Anda di halaman 1dari 18

Pancasila Aspek Politik dll

H. Atus Ludin Mubarok


Nilai-nilai dasar pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Politik dan


Hukum

1. Pengembangan Lembaga Negara

Salah satu bentuk perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang


politik dan hukum adalah keberadaan lembaga negara. Lembaga
negara memiliki tugas untuk menjalankan pemerintahan negara
yang sesuai dengan UUD 1945. Dalam praktiknya, lembaga negara
juga harus dikembangkan. Perkembangan lembaga negara
disesuaikan dengan kebutuhan negara dan masyarakat di
dalamnya.

Di Indonesia terjadi pengembangan pada lembaga negara. Ada tiga


lembaga baru yang tertulis dalam Amandemen UUD 1945. Ketiga
lembaga baru itu adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY).
2. Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia

Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi dan menghargai Hak Asasi Manusia
(HAM). Hal itu karena HAM berhubungan juga dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalam pancasila sebagai dasar negara. Hak asasi manusia yang dijunjung tinggi meliputi
penyeimbangan pelaksanaan hak dan kewajiban warga negaranya. Tentunya pelaksanaan
hak asasi manusia ini juga harus sesuai dengan isi pancasila.

3. Penerapan Demokrasi

Sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia adalah demokrasi pancasila. Artinya
demokrasi ini bertumbuh dari nilai dan tradisi budaya bangsa.

Sistem demokrasi di Indonesia meliputi:

1. Demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat dan kekeluargaan.


2. Demokrasi yang tidak berdasarkan dominasi mayoritas maupun tirani minoritas.
3. Sistem yang mengutamakan kekeluargaan, bukan sistem yang saling menjatuhkan atau
mengutamakan kepentingan individu dan golongan.

Contoh perwujudan sistem demokrasi di Indonesia adalah adanya pemilihan umum yang
dilakukan untuk memilih pemimpin.
4. Pemberlakuan Hukum

Hukum nasional yang berlaku di Indonesia harus


bersumber pada nilai-nilai Pancasila sebagai akar dari
segala sumber hukum.

Peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak


boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Hukum bisa disusun berdasarkan norma sosial yang


berlaku dalam masyarakat Indonesia maupun dari
luar. Meski begitu, hukum yang akan diberlakukan
harus tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Edi Rohani dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (2019), menjelaskan bahwa secara garis besar, pancasila
sebagai paradigma pembangunan politik memiliki arti bahwa pancasila
bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan
dengan menggunakan nilai-nilai dalam pancasila.

Lebih lanjut, Edi menjelaskan implementasi nilai-nilai pancasila dalam


pembangunan politik, sebagai berikut:

1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,


budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam
pengambilan keputusan.
3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan.
4. Menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab demi
mencapai tujuan keadilan.
5. Nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan
bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Mengutip buku Memahami Ekonomi tulisan Rocheni Esa Ganesa
(2018: 25), dalam sistem ekonomi Pancasila, kegiatan ekonomi
dilakukan berdasarkan usaha bersama dengan asas kekeluargaan
dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah.

Sistem ekonomi ini diharapkan tidak hanya menguntungkan


segelintir pihak pemilik modal, tetapi juga masyarakat Indonesia
secara keseluruhan. Sistem ini memberikan kebebasan berusaha
kepada masyarakat, namun dengan batas dan syarat tertentu.
Usaha swasta dan negara tumbuh berdampingan secara seimbang.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila

Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila


ditegaskan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33, yaitu:

1. Sistem Perekonomian yang berdasarkan asas kekeluargaan dan disusun


sebagai bentuk usaha bersama. Mengutip situs MKRI, Indonesia tidak
menganut paham liberal dalam sistem perekonomiannya. Oleh sebab itu
privatisasi kurang tepat diterapkan di Indonesia, mengingat Indonesia adalah
negara berkembang yang sangat kuat semangat gotong royong dan
kekeluargaannya.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat.

3. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi


dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.
Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila
Mengutip materi Sistem Ekonomi Pancasila yang disusun oleh Sylvia Octa Putri
(2014), sistem ekonomi Indonesia berorientasi kepada:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya berlakunya etika dan moral agama, bukan
materialisme semata.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu tidak mengenal pemerasan atau
eksploitasi.
3. Persatuan Indonesia, yaitu berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan,
sosionalisme, dan sosio-demokrasi dalam ekonomi.
4. Kerakyatan, yakni mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup
orang banyak. Usaha-usaha kooperatif seharusnya menjiwai perilaku ekonomi
perorangan dan masyarakat.
5. Keadilan sosial, yakni asas persamaan atau emansipasi.

Tujuan Sistem Ekonomi Pancasila

Mengutip jurnal Sinkronisasi Ekonomi Pancasila dan Ekonomi Islam tulisan Muhammad Ali Akbar
& Moh. Idil Ghufron (2019), tujuan akhir dari sistem ekonomi yang berlandaskan Pancasila adalah
mewujudkan kemakmuran rakyat secara maksimal.

Perekonomian harus disusun berdasar demokrasi ekonomi, di mana kemakmuran masyarakat lebih
diutamakan daripada kemakmuran individu. Dalam sistem ini, masyarakat berperan aktif dalam
pembangunan ekonomi. Sedangkan pemerintah memberikan arahan guna mewujudkan masyarakat
yang sejahtera.
Sosial Budaya

Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik


atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di
Tanah Air, 652 Bahasa menurut sensus BPS tahun
2010. Suku Jawa adalah kelompok terbesar
di Indonesia dengan jumlah yang mencapai 41% dari total
populasi.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Indonesia adalah daftar semua


kecamatan dan desa / kelurahan yang ada di negara Indonesia. Daftar
ini dibuat berdasarkan Peraturan Kementrian Dalam Negeri No.137
Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan, di mana terdapat 416 kabupaten, 98 kota, 7.094
kecamatan, 8.490 kelurahan, dan 74.957 desa di Indonesia serta
diperbarui berdasarkan Peraturan Kementrian Dalam Negeri No.77
Tahun 2019 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan.
Pancasila dan Hankam

Perwujudan Nilai-nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan, pembangunan


bidang pertahanan dan keamanan secara tegas ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27
ayat 3 yang mengaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara. Demikian juga pasal 30 menegaskan setiap warga negara berhak dan
wajib ikur serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta. Dengan demikian kedua pasal ini menegaskan perlunya partisipasi seluruh
rakyat dalam pembelaan negara.

Perwujudan Nilai-nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan, bentuk partisipasi


rakyat dalam pembelaan negara yang sudah ada dalam masyarakat seperti sistem
“ronda” atau sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang melibatkan masyarakat
secara bergantian. Di beberapa daerah juga terdapat lembaga masyarakat atau adat yang
bertugas menjaga keamanan masyarakat, seperti Pecalang di Bali. Lembaga ini dibentuk
oleh dan dari masyarakat sekitar untuk menjada keamanan lingkungan masyarakat. Coba
amati di lingkungan masyarakat kalian, apakah ada lembaga adat yang memiliki tugas
untuk menjaga keamanan atau sejenisnya. Pada saat ini, terdapat bentuk organisasi
keamanan yang dibentuk secara sengaja dan terorganisasi secara modern seperti
pertahanan sipil, satuan pengaman lingkungan, dan sebagainya.
ASTA GATRA
8 lingkungan

1) Gatra Penduduk
2) Gatra Sumber Daya Alam
3) Gatra Wilayah
4) Gatra Ideologi
5) Gatra Politik
6) Gatra Ekonomi
7) Gatra Sosial Budaya
8) Gatra Pertahanan Keamanan
Astagatra terdiri dari dua komponen, yaitu trigatra (tiga aspek alamiah) dan
pancagatra (lima aspek sosial).

Dilansir dari laman resmi Prpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional Republik


Indonesia, dijelaskan tiga aspek alamiah dalam trigatra, yaitu:

Geografi
Aspek geografi ini berhubungan dengan letak geografi negara Indonesia. Letak
geografi negara Indonesia memberikan penjelasan tentang bentuk ke dalam dan
bentuk ke luar. Bentuk ke dalam menjelaskan corak, wujud isi, dan tata susunan
wilayah Indonesia berupa satu kesatuan laut dengan pulau-pulau di dalamnya.
Perkembangan Wilayah Indonesia
Sedangkan bentuk ke luar menjelaskan situasi dan kondisi lingkungan yang
berhubungan timbal balik antara negara dan lingkungannya. Kondisi geografi
merupakan satu kesatuan laut dengan pulau-pulau yang ada di dalamnya. Sedangakan
posisi Indonesia terletak di posisi silang dunia, yaitu di antara dua benua (Australia dan
Asia), dua samudra (Pasifik dan Hindia), dan berada di wilayah khatulistiwa. Lebih
lanjut, Indonesia merupakan negara berbentuk kepulauan yang terdiri atas perairan
dan daratan.
Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi empat gugusan, yaitu Gugusan Papua,
Gugusan Kepulauan Maluku, Gugusan Kepulauan Sunda Kecil, dan Gugusan Kepulauan
Sunda Besar
Keadaan dan kemampuan penduduk

