Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PRODUKSI

LATEKS PADA PTPN VII


WAY BERULU
KELOMPOK 8
AN NISA AMANDA (05011281924035)
IDA YATINI (05011181924199)
RISQINA SYAFIRA SURI (05011281924069)
SYARIMA ANGRAINI (05011181924201)
ZUMRATUL AINI (05011181924205)
Karet (Hevea brassiliansis L.) salah satu
komoditas perekonomian Indonesia.

Ekspor karet dan barang dari karet


mencapai US$4.4 juta minuman US$1.2
juta
Peran Industri Karet di Indonesia

Pemasok
01 Pemasok bahan
mentah
02 barang
jadi

Pemasok barang
03 setengah jadi
PT. Perkebunan Nusantara
VII (BUMN)

Perusahaan yang memproduksi


langsung karet berupa lateks
menjadi SIR 3L.
Metode penelitian Analisis Produksi
Dilakukan dengan meganalisis Faktor Produksi, antara lain

1. Jumlah luas panen

2. Aplikasi pupuk urea

3. Aplikasi pupuk TSP

4. Curah hujan

5. Aplikasi penggunaan bahan stimulan SEM


Analisis produksi dalam penelitian
Analisis menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, mempunyai bentuk
fungsi secara matematis :
Y = β1X 2β2X 3β3X 4β4X 5β5 eu..................(1)

Menggunakan metode estimasi 0rdinary least square (OLS) maka fungsi


produksi Cobb-Douglas menjadi
ln Y =lnβ1 + β2lnX2 + β3lnX3 + β4lnX4 + β5 ln X5 + u………………(2)
Dimana :
β1 = Koefisien regresi penduga variabel ke i X3 = Aplikasi pupuk TSP (kg/bulan)
Y = Produksi yang dihasilkan (kg) X4 = Curah hujan (mm/bulan)
X1 = Luas panen (ha)
X5 = Aplikasi SEM (kg/bulan)
X2 = Aplikasi pupuk urea (kg/bulan)
Menurut Doll dan Orazem (1984), usahatani yang dilakukan efisien jika:
= 1 atau NPM=Px atau = 1
Keterangan :
NPM = Nilai produk marjinal βi = Koefisien regresi ke-i
Y = Produksi rata-rata Py = Harga rata-rata output
Xi = Rata-rata penggunaan input ke-i Pxi = Harga rata-rata input

Keuntungan akan tercapai bila :  


= ==…= =1

Dengan kriteria, jika


NPM/Px >1 (penggunaan input x belum efisien, perlu ditambah)
NPM/Px = 1 (penggunaan input x efisien )
NPM/Px < 1 ( penggunaan nput x tidak efisien, perlu dikurangi)
Analisis Produksi Lateks
Tabel 1. Hasil uji validias mpdel produksi lateks unit usaha way berulu
No Variabel Nilai Extraction Nilai KMO
1 Produksi (Y) 0,823 0.664
2 Luas Lahan (X1) 0,517  
3 Pupuk Urea (X2) 0.652  
4 Pupuk TSP (X3) 0,559  
5 Curah Hujan (X4) 0,666  
6 SEM (X5) 0,779  

Berdasarkan tabel nilai KMO yang dihasilkan sebesar 0,664 (> 0,5) dan
nilai extraction masing- masing variabel sudah diatas 0,5 yang
menunjukkan bahwa variabel yang diajukan adalah valid.
Analisis Produksi Lateks
Tabel 2. Hasil uji multikolinearitas model lateks Unit Usaha Way Berulu

Model Nilai Parsial Nilai Toleransi Nilai VIF


Korelasi
LnX1 0,026 0,689 1,451
LnX2 0,309 0,860 1,163
LnX3 0,162 0,621 1,611
LnX4 0,406 0,533 1,878
LnX5 (SEM) 0,610 0,622 1,608
Analisis Produksi Lateks
Tabel 3. Hasil uji run test model produksi Unit Usaha Way Berulu

Runs Test
  Unstandarized Residual
Test Valuea 0,031
Cases < Test Value 30,000
Cases >= Test Value 30,000
Total Cases 60,000
Number of Runs 29,000
Z -0,521
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,602
 Uji run test (tabel 3) dengan = 0,05 memperoleh Asymp.Sig(2-tailed) =
0,602. Artnya tidak terdapat masalah autokorelasi pada model.

 Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk mengetahui faktor-


faktor yang mempengaruhi produksi lateks di perkebunan Unit Usaha
Way Berulu. Berdasarkan tabel 4. dieperoleh R2 = 0,706 / 70,6%
produksi lateks dipengaruhi oleh 6 variabel tersebut Sisanya 29,4%
dipengaruhi oleh variabel lain

Model faktor-faktor yang mempengaruhi produksi lateks di kebun Unit


Usaha Way Berulu :
Ln Y = 7,562 + 0,084 LnX1 + 0,026 LnX2 + 0,018 LnX3 + 0,166 LnX4 +
0,450 LnX5
MEDIAN
Berdasarkan nilai signifikasi masing-masing variable (table 2) diketahui bahwa
terdapat 3 variable yang mempengaruhi produksi lateks, yaitu:
1. pupuk urea (X2)
2. curah hujan (X4)
3. SEM (X5).
Sedangkan variable yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi lateks, yaitu:
4. Luas panen (X1)
5. Pupuk TSP (X3)
Nilai koefisiensi regeresi yang diperoleh luas panen adalah sebesar 0,087 dan
bernilai positif. Sedangkan pupuk urea (X2) yang berpengaruh nyata terhadap
produksi lateks memiliki nilai koefisiesn regresi sebesar 0,026 dan bernilai positif.
Artinya setiap kenaikan satu persen pupuk urea akan meningkatkan produksi
sebesar 0,026%
Median
Tabel 4. Hasil analisis regresi model produksi lateks Unit Usaha Way Berulu

Variabel Koef.Regresi T-hitung Sig


Konstanta 7,562 2,487 0,016
LnX1 0,0084 0,195 0,851
LnX2
LnX2 0,026
0,026 2,391
2,391 0,020
0,020 (b)
(b)
LnX3
LnX3 0,018
0,018 1,205
1,205 0,233
0,233
LnX4
LnX4 0,166
0,166 3,267
3,267 0,002
0,002 (a)
(a)
LnX5
LnX5 (SEM)
(SEM) 0,450
0,450 5,664
5,664 0,000
0,000 (a)
(a)
0,706
0,706
Durbin Watson 1,458
1,458

a. Nyata pada taraf kepercayaan 99%


b. Nyata pada taraf kepercayaan 98%
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI LATEKS
1.   menentukan tingkat efiesiensi produksi lateks diperlukan dua syarat, yaitu
Untuk
syarat keharusan (0<EP dan syarat kecukupan. Nilai Pxi ditentukan berdasarkan
harga representatif. Nilai Px Urea diperoleh dengan membebankan nilai pupuk TSP
menggunakan harga representatif.

Keterangan:
Px = harga representatif foktor produksi P2
P3 = Harga rata-rata faktor ke2,3
X2,X3 = rata-rata penggunaan faktor produksi ke 2,3
Sumber: El-Dairi & House. 2019
Dcreasing return to scale merupakan kondisi dimana penambahan satuan input akan
menurunkan output dari produksi lateks. Penggunaan faktor produksi pupuk urea
dan SEM belum efisiesn secara ekonomi, hal ini ditunjukkan oleh nisbah antara
NPMxi dan BKMxi masing-masing variabel tidak sama dengan 1 (tabel 5). Model
fungsi produksi hasil penelitian memiliki jumlah koefisien regresi 0,746 (kurang dari
1). Yang artinya produksi lateks di kebun Unit Usaha Way Berulu berada pada
keadaan decreasin return to scale.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai