Anda di halaman 1dari 5

KASUS MANAJEMEN KONFLIK DAN CARA

P E N Y E L E S A I A N N YA

K E L O M P O K 3

A Z Z A H A F I F A H S A L S A B I L A
D Y A H A Y U L E S T A R I
E T A
F A D I A A Z Z A H R A
K O M A N G A P R I L I A
M E L A N I F I T R I A A U L I A
N A N D A K R I S D I A N T O R O
R E Z A A K M A L W A H Y U D I
S E R T I K A G E R A R I A S U M P A
W I N D A S O L E H A
Contoh kasus
• Perawat X, pindahan dari bagian anak, diberikan tugas untuk mengeloka bagian ruang bersalin
(rooming in). Perawat X tidak perlu dilakukan, karena tidak mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada bayi baru, schingga perawat mendukung hal tersebut. Sebagai kepala ruangan,
Anda menilai bahwa perawat X orang yang kompeten terhadap tugas yang diberikan. Dalam
situasi tersebut, anda mengalami konflik personal dan profesional.
• Strategi penyelesaian konflik
• Smoothing => karena dalam kasus diatas kepala ruangan berupaya untuk mencapai kebersamaan.
1. Pengkajian
– a. Jenis konflik interpersonal - karena dalam kusus diatas kepala ruangan mengalami konflik dengan
perawat X.
– b. Perawat X karena saat dipindah ke ruangan bersalin oleh kepala ruangan perawat X tidak menguasai
bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
– c. Yang terlibat dalam kasus di atas adalah kepala ruangan dan perawat X.
– d. Situasi dapat diubah ketika perawat X tidak mendukung saat diberikan tugas oleh kepala ruangan.
2. Analisis dan mematikan isu yang berkembang.
A. Perawat X dipindahkan dari ruang anak ke ruang bersalin. Namun, perawat X tidak menguasai
bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
B. Masalah utamanya adalah kepala ruangan tugas kepada perawat X tetapi memberikan perhatian
karena perawat X tidak menguasai Asuhan Keperawatan pada bayi baru fahir. Jadi kepala ruangan
tidak berhak menuntut perawat X harus langsung menguasai Asuhan Keperawatan pada buyi baru
lahir.
3. Tujuan
untuk meminta perawat X bisa belajar perawat lain yang kompeten dalam Asuhan Keperawatan
pada bayi baru lahir.
4. Identifikasi
Pengelolaan Perasaan
a. respon emosional karena sikap setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap kata-kata,
ekspresi dan tindakan.
5. Intervensi
a. Perawat X lebih memahami tentang Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir.
b. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi yaitu metode smoothing. Yaitu
merupakan konflik konflik dengan cara mengurangi, komponen emosional dalam konflik. Pada
strategi ini, individu yamg terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan dari perbedaan
dengan kesadaran intropeksi diri. Strategi dapat diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi untuk
konfik yang besar, misalnya persaingan pelayanan atau hasil produksi, tidak dapat digunakan.
Buat tujuan, strategi dan keterampilan khusus untuk menyelesaikan kontlik.
Tujuan : Masalah perawat X bisa menguasahi dalam penulisan Asuhan Keperawatan pada bayi baru
lahir. Strategi
c. meniadakan segala informasi tentang masalah yang terjadi sebanyak mungkin. Mulai dari jumlah
perawat yang kompeten dibidang Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir, jadwal kerja, dan
manajerial rumah sakit.
d. Kepala ruangan meminta kepada perawat yang kompeten dibidang Asuhan Keperawatan pada bayi
baru lahir untuk membantu perawat X yang baru pindah ruangan.
c. Memilih alternatif lainnya seperti kolaborasi perawat antar ruangan, jadi. jika ada jumlah
perawatnya memenuhi kebutuhan ruangan untuk ruangan yang kekurangan tenaga.
keterampilan khusus :
d. Perilakukan orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan suatu masalah bukan sebagai
musuh. Hadapi masalah yang ada tapi bikan orangnya.
e. Masalah dapat diterima jika disampaikan dengan baik.
f. Tunjukkan ketaatan dan ketekunan jika orang lain sepakat terhadp pendapat kita.

Anda mungkin juga menyukai