Anda di halaman 1dari 29

Case Report

Seorang Bayi usia 6 Bulan


dengan Diare Akut dan Dehidrasi
Ringan-Sedang
Nama : Aprilia Fani Pratiwi
NIM : J510215116
Pembimbing : dr. Sudarmanto, Sp.A
Pendahuluan

Mercury is the closest planet to the


Sun and the smallest one in the Solar
System. The planet’s name has nothing
to do with the liquid metal since it was
named after the Roman messenger
god, Mercury
Identitas Pasien
Nama : An. R

Jeni kelamin : Laki laki

Usia : 6 Bulan

Berat Badan Anak : 6 kg

Alamat : Balong

3
Identitas Ibu Pasien
Conclusions
- Nama Ibu : Ny. S
- Umur : 34 tahun
- Pekerjaan : IRT
Anamnesis
• Keluhan Utama : BAB terus menerus

• Riwayat penyakit sekarang :


Alloanamnesis dari orang tua pasien keluhan
dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
BAB cair lebih dari 4 kali sehari berwarna kuning
kecoklatan dan berbau menyengat. BAB dengan cairan
lebih banyak dari ampasnya tidak disertai lendir maupun
darah. Pasien rewel dengan tangisan kuat. Pasien susah
minum susu formula yang diberikan.
Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengalami demam. Pada pasien didapatkan sesak karena
riwayat penyakit sebelumnya. Pasien muntah >5 kali susu.
Ibu pasien mengatakan sebelum diare pasien
mendapatkan PASI sekitar 2-3 minggu yang lalu dan
diberikan susu formula selama 4 bulan terakhir.

5
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Riwayat Alergi
Riwayat Rawat Inap
serupa
disangkal Diakui, 4 bulan yang lalu
MRS dengan pneumonia disangkal
aspirasi dan fimosis
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Serupa keluarga
disangkal DM (-) HT (-)

Riwayat Persalinan
Anak ke 2 dari 2 bersaudara
lahir caesar, kurang bulan, BBL 1500 gram,
Tidak langsung menangis saat lahir.
6
PemeriksaanContents
Fisik of this template

Vital sign

• Suhu : 36,6° C
• HR : 110 x/menit
• RR : 24 x/menit
• SpO2 : 98 %.

Keadaan Umum

• bayi tampak lemah dan menangis kuat.


Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan efluoresensi :

Regio extremitas sup. sinistra


didapatkan
makula
eritematosa
berbatas tegas,
skuama putih
diatasnya
Dan terdapat
erosi
Regio auricula sinistra
didapatkan makula eritematosa berbatas tidak tegas,
terdapat juga skuama putih diatasnya
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan efluoresensi :
Regio extremitas inf. dextra

Regio extremitas sup. dextra


didapatkan plak eritematosa berbatas tegas,ukuran numular- didapatkan makula eritematosa berbatas tegas ukuran
plakat terdapat juga skuama putih diatasnya numular
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan efluoresensi :
Regio extremitas inf. dextra

Regio extremitas inf. dextra


didapatkan plak eritematosa-hiperpigmentasi berbatas didapatkan makula eritematosa infiltrat berbatas
tegas,bentuk numular multiple tegas ukuran plakat
Pemeriksaan Fungsi Saraf

Fungsi Sensorik Fungsi Motorik


ditemukan hipestesia
tidak terdapat kelemahan
atau anestesia pada lesi
otot.
kulit

Pemeriksaan saraf
perifer
Pemeriksaan saraf perifer menunjukkan bahwa tidak ada
penebalan saraf tepi.

11
Diagnosis Kerja
Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu
Neuritis Morbus Hansen tipe BB disertai
Reaksi Reversal.

12
Diagnosis Banding

Kusta is the greatest immitator

● Kusta reaksi ENL


● Ptiriasis rosea
● Psoriasis

13
Tatalaksana

Medikamentosa Non Medikamentosa

Reaksi Reversal
● edukasi mengenai penyakit dan
● Neuritis (+)
pengobatan.
● Prednison 40 mg/hr
● mengonsumsi makanan yang
● Analgetik  Na diclofenac 2x1
bergizi
tab
● istirahat cukup
● antibiotic clindamisin 2x300 mg
● konsumsi obat teratur dan kontrol
● Tablet kombinasi vit. B1, B6, B12
setiap bulan
1X1 tab

14
PEMBAHASAN
LEPRA = MORBUS HANSEN
Kusta merupakan penyakit infeksi kronik
yang disebabkan Mycobacterium leprae
(M. leprae). Kusta menyerang kulit dan
saraf tepi, serta otot, mata, tulang, testis,
dan organ dalam lainnya, kecuali sistem
saraf pusat.

16
Epidemiologi, Etiologi
Mycobacterium leprae
Basil tahan asam
Positif gram
Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um
Biakan medium artifisial (-)

Masa tunas:
Bervariasi
40 hr – 5 th (Ada yg mengatakan samp 10 th
bahkan bisa samp 40 th)
Penyebaran  o/ orang yang terinfeksi
Data WHO tahun 2019 melaporkan dari 161 negara
sebanyak 202.256 kasus kusta baru terdeteksi di 118 negara,
96% terdapat di 23 negara dan sebanyak 79% terdapat di
India, Brasil, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri terjadi
peningkatan kasus kusta dalam 5 tahun terakhir.
17
Patogenesis

Klasifikasi menur

18
Klasifikasi

● Ridley & Jopling : TT, BT, BB, BL dan LL

● Madrid : Tuberkuloid, Borderline, Lepromatosa

● WHO : Pausibasiler ~ sedikit basil : TT, BT, I


Multibasiler ~ banyak basil : BB, BL, LL

19
Klasifikasi
Perbedaan tipe PB dan MB menurut klasifikasi
WHO
  PB MB
1. Lesi kulit - 1-5 lesi - > 5 lesi
(makula yang - Hipopigmentasi/eritema  
datar, papul yang - Distribusi tidak simetris - Distribusi lebih
meninggi,   simetris
infiltrat, plak    
eritem, nodus).    
 
1. Kerusakan saraf - Hilangnya sensasi yang - Hilangnya
(menyebabkan jelas sensasi kurang
hilangnya   jelas
sensasi/kelemah - Hanya satu cabang - Banyak cabang
an otot yang saraf saraf
dipersarafi oleh
saraf yang
terkena

20
Klasifikasi Gambaran klinis
tipe PB
Karakteristik Tuberkuloid Borderline Indeterminate
tuberculoid (BT) (I)
Lesi Makula atau makula Makula dibatasi makula
Tipe dibatasi infiltrate infiltrat saja
Jumlah Satu atau beberapa Satu dengan lesi Satu atau
satelit beberapa
Distribusi Terlokalisasi & asimetris bervariasi
asimetris
Permukaan Kering, skuama Kering, skuama Dapat halus
agak mengkilat
Sensibilitas Hilang Hilang Agak
terganggu
BTA      
Pada lesi kulit Negatif Negatif, atau 1+ Biasanya
negatif
Tes Lepromin Positif kuat (3+) Positif (2+) Meragukan
  (1+)

21
Klasifikasi Gambaran klinis
tipe MB
Karakteristik Lepromatosa Borderline lepromatosa Mid-borderline (BB)
(BL)
 
Lesi Makula, infiltrat difus, papul, Makula, plak, papul Plak, lesi bentuk kubah,
Tipe nodus lesi punched-out
Jumlah Banyak, distribusi luas, praktis Banyak, tapi kulit sehat Beberapa, kulit sehat
tidak ada kulit sehat masih ada (+)
Distribusi Simetris Cenderung simetris Asimetris
Permukaan Halus dan berkilap Halus, berkilap Sedikit berkilap,
beberapa lesi kering
Sensibilitas Tidak terganggu Sedikit berkurang Berkurang
BTA      
Pada lesi kulit Banyak (globi) Banyak Agak banyak
   
Pada hembusan Banyak (globi) Biasanya tidak ada Tidak ada
hidung
 
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif, dapat
  juga (+)
 

22
Diagnosis
Tanda Kardinal

Bercak kulit yang Penebalan saraf Ditemukan kuman


mati rasa tepi tahan asam

23
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan 2. Pemeriksaan 3. Pemeriksaan


bakterioskopik Histopatologis serologis
Indeks Bakteri
Indeks Morfologi

24
Tatalaksana

Big numbers catch your audience’s attention


Reaksi Kusta
Suatu keadaan akut pd perjalanan peny kusta yg kronik

Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat

Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi

Pembagian:

Reaksi tipe I ~ reversal

Reaksi tipe II ~ ENL

Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat

26
Pengobatan Reaksi Kusta

Reaksi Reversal
Reaksi ENL • Neuritis (+)
Ringan  rawat jalan, istirahat • Prednison 40 mg/hr
Berat  rawat inap • Analgetik + sedatif
Obat : • Anggota gerak yang
Prednison 40 - 60 mg/hr  terkena  istirahatkan
berat/ringan reaksi
Klofazimin 200 – 300 mg/hr Neuritis (-)
Thalidomide  teratogenik • Kortikosteroid (-)
• Analgetik kalau perlu

27
Secara umum prognosis pasien ini baik. Pengobatan pada reaksi kusta pasien dengan
menggunakan obat anti-kusta dan menghindari faktor pencetus reaksi, diharapkan akan
dapat mengobati reaksi dan penyakit kustanya.

28
Terimakasih

29

Anda mungkin juga menyukai