Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN FISKAL DAN

KEBIJAKAN MONETER
• Kebijakan Fiskal: Tindakan pemerintah melalui
manajemen pajak (plus penerimaan lain) dan
alokasi belanja negara untuk mempengaruhi laju
perekonomian.
• Kebijakan Moneter: Intervensi Bank Indonesia
(dan Pemerintah) utk mengelola jumlah uang
beredar (dan tingkat inflasi) yang dibutuhkan oleh
perekonomian.
1
Kebijakan Fiskal
• Ketika perekonomian sedang lesu (depresi atau re-
sesi), pemerintah perlu menggerakkannya dengan
meningkatkan belanja negara: G (atau mengurangi
pajak: T) utk stimulasi aktivitas ekonomi, menyerap
tenaga kerja, dan stimulasi permintaan aggregat.
• Pada waktu depresi besar di Amerika Serikat 1930-
an, Professor John Maynard Keynes menyarankan
peningkatkan belanja negara secara besar-besaran.

2
Pengalaman Amerika Serikat

• Presiden Franklin D. Roosevelt mengikuti sarannya,


membangunan infrastruktur secara besar-besaran;
• Presiden Harry Truman bahkan terus membangun
jaringan jalan dan kereta api ke seluruh negara;
• Uangnya dari mana? Berhutang kepada warganya.
Orang kaya bahu-membahu membantu negaranya.
• Bagaimana Indonesia mengatasi krisis ekonomi?

3
Esensi Kebijakan Fiskal:
Kebijakan fiskal mempengaruhi kinerja peng-
gunaan tenaga kerja dan tingkat produksi ba-
rang dan jasa di dalam negeri

Sifat Kebijakan Fiskal:


Kebijakan fiskal bisa bersifat: (1) “ekpansif”
(memperbesar pengeluaran pembangunan)
dan (2) “kontraktif” (menghemat pengeluaran)
4
Kebijakan Fiskal Ekspansif
• Kebijakan fiskal disebut ekspansif ketika pemerintah
melakukan peningkatan belanja negara (G) atau
mengurangi pajak (T) (atau keduanya) untuk
stimulasi perekonomian dan menyerap tenaga kerja;
• Kebijakan fiskal akhirnya membawa hasil laju per-
tumbuhan ekonomi yang lebih tinggi karena telah
meningkatkan permintaan aggregat (AD).

5
Kebijakan Fiskal dan Permintaan Aggregat (AD)

Kasus belanja negara:  G  AD 


Soal: Berapa besar AD meningkat?

Jawab: Bisa lebih besar dari G (Multiplier Effect). AD AD AD


Bisa lebih kecil dari G (Crowding Out Effect). Y

6
Kebijakan Fiskal dan AD (Lanjutan)
Dampak Ganda (Multiplier Effect): peningkatan permintaan
aggregat yang lebih besar, buah hasil kebijakan fiskal ekspansif
yang meningkatkan pendapatan masyarakat dan tambahan belanja
konsumen yang juga lebih besar.

Kisahnya:  AD =  G + MPC  G + MPC( MPC  G) + …


=  G( 1 + MPC + MPC2 + MPC3 + …)
=  G [ 1/(1-MPC) ]
Multiplier

7
Kebijakan Fiskal dan AD (lanjutan)

Dampak negatif (Crowding-out Effect): Penurunan permintaan


aggregat, buah hasil kebijakan ekpansif yang menaikkan tingkat
bunga, sehingga mengurangi laju belanja investasi.
Kisahnya:  G  AD   Y   permintaan uang  
suku bunga (r)   AD 

r S P
SRAS

AD
AD
D
D AD

8
Q uang beredar Y
Kebijakan Fiskal dan AD (lanjutan)

Kasus pengurangan pajak:  T  AD 

Kisahnya sama dgn kasus belanja negara (G )

Hal yang perlu diingat: pengurangan pajak


tersebut sementara atau jangka penjang
(permanen).

9
Contoh Kebijakan Fiskal Ekspansif

• Amerika Serikat 1930an: Pembangunan sarana


besar-besaran (lihat penjelasan sebelumnya).
“Depresi Besar” AS waktu itu jauh lebih dahsyat
dibandingkan krisis ekonomi Indonesia saat ini.
• Indonesia 1970an: Penyehatan resesi, utang luar
negeri, pembangunan jalan, jaringan irigasi,
komunikasi, pertambangan dan energgi, pabrik
semen, pabrik pupuk, dsb. Indonesia berjaya
selama 16 tahun pertama Orde Baru (ekonomi
tumbuh >7 %, kemiskinan hanya tinggal 11%).
10
Kebijakan Fiskal Kontraktif

• Kebijakan fiskal disebut kontraktif ketika pemerintah


bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran secara
signifikan, umumnya untuk mengurangi laju inflasi.
• Dampak netto (net effect) dari kebijakan fiskal yang
kontraktif umumnya adalah laju pertumbuhan eko-
nomi yg lebih lambat, bahkan juga tingkat pengang-
guran yang lebih tinggi.

