Allah di atas segala-galanya, apa yang sudah, sedang
dan akan terjadi itu semua atas kehendak Allah semata, tidak selalu mengagungkan
ilmu pengetahuan. dengan mengamalkan tauhid,  jaminan keamanan serta hidayah di
dunia dan akhirat bisa kita peroleh.

Tauhid merupakan sebab diciptakannya jin, manusia, serta mahkluk-mahkluk lainnya.


Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan tidaklah Aku (Allah)
ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Kesimpulan

Kata Tuhan merujuk kepada suatu dzat abadi dan supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan
memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Islam menitikberatkan konseptualisasi
Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).
Dinamisme ialah keprcayaan terhadap roh nenek moyang yang menetap pada tempat tertentu, dan
politheisme ialah percaya kepada lebih dari satu tuhan (dewa), dan monoteisme ialah percaya
bahwa tuhan itu satu dan sempurna.
Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam. Kedudukan tauhid sangat
penting karena tauhid merupakan tujuan pertama diciptakannya manusia, diutusnya rasul dan
tujuan pokok kehidupan manusia. Tauhid sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang muslim,
yaitu menjadi landasan kuat dalam menjalankan segala aktivitas, baik aktivitas keagamaan
maupun aktivitas duniawi lainnya. Dengan tauhid akan melahirkan sikap sabar saat menghadapi
kesulitan dan penderitaan, serta bersyukur saat meperoleh nikmat dan kesenangan, tawakal saat
mempunyai rencana dan program, menjaga harga diri dalam menghadapi harta kekayaan, tawadhu
dalam menghadapi orang lain, serta bersikap ikhsan dan ikhlas dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Allah memerintah kepada umat-Nya agar selalu memelihara sikap dan selalu bertauhid
kepadan-Nya. Oleh karena itu tauhid merupakan modal dasar bagi suksesnya seorang muslim baik
di dunia maupun di akhirat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai