Anda di halaman 1dari 40

Balok dan Portal

STATIS TERTENTU

Oleh : Sulfah Anjarwati, ST., MT


Struktur Balok dan Portal Statis
Tertentu
 Apabila salah satu persyaratan untuk struktur rangka batang yang
telah diuraikan pada Bab III tidak terpenuhi, maka elemen struktur
akan mengalami lentur disamping menahan gaya aksial. Struktur
seperti ini diklasifikasikan sebagai balok atau portal.

 Berbeda dengan elemen pada struktur rangka batang, dimana gaya


dalam pada suatu elemen besarnya konstan, gaya dalam pada
struktur balok dan portal umumya tidak konstan sepanjang elemen.

 Gaya dalam merupakan gaya-gaya yang harus diterapkan pada titik


potongan untuk mencapai keseimbangan diagram benda bebas yang
diperoleh. Gaya-gaya dalam pada titik potong timbul pada kedua sisi
potongan dengan besar sama tetapi berlawanan arah. Kalau kedua
sisi potongan disatukan, gaya-dalam pada kedua sisi akan saling
menghilangkan.
Kondisi Pembebanan dan Gaya
Dalam Balok
Notasi dan Perjanjian Tanda
F: gaya aksial, V: gaya geser dan M: momen
Notasi dan PerjanjianTanda
Gaya dalam dapat digambarkan pada masing-masing sisi potongan
atau pada elemen kecil pada titik potongan.
Gaya dalam positif atau negatif ditentukan dengan perjanjian tanda
sbb:
 Gaya aksial positif adalah gaya tarik, sedangkan gaya tekan
diberi tanda negatif. Gaya aksial tarik digambarkan
meninggalkan titik kerjanya, dan cenderung membuat batang
menjadi lebih panjang.

 Gaya geser positif memutar elemen searah jarum jam, atau


pada sisi potongan sebelah kiri mengarah kebawah dan pada sisi
potongan sebelah kanan mengarah keatas.

 Momen positif menyebabkan bagian atas penampang pada


potongan tertekan dan bagian bawah tertarik.
Sifat Statis Tertentu dan Stabilitas
Sifat statis tertentu dan stabilitas eksternal ditentukan dengan cara
yang sama seperti pada bab-bab sebelumnya. Sifat statis tertentu dan
stabilitas internal ditentukan sebagai berikut:

 3ma  ra    3 j  n : struktur tidak stabil

 3ma  ra    3 j  n : struktur statis tertentu

 3ma  ra    3 j  n : struktur statis tak-tentu

dimana:
ma = banyaknya batang j = banyaknya titik
ra
= banyaknya komponen reaksi

n = banyaknya persamaan kondisi


Klasifikasi Struktur Balok dan Portal
Penentuan Gaya Dalam
 Tentukan reaksi perletakan
 Buat diagram benda bebas dengan memotong pada titik yang
akan dicari gaya dalamnya
 Pada diagram benda bebas gambarkan beban yang bekerja,
reaksi-reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam pada arah
positifnya.
 Hitung gaya dalam dengan persamaan statis. Hasil positif
berarti asumsi arah gaya sudah betul, sedangkan tanda negatif
berarti arah terbalik.

Gaya dalam dapat ditentukan pada suatu titik secara explisit atau
dapat ditentukan pada titik yang posisinya dinyatakan dengan
suatu variabel, sehingga diperoleh suatu persamaan yang berlaku
untuk suatu interval.
Contoh 1
Tentukan gaya-gaya dalam pada titik-titik c dan f pada struktur
dibawah ini. Struktur ini statis tertentu stabil. Reaksi-reaksi
perletakan sudah diberikan
Contoh 1 (2)

Titik c
 PX 0
36  F  0; F  36 kN
 PY  0
27.9  30  V  0; V  2.1 kN
 M ZC  0
M   30 X 2   27.9 X 5  0; M  79.5 kN .m
Tanda-tanda negatif untuk F dan V menunjukkan arah terbalik dari gambar
atau sesuai dengan tanda negatif berdasarkan perjanjian tanda.

Titik f
 PX  0; F  0
 PY  0
V   6 X 3   0; V  18 kN
 M ZF  0
M   6 X 3 X 1.5  0; M  27 kN .m
Tanda negatif pada M menunjukkan arah terbalik dari gambar
Contoh 2
Tuliskan persamaan gaya-gaya dalam sebagai fungsi x pada
daerah bd dan eg untuk struktur dibawah ini
Contoh 2 (2)
Daerah bd
 PX  0
F  x   36 kN
 PY  0
27.9  30  V  x   0
V  x   2.1 kN

 M ZC  0; 27.9 x  30 x  3  M  x   0

M  x   2.1 x  90 kN .m

Bila dimasukkan x = 5 m, diperoleh hasil untuk titik c seperti pada


Contoh 1.
Contoh 2 (3)

Daerah eg
 PX  0; F  x   36  36  0; F  x   0 kN
 PY  0; 27.9  30  48  80.1  6 x  10   V  x   0
V  x   6 x  90 kN
 M ZC  0
27.9 x  30 x  3   48 x  7   80.1 x  10 
 x  10 
6 x  10    M  x  0
 2 
M  x   3 x 2  90 x  675 kN .m

Bila dimasukkan x = 12 m, diperoleh hasil untuk titik f seperti


pada Contoh 1.
Pengaruh Beban Terdistribusi

Keseimbangan Potongan Balok


Keseimbangan Gaya Vertikal
V   pa .x   V  V   0
V
 pa (beban terdistribusi rata - rata pada elemen Δx )
x

untuk panjang elemen yang mendekati 0,


sehingga diperoleh persamaan diferensial:
dV
 p x  0, pa  p x   p
dx

Kemiringan diagram geser pada suatu titik sama dengan intensitas


beban pada titik tersebut
Keseimbangan Momen Elemen
M  V .x    pa .x    .x    M  M   0
M
 V   pa . .x 
x

untuk panjang elemen yang mendekati 0,


sehingga diperoleh persamaan diferensial:

x  0,  pa . .x   0
dM
V
dx

Kemiringan diagram momen pada suatu titik sama dengan geser pada
titik tersebut
Keseimbangan Gaya Vertikal dan Momen

Dari kedua persamaan diferensial diatas dapat diperoleh persamaan-


persamaan dibawah ini:
d 2M
2
 p
dx
dV  p.dx; V   p.dx  C1
x2
V  V  V
Perubahan
2 1 
1 2
geser antara dua titik sama dengan luas intensitas gaya diantara
p.dx
x
kedua titik tersebut
1

dM  V .dx; M   V .dx  C 2
x2

Perubahan M1 2  antara


M 2  M 1  momen V .dx dua titik sama dengan luas dibawah diagram
x
geser diantara kedua titik tersebut
1
Perubahan
Geser Akibat
Beban
Terpusat
Pengaruh Beban Terpusat
Beban tepusat dapat dianggap sebagai hasil integrasi beban
dengan intensitas sangat tinggi pada jarak yang sangat pendek:

 Ada loncatan diagram geser sebesar intensitas beban gaya


terpusat pada titik kerja beban terpusat, termasuk reaksi
perletakan.

 Adanya loncatan diagram geser menunjukkan kurva diagram


momen tidak mulus (bersudut).

 Indentik untuk momen, ada loncatan diagram momen sebesar


intensitas beban momen pada titik kerja beban momen
Diagram Geser dan Momen
Berdasarkan sifat-sifat geser dan momen yang dipaparkan
sebelumnya, diagram geser dan momen dapat dibentuk dengan
cara-cara sbb:
 Membentuk persamaan geser dan momen dengan persamaan
keseimbangan (lihat Contoh 2).

 Membentuk persamaan geser dan momen dengan integrasi


intensitas beban dan diagram geser (lihat Contoh 3).

 Menghitung geser dan momen pada titik-titik tertentu


berdasarkan akumulasi perubahan berdasarkan hubungan
beban, geser dan momen, tanpa membentuk persamaan
diagram geser atau momen secara eksplisit (lihat Contoh 4).
Contoh 3
Buatlah diagram geser dan momen dengan metode integrasi untuk
struktur dibawah ini. Reaksi perletakan sudah diberikan.