11
Kebijakan Fiskal Kontraktif (disebut
juga Fiskal Konservatif)
• Kebijakan fiskal kontraktif ditempuh melalui pengu-
rangan belanja negara (G), peningkatan pajak (T)
atau kedua-duanya;
• Kebijakan fiskal kontraktif memperlambat laju per-
tumbuhan ekonomi karena mengurangi AD.
• Apakah tindakan keempat presiden era reformasi
yang “dipaksa IMF/Bank Dunia” menurangi defisit
dan mendahulukan pembayaran utang luar negeri
dapat disebut melakukan kebijakan fiskal kontraktif?
12
Contoh Kebijakan Fiskal Kontraktif
• Amerika Serikat 1960-an, (ketika masa perang
Vietnam, pajak penghasilan dinaikkan 10%)
• Indonesia, sekarang (ketika kekhawatiran berlebih-
an pada peningkatan suku bunga dan menurunnya
daya beli, plus kebutuhan wajib untuk membayar
utang luar negeri, dan bunga obligasi untuk menye-
hatkan perbankan). Hasil pemulihan ekonomi lam-
bat (Data 2003: laju pertumbuhan 4,1% penggang-
guran 38 juta).
13
Manajemen Anggaran Negara
• Catatan tambahan: Perlu diingat bahwa keputusan
pemerintah dalam pajak dan belanja negara juga
dengan pertimbangan dan tujuan strategis lain:
untuk pertahanan negara, bantuan dan pelayanan
sosial, pengentasan kemiskinan dan tujuan politis.
• Di Indonesia, kebutuhan rekapitalisasi perbankan &
dana perimbangan daerah untuk desentralisasi
ekonomi (otonomi daerah) menghabiskan hampir
dua pertiga dari total anggaran negara.
14
Kebijakan Moneter
Tujuan Kebijakan Moneter:
– Stabilisasi harga: melalui manajemen jumlah
uang beredar, nilai tukar dan target inflasi
– Upaya mencapai lapangan kerja maksimum
(seharusnya, tapi Indonesia belum mampu)

15
Siapa yang mengeluarkan uang?

Di Indonesia mata uang dikeluarkan oleh:

• Bank Indonesia: uang kertas, koin

• Departemen Keuangan: Surat Utang Negara

16
Konsep Uang dalam Ekonomi Makro
• Dalam ekonomi makro, terdapat beberapa indikator
baku untuk mengukur jumlah uang beredar, yang
dirangkum dalam istilah: “M1”, “M2”, dan “M3”.
• M1 = uang kertas, uang logam, dan rekening koran
• M2 = M1 plus keseimbangan dalam:
– Rekening tabungan
– Rekening deposito
– Rekening pasar uang
• M3 = M2 plus keseimbangan deposito jumlah besar
17
Kebijakan Moneter dan Permintaan Aggregat (AD)
(1) Pasar Uang

Supply
dibuat tetap oleh Bank Indonesia
r MS

O
Q uang beredar
Demand
Soal: Berapa biaya imbangan untuk menahan uang?
Jawab: pendapatan bunga yang hilang. Permintaan uang
berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. 18
Kebijakan Moneter dan AD (lanjutan)
(2) Pasar Uang dan AD
Misal P. Jika P ,  permintaan uang 
Selanjutnya r ,  I   AD 
r MS

r2

r1
D
D
O
P Q uang beredar

AD
O Y 19
Kebijakan Moneter dan AD (lanjutan)
(2) Pasar Uang dan AD (lanjutan)

r S S
Misal Jumlah uang beredar (MS) 

r1
r   I (utk P tetap) AD bergeser r2
D

Q uang beredar
P
SRAS

AD AD
Y 20
Kebijakan Moneter dan AD (lanjutan)
(3) Suku Bunga dan Target Inflasi
• Dua kasus pertama tadi difokuskan pada jumlah uang
beredar yang dibuat tetap oleh Bank Indonesia;
• Sejak independen (UU No. 23/1999), Bank Indonesia tidak
lagi menjadi “agen pembangunan” tetapi benar-benar men-
jadi otoritas moneter yang harus lebih berwibawa.
• Bank Indoneisa mengatur tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) & menetapkan target inflasi tahunan;
• Basis argumen: keterkaitan dengan jumlah uang beredar,
tingkat nilai tukar (jumlah uang asing beredar), dan dam-
paknya pada investasi dan aktivitas perekonomian.
21
Anda tahu tokoh ini?

Dia sangat fenomenal, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat


(Federal Reserve) selama masa empat-presiden (Reagan, Bush,
Clinton, dan Bush,Jr.), mengendalikan kebijakan moneter, me-
ngatur jumlah uang beredar, tingkat suku bunga dan kredit. 22
“If nothing else, the experience of the last decade has
reinforced earlier evidence that a necessary condition for
maximum sustainable economic growth is price stability ”
Alan Greenspan, Testimony to the House Committee on
Banking and Financial Services on July 22, 1999

(Tidak berlebihan utk mengatakan, pengalaman Amerika


Serikat dlm satu dekade terakhir semakin memperkuat
bukti akademik bahwa syarat penting utk mencapai per-
tumbuhan ekonomi maksimum yang berkeberlanjutan
adalah stabilitas harga)
23
Penutup: Keseimbangan Ekonomi Makro
John Hicks (Penerima Hadiah Nobel 1972) mengiterpretasikan
teori besar John Maynard Keynes tentang keseimbangan
umum ekonomi makro dengan falsafah sebagai berikut:

Keseimbangan Keseimbangan Keseimbangan


Pasar Barang Pasar Uang Pasar Tenaga Kerja

Y=C+I+G MS = P·L(r+E, Y) LS = LD

24
Keseimbangan Pasar Barang
Y = C + I + G

Suplai Barang Permintaan barang atau


atau “Produksi” “Penjualan”

Equivalen dengan
Y–C–G = I
Y–T–C+T–G = I
Sprivate + SPemerintah = I

S=I adalah Keseimbangan Pasar Barang

25
Keseimbangan Pasar Uang, konteks IS-LM
Loanable Funds Market r-Y ruang
i mps0Y1995
i
.07 LM
.06
a
.05 •a

IS
It

S,I Y
Yt

26
Kurva Philip: Pengangguran vs Inflasi
9

8
Laju Inflatsi (%)

0
0 1 2 3 4 5 6
Pengangguran (%)
27

Anda mungkin juga menyukai