SEMESTA
KELOMPOK 3
01 02
Amalia Artanti Fahri
(2001036004) (2001036167)
Nama
Anggota
03
Ro’am Umi Mu’awiyah
(2001036005)
A
Asal Usul Manusia Menurut Darwin dan Kelemahan
Teori Evolusi
Menurut Darwin, asal usul manusia dimulai dari proses mutasi genetik
nenek moyang yang sama mengakibatkan terjadinya proses evolusi dan
munculnya berbagai spesies baru. Proses mutasi genetik tersebut
dapat terjadi karena seleksi alam dalam waktu yang lama.
Dari seleksi alam itu, Darwin kemudian membagi proses evolusi
menjadi mikroevolusi dan makroevolusi. Mikroevolusi adalah perubahan
yang terjadi pada spesies dengan cara kecil. Misalnya, perubahan warna
atau ukuran pada suatu populasi selama beberapa generasi.
Sementara makroevolusi adalah perubahan karena seleksi alam yang
mampu menciptakan spesies yang baru. Misalnya, perubahan
dinosaurus menjadi burung, mamalia amfibi menjadi ikan paus, dan
nenek moyang kera menjadi manusia.
Teori evolusi manusia itulah yang kemudian menimbulkan kontroversi.
Apakah manusia berasal dari kera atau tidak?
Sebenarnya, teori Darwin tentang manusia tidak pernah menyimpulkan
secara pasti bahwa manusia berevolusi langsung dari kera. Ia hanya
berpendapat bahwa semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang
yang sama. Terbukti, dari kemiripan DNA manusia dengan primata
sebesar 97%. Tapi, teori evolusi manusia tersebut sudah terlanjur
menjadi perdebatan. Kaum esensialisme dan para umat beragama
menolak teori tersebut secara tegas. Mereka percaya bahwa manusia
sudah diciptakan sesuai dengan bentuk dan kodratnya seperti sekarang
oleh Tuhan. Sebagian orang juga menganggap teori Darwin tidak bisa
menjelaskan urutan yang hilang (missing link) pada proses evolusi
manusia.
1. Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses
penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan membuatnya langsung dari tanah yang kering yang
kemudian ditupkan ruh ke dalamnya sehingga ia hidup. Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat
Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi,
maka anak cucu Adapun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan
sebagainya.”
2. Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua Alloh menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan.
Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh Alloh dengan lawan jenisnya yang
diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu Siti Hawa. Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS. An-
Nisa, ayat 1 berikut:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan
daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”
3. Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait engan proses kejadian
seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan
dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis.Dalam Al-Qur’an,
asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al- Mu’minuun : 12-14 berikut ini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta yang paling baik." (QS. Al Mu’minuun :
12-14).
C
Proses
Kejadian
Alam
Semesta
Menurut
Sains
Sejak dahulu kala, manusia dari masa ke masa selalu mempertanyakan proses penciptaan alam semesta.
Berawal dari pertanyaan sederhana itu, kemudian tercipta beragam teori tentang penciptaan alam semesta.
Di antara beragam teori itu, yang paling dikenal adalah teori Materialisme dan Teori Ledakan Besar (Big
Bang Theory).
Pada tahun 1989, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan sebuah satelit yang dilengkapi dengan instrumen
sensitif Cosmic Background Emission Explorer (COBE) ke luar angkasa guna mendeteksi radiasi latar belakang kosmik yang ditemukan
oleh Arno Penzias dan Robert Wilson. Hanya dalam hitungan menit, (COBE) mampu menemukan radiasi latar belakang kosmik. Sejumlah
bukti lainnya yang menunjukkan alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah terdapatnya kandungan Hidrogen dan Helium yang
tersebar di seluruh jagat raya. Jika alam semesta tidak memiliki awal, seharusnya Hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini
diakibatkan perubahan atom Hidrogen menjadi atom Helium. Ini bukti yang ditemukan dari penelitian yang panjang. Akhirnya para
ilmuwan di dunia mengakui kebenaran bahwa alam semesta lahir dari sebuah ladakan besar yang tentu saja diciptakan keberadaannya.
D. Proses Kejadian Alam
Semesta Menurut Islam Mercury is the closest
planet to the Sun
2. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS: Ali Imran: 190).
3. Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun
orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
(QS: Al An'aam,:11)
4. Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia
mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup.
Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
(Surat Al An‘aam (Binatang ternak) ayat 73)
5. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Surat Al An‘aam (Binatang ternak) ayat
101)
6. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di
atas 'Arsy {548}. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS: Al A'raaf: 54)
7.Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit
dan bumi...'' (QS At Taubah: 36)
8. ''Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?.'' (QS: AL Anbiyaa: 30)
E
Kedudukan Manusia
Sebagai Khalifah Dan
Hamba Allah
Dalam tafsir al- Misbah dijelaskan bahwa kata Khalifah pada mulanya berarti
yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya.
1.
Kedudukan manusia sebagai khalifatullah,
manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah
Maha Besar maka manusia sebagai wakilNya di
muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas 2.
yang sangat besar. Sebagai khalifah, manusia Kedudukan manusia sebagai hamba Allah manusia
diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh
untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-
semesta memang diciptakan Tuhan untuk Nya dengan cara memperbanyak ibadah seprti
manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi shalat dan bersedekah dan berpasrah diri kepada-
otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, Nya.
menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan,
menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas
untuk menghukum mati manusia.
Terimakasih