0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas pengaruh seks bebas bagi remaja, termasuk definisi, epidemiologi, faktor penyebab, dampak kesehatan, sosial, dan pencegahan melalui edukasi orang tua dan remaja. Seks bebas dapat menyebabkan kehamilan diluar nikah, penyakit menular, dan gangguan psikologis serta sosial bagi remaja. Pencegahannya melalui pengendalian diri, lingkungan positif, dan edukasi orang
Dokumen tersebut membahas pengaruh seks bebas bagi remaja, termasuk definisi, epidemiologi, faktor penyebab, dampak kesehatan, sosial, dan pencegahan melalui edukasi orang tua dan remaja. Seks bebas dapat menyebabkan kehamilan diluar nikah, penyakit menular, dan gangguan psikologis serta sosial bagi remaja. Pencegahannya melalui pengendalian diri, lingkungan positif, dan edukasi orang
Dokumen tersebut membahas pengaruh seks bebas bagi remaja, termasuk definisi, epidemiologi, faktor penyebab, dampak kesehatan, sosial, dan pencegahan melalui edukasi orang tua dan remaja. Seks bebas dapat menyebabkan kehamilan diluar nikah, penyakit menular, dan gangguan psikologis serta sosial bagi remaja. Pencegahannya melalui pengendalian diri, lingkungan positif, dan edukasi orang
Pengertian Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diuar nikah yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Epidemiologi Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 (dilakukan per 5 tahun) mengungkapkan, sekitar 2% remaja wanita usia 15 sampai 24 tahun dan 8% remaja pria usia yang sama mengaku telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan 11% diantaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan Etiologi Faktor penyebab seks bebas pada remaja 1. Orang Tua • Kurangnya sosialisasi orangtua tentang seksual terhadap anak • Orang tuanya yang terlalu kejam, tidak dapat menyesuaikan didikan dengan keperluan anak untuk berautonomi. • Orang tua yang tidak peduli untuk memantau perkembangan sosial anak tersebut • Kekecewaan terhadap keluarga ataupun lingkungan sekitarnya terus berpengaruh kepada perilaku remaja yang menyimpang untuk mengespresikan perasaanya, rasa untuk disayangi menyebabkan individu resah takut ditinggalkan dan sanggup melakukan apa saja untuk mendapatkan kasih sayang. 2. Pendidikan • Kurangnya pengetahuan anak tentang seks, seksual, dan seksualitas • Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi belum memadai Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi belum memadai yang dapat dilihat dengan hanya 35,3% remaja perempuan dan 31,2% remaja laki-laki usia 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual. • Begitu pula gejala PMS kurang diketahui oleh remaja. Informasi tentang HIV relatif lebih banyak diterima oleh remaja, meskipun hanya 9,9% remaja perempuan dan 10,6% laki-laki memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV- AIDS. 3. Agama • Kurangnya iman 4. Pergaulan Bebas • Pengaruh teman sebaya. 5. Rasa ingin tahu yang berlebihan 6. Media sosial (youtube, facebook, dan whatsapp) Dampak A. Dampak Kesehatan a) Dampak Fisiologis • Hamil diluar nikah Kehamilan pada usia muda dapat berisiko tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, perdarahan persalinan yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. • Melakukan aborsi Keguguran yang terjadi apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan efek samping yang serius yang dapat menimbulkan infeksi alat reproduksi dan kematian.
• Penyakit infeksi menular seksual
Pengaruh seks bebas terhadap kesehatan reproduksi yang paling potensial adalah infeksi menular seksual seperti syphilis, gonorrhaea, dan HIV. Disebabkannya tidak menjaga kesehatan reproduksi atau berganti-ganti pasangan. Kemudian resiko lebih tinggi terhadap HPV (human papiloma virus) penyebab kanker serviks. b) Dampak Psikologis • Rentan mengalami stres dan malu serta depresi karena dikucilkan dari lingkungan pergaulan atau lingkungan sekitar. • Hamil diusia dini menyebabkan terganggunya perkembangan kepribadian karena remaja tersebut belum siap menjadi ibu dan mengalami banyak tekanan dari lingkungan keluarga dan sekitar. • Pernikahan usia dini dan hambatan dalam meraih cita-cita, belum siap menghadapi pernikahan dan masih labil sehingga dapat memicu kekerasan dalam berumah tangga serta kekerasan pada anak dan mengakibatkan perceraian. • Depresi setelah melahirkan B. Dampak Sosial • Putus sekolah Kehamilan, atau diberhentikan dari sekolah. • Pernikahan dini. Seseorang yang menikah di usia dini maka akan kehilangan interaksi dengan lingkungan teman sebayanya. Remaja merasa bahwa dirinya terkekang karena tidak bisa kemana-mana. • Dikucilkan oleh teman-teman sekitar • Penolakan dan menjadi buah bibir dalam masyarakat diangap aib bagi keluarga Pencegahan dan Edukasi A. Pencegahan atau upaya menanggulanginya : • Mengendalikan diri (menggunakan akal pikiran atau rasional daripada menuruti perasaan atau emosi negatif) • Menjauhkan diri dari dari hal-hal yang menimbulkan hasrat seksual, mengalihkan diri pada hal-hal yang positif atau produktif seperti, berolahraga, berorganisasi, mengembangkan hobi dan lain-lain. • Membina relasi heteroseksual yang sehat, bertanggung jawab, alami dan bertujuan positif memulai komunikasi membentuk komitmen Bersama • Mendekatkan diri pada Tuhan dan berusaha menghayati norma- norma atau nilai-nilai yang berlaku • Memilih teman yang berakhlak baik • Menghindari pergaulan bebas • Memahami dampak negatif seks bebas • Memilih lingkungan yang positif • Berkomunikasi secara terbuka dengan orangtua • Berani mengatakan tidak terhadap ajakan teman untuk melakukan seks bebas • Jangan mudah percaya pada rayuan/bujukan dan janji-janji manis. B. Edukasi atau Peran Orangtua • Memberikan waktu luang kepada anak untuk komunikasi • Memberi rasa aman bagi anak • Memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anaknya • Memberikan informasi pengetahuan seks yang benar • Mengontrol informasi yang diterima anak dalam pendidikan seksual dari berbagai sumber yang kadang tidak tepat • Mendampingi remaja saat menerima informasi dari media seperti televisi, internet dan media lain sehingga anak dapat mengetahui informasi seksual yang sehat • Menjelaskan nilai-nilai sosial dan agama • Menjelaskan bagaimana seharusnya anak mensikapi perkembangan seksualitasnya