Diagram intensitas beban


Diagram Geser (Contoh 3)
C1 ditetukan dari syarat batas V(x = 0) = 10

V   p.dx  C1    0.3 x  3 dx  C1  0.15 x 2  3 x  C1

Jadi:
V  x  0  0.15 0 2  3 0  C1  10; C1  10

V  0.15 x 2  3 x  10
Diagram Momen (Contoh 3)
 
M   V .dx  C 2   0.15 x 2  3 x  10 dx  C 2

M  0.05 x 3  1.5 x 2  10 x  C 2
C2 ditentukan dari syarat batas M(x = 0) = 0
M  x  0  0.05 0  3  15 0 2  10 0   C 2  0; C2  0
3 2
Jadi: M  0.05 x  1.5 x  10 x

dM
Nilai momen maximum diperoleh pada titik dengan V  0
dx
V  0.15 x 2  3 x  10  0  x  4.23 ft
M max  0.05 4.23 3  1.5 4.23 2  10 4.23  19.24 ft  k
Contoh 4
Buatlah diagram geser dan momen struktur dibawah ini dengan
metode akumulasi perubahan inkremental berdasarkan hubungan
beban, geser dan momen. Reaksi perletakan sudah diberikan.

Diagram intensitas beban


Diagram Geser (Contoh 4)
Titik a:
Geser sama dengan reaksi perletakan
Daerah a-b:
luas dibawah intensitas  kN
Va  b     40  10 m  400 kN
 beban antara a - b  m

Titik tepat di kiri b: dV


 p  40 kN / m
dx

Vb , kiri  Va  Va  b  168  400  232 kN

Titik tepat di kanan b:


Vb , kanan  392  232  160 kN
Diagram Geser (Contoh 4)
Daerah b-c:
luas dibawah intensitas  kN
Vb  c      40  4 m  160 kN
beban antara b - c  m
dV
Titik c: dx
 p  40 kN / m

Vc  Vb , kannan  Vb  c  160  160  0 kN


Jadi diagram geser berbentuk sbb:
Diagram Momen (Contoh 4)
Titik a: M a  0 (Perletakan sendi)

Daerah a-d:
luas diagram 
M a  d     0.5 168 kN .4.2 m   352.8 kN .m
geser antara a - d 
dM
Titik d:  V (Kemiringan bervariasi dari  168 kN ke 0)
dx

Daerah d-b:
M d  M a  M a  d  0  352.8  352.8 kN .m
luas diagram 
M d  b     0.5  232 kN .5.8 m   672.8 kN .m
 geser antara d - b 
Titik b:
dM
 V (Kemiringan bervariasi dari  0 ke - 232 kN)
dx

M b  M d  M d  b  352.8  672.8  320 kN .m


Diagram Momen (Contoh 4)
Daerah b-c:
luas diagram 
M b  c     0.5 160 kN .4 m   320 kN .m
geser antara b - c

Titik c: dM
 V (Kemiringan bervariasi dari  160 kN ke 0)
dx
Diagram momen adalah sbb: M c  M b  M b  c  320  320  0 kN .m
Ciri-ciri Bidang Geser
1. Kemiringan bidang geser = intensitas beban
 Daerah tanpa beban = kemiringan DG 0 = DG konstan
 Beban terdistribusi merata = kemiringan DG konstan
 Beban terdistribusi tidak merata = kemiringan DG bervariasi
 Beban terpusat = ada loncatan DG sebesar nilai beban terpusat

2. Perubahan DG antara dua titik = luas intensitas beban


 Tidak ada beban dalam suatu segmen = DG tidak berubah
 Beban terdistribusi = DG berubah sebesar luas intensitas beban
 Beban umum/campuran = DG berubah sebesar jumlah total beban
Ciri-ciri Bidang Momen
1. Kemiringan bidang momen = geser
 DG konstan = kemiringan DM konstan
 DG bervariasi = kemiringan DM bervariasi
 DG = 0, DM maksimum
 Beban terpusat, ada loncatan DG, DM patah

2. Perubahan DM antara dua titik = luas DG antara kedua titik


 Beban momen = loncatan DM
 DG umum = DM berubah sebesar luas DG
Bentuk
Diagram
Momen
yang
Umum
Terjadi
Contoh 5
Contoh 6
Contoh 7
Contoh 8
Contoh 8 (2)
Contoh 9
Contoh 9 (2)
Contoh 10
Contoh 10 (2)

Anda mungkin juga menyukai