Anda di halaman 1dari 15

Teori-Teori

Kepemimpinan
By : Wishnu
Pendahuluan
Pada materi ini akan dijelaskan tentang
berbegai macam teori tentang kepemipminan,
diantaranya adalah :
1. Teori Great Man dan Teori Big Bang
2. Teori Sifat atau Teori Kepribadian
3. Teori Perilaku
4. Teori Kontingensi (Contingency Theories)
1. Teori Great Man dan Teori Big
Bang
 Teori Great Man yang cukup tua ini menyatakan
kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak
seseorang lahir.
 Bennis dan Nanus (1990)  Teori Great Man (Orang Besar)

berasmusi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan.


 Teori ini melihat bahwa kekuasaan berada pada sejumlah

orang tertentu, yaitu melalui proses pewarisan atau karena


keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi
sebagai pemimpin

Dengan kata lain para pemimpin menurut teori Great Man


berasal dari keturunan tertentu yang berhak menjadi pemimpin
(misalnya di Indonesia disebut keturunan berdarah biru).
 Bennis & Nanus (1993)  dalam
perkembangan selanjutnya kepemipinan
berdasarkan bakat cenderung ditolak dan
kemudin lahirlah teori Big Bang.
 Teori ini menyatkan bahwa suatu peristiwa

besar menciptakan atau dapat membuat


seseorang menjadi pemimpin.
 Teori ini mengintegrasikan antara situasi dan

pengikutnya sebagai jalan untuk


mengantarkan seseorang menjadi pemimpin.
 Situasi  peristiwa-peristiwa atau kejadian-
kejadian besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan,
reformasi dll.
 Pengkikut/Pendukung orang-orang yang

menikihkan orang tersebut dan bersedia


patuh dan taat pada keputusan-keputusan
dan/atau perintah-perintahnya dalam
kejadian atau peristiwa.
2. Teori Sifat atau Trait Theory
 Terori sifat hampir sama dengan teori Great
Man.
 Teori Sifat berasumsi bahwa seseorang dapat

menjadi pemimpin apabila memiliki sifat-


sifat atau karakteristik kepribadian yang
dibutuhkan oleh seseorang.
 Teori ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa

keberhasilan seseorang ditentukan oleh sifat-


sifat/karekteristik kepribadian yang dimiliki,
baik fisik maupun psikologis.
Berbagai pendapat tokoh seperti Cheser, Davis,
Stogdil, Yulk, dan Robbins dapat dismpulkan
untuk sifat-sifatnya adalah (Nawawi, 2003) :
1. Intelegensi (kecerdasan)  pada umumnya
seorang pemimpin lebih cerdas dari
anggotanya.
2. Kematangan dan keluasan pandangan sosial 
biasanya lebih matang emosinya dari
anggotanya, sehingga selalu mampu
mengendalikan situasi kritikal (sulit dan
bermasalah).
3. Memiliki motivasi dan keinginan berprestasi
 pada umumnya memiliki dorongan yang
besar dari dalam dirinya untuk dapat
menyelesaikan sesuatu secara sukses.
4. Memiliki kemampuan hubungan manusiawi
 pada umumnya mengetahui bahwa
usanya untuk mencapai sesuatu tergantung
pada oeng lain, khususnya anggotanya.
3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
 Teori ini bertolak dari pemikiran bahwa
kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi
tergantung pada perilaku atau gaya bersikap
dan/atau gaya bertindak seorang pemimpin.
 Gaya atau perilaku ini tampak dari cara melakukan

pengambilan keputusan, cara memerintah, cara


memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat bawahan, cara membimbing
dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara
mengendalikan/mengawasi anggota, cara menegur
dan memberikan sanksi.
Teori X dan Y
 Teori ini dipaparan oleh Mc Gregor dalam

bukunya The Human Side of Enterprise.


 Teori X berasumsi bahwa pada hakikatnya

manusia memiliki perilaku malas, penakut, dan


tidak bertanggung jawab.
 Teori Y berasumsi bahwa pada dasarnya

menusia memiliki perilaku bertanggung jawab,


motivasi kerja, kreatif, dan inisiatis serta mampu
mengawasi pekerjaan dan hidupnya sendiri.
Dalam hubungannya dengan kepemimpinan :
1. Teori X berpendapat bahwa gaya
kepemimpinan otoriter merupakan yang
paling efektif.
2. Teori Y sebagai kebalikannya berpendapat
kepemimpinan yang efektif adalah yang
demokratis.
4. Teori Kontingensi (Contingency
Theory)
 Pendekatan pada teori kontingensi adalah
respon atau reaksi yang timbul berfokus pada
pendapat bahwa dalam menghadapi situasi
yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda pula.
 Perilaku atau gaya kepemimpinan harus

sesuai dengan situasi yang dihadapi


pemimpin.
 Contoh :
Pemimpin yang berorientasi tugas lebih cocok
bagi seorang pemimpin dengan anggota yang
malas, sering bolos, pekerjaan tidak pernah
selesai tepat waktu, sering menolak perintah atau
membangkang.
Pemimpin yang berorientasi hubungan antar
anggota/bawahan dapat diimplementasikan pada
situasi yang menunjukkan anggota yang rajin,
cerdas, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
bekerja tanpa menunggu perintah dll
Terori kontingensi ini merupakan penolakkan
terhadap teori-teori kepemimpinan sebelumnya
yang memberlakukan asas-asa umum untuk
semua situasi.

Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu pun


jalan terbaik untuk mengelola dan mengurus
bawahan/anggota organisasi.
Thank You
Book Reverence

Nawawi, Hadari. 2003. Kepemipminan Mengefektifkan Organisasi . Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta.

If you have any question, please post in the discussion forum on Elearning USM

See you in the next class

Anda mungkin juga menyukai