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Damri dan Fauzi Eka Putra,
dijelaskan bahwa penduduk merupakan manusia yang mendiami suatu tempat atau
wilayah tertentu.
Aspek keadaan dan kemampuan penduduk ini berhubungan dengan kondisi
kependudukan di Indonesia yang mencakup tiga hal, yaitu jumlah penduduk, komposisi
penduduk, dan distribusi penduduk.
Perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga hal yaitu kematian, kelahiran, dan
migrasi. Dampak positif pertambahan penduduk adalah pertambahan angkatan kerja
untuk menambah kapasitas produksi.
Sementara dampak negatifnya adalah apabila pertumbuhan penduduk tidak seimbang
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan usaha peningkatan
kualitas penduduk. Komposisi penduduk merupakan susunan penduduk menurut umur,
jenis kelamin, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Sama seperti
perubahan jumlah penduduk, komposisi penduduk juga dipengaruhi oleh kematian,
kelahiran, dan migrasi.
Sementara distribusi penduduk adalah proses penyebaran penduduk. Distribusi
penduduk yang ideal adalah distribusi yang merata sehingga bisa memenuhi persyaratan
kesejahteraan dan keamanan. Jumlah penduduk Indonesia yang lumayan banyak menjadi
keuntungan dalam hal pertahanan negara. Jumlah penduduk yang banyak dapat dilatih
melalui bela negara guna mendukung TNI dalam usaha menjaga kedaulatan negara
Indonesia.
Sumber kekayaan alam

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang


melimpah. Mulai dari sumber daya pertanian, perairan,
pertambangan, dan energi semuanya ada di Indonesia. Kekayaan
alam tersebut dapat digunakan oleh Indonesia sebagai modal untuk
pembangunan dan pertahanan negara. Oleh sebab itu, kekayaan
alam tersebut harus dimanfaatkan secara benar. Pemanfaatan
kekayaan alam harus menggunakan tiga prinsip, yaitu:

1. Prinsip maksimal, pemanfaatan kekayaan alam Indonesia harus


benar-benar bisa menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
bagi rakyat.
2. Prinsip lestari, pemanfaatan kekayaan alam Indonesia tidak
boleh menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan dan wajib
menjaga keseimbangan alam.
3. Prinsip berdaya saing, hasil pemanfaatan kekayaan alam
Indonesia harus bisa bersaing dengan hasil kekayaan alam
negara lain.
Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan. Faktor yang bersangkutan dengan penduduk negara meliputi dua hal
berikut:
a. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
b. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran,
perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah.

Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Adapun hal yang
terkait dengan wilayah Negara meliputi:
a. Bentuk wilayah Negara dapat berupa Negara pantai, Negara kepulauan, dan
Negara kontinental.
b. Luas wilayah Negara; ada Negara dengan wilayah luas dan Negara dengan
wilayah sempit (kecil).
c. Posisi geografis, astronomis, dan geologis Negara.
d. Daya dukung wilayah Negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
Gatra Sumber Daya Nasional
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen
ketahanan nasional, meliputi:
a. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya
alam hewani, nabati, dan tambang.
b. Kemauan mengeksplorasi sumber daya alam.
c. Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup.
d. Kontrol atas sumber daya alam.

Gatra di Bidang Ideologi


Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu
bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan,
artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak
dituju.
b. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya masyarakat
yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi sebagai milik bersama dan
menjadikannya bersatu.
Gatra di Bidang Politik
Politik penyelengaraan bernegara sangat memengaruhi kekuatan nasional suatu
Negara. Penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti :
a. Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non demokrasi.
b. Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensil atau parlementer.
c. Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan.
d. Susunan Negara yang dibentuk apakah sebagai Negara kesatuan atau Negara serikat.

Gatra di Bidang Ekonomi


Ekonomi yang dijalankan oleh suatu Negara merupakan kekuatan nasional Negara yang
bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam
upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga Negara.

Gatra di Bidang Sosial Budaya


Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu Negara. Hal-hal
yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi
bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya masyarakatnya.

Gatra di Bidang Pertahanan Keamanan


Pertahanan keamanan suatu Negara merupakan unsur pokok terutama dalam
mengahadapi ancaman militer Negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan
keamanan berada di tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan Negara juga
merupakan salah satu fungsi pemerintahan Negara.
Aspek sosial mencakup lima gatra, yaitu sebagai berikut.
1.Ideologi.
2.Politik.
3.Ekonomi.
4.Sosial budaya.
5.Hankam (Pertahanan dan Keamanan).
 
Pembidangan atau pengelompokan ataupun pemetaan kehidupan nasional tidak
selalu sama. Anda dapat membandingkan dengan pendapat Hans J.
Morgenthau di dalam bukunya Politics Among Nation Elements of National
Power, yaitu sebagai berikut.
6.Geografi.
7. Sumber alam yang mencakup makanan dan bahan baku.
8.Kapasitas industri.
9.Kesiapsiagaan militer: teknologi kepemimpinan, kualitas dan kuantitas
angkatan perang.
10.Penduduk.
11.Karakter nasional.
12.Semangat nasional.
13.Kualitas diplomasi.
14.Kualitas pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai