Anda di halaman 1dari 59

HIDROLOGI

Siklus Hidrologi Umum


• 97% air di bumi
berada di lautan
• 78% hujan global
terjadi di lautan
• 86% evaporasi
global dari lautan
• Lebih dari 90% air
hujan di daratan
Indonesia berasal
Sumber: NASA (2011)
dari lautan
Berbagai Proses dan Penyimpanan di
Sistem Hidrologi Daratan
3 Proses Hujan

Orographic

Convective

Convergence
Variabilitas Temporal dan Spatial
Curah Hujan
Pola Hujan Musiman Indonesia

Monsoonal

Pengaruh ITCZ

Pengaruh SST :
Sumber: Aldrian dan Susanto (2003) the Indonesian
Throughflow
Efek ENSO

El Niño Southern Oscillation


mempengaruhi pola hujan di
Indonesia. (El Niño = ENSO index
merah; La Niña = ENSO index biru).
ENSO berosilasi antara 2 sampai 7
tahun. Akan tetapi, beberapa dekade
terakhir El Niño lebih sering dan
ekstrim.
Indian Ocean Dipole

IOD juga mempengaruhi pola


hujan di Indonesia. Akan tetapi
dengan siklus yang tidak menentu.
Pada saat IOD negatif, hujan di
wilayah barat Indonesia akan
meningkat. Dan sebaliknya.

Indian Ocean Dipole Mode Index


from Reynolds OIv2
Estimasi Hujan Wilayah:
Metode Thiessen
Estimasi Hujan Wilayah:
Metode Isohyet
Estimasi Hujan Wilayah:
Metode Aritmetik
Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi
Desain pengelolaan air
hujan memerlukan kurva
IDF. Misal untuk desain
saluran air hujan di wilayah
pemukiman dipakai tinggi
hujan (I) dengan periode
ulang hujan (PUH) (F)
antara 2-15 tahun.
Lamanya (D; waktu
konsentrasi --- Tc) air
hujan untuk mencapai
ujung saluran terjauh dari
titik jatuhnya yang terjauh
dihitung berdasarkan data
lapangan.
BAGAIMANA MEMBUAT KURVA
IDF?
Pemilihan hujan maksimum
Perangkingan data dan
Exceedence Probabilities
Periode Ulang Hujan (PUH)

Periode ulang hujan

Kertas probabilitas logaritmik atau


aritmetik: cari yang memberikan
kurva yang mulus dan mendekati
garis lurus
Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi

Waktu konsentrasi (Time of Concentration; Tc)


Limpasan Air Hujan
 
•Dihitung, misal dengan  
•Intensitas hujan didapat
Metoda Rasional : dari Kurva IDF, dengan
Tc sbb :

dimana :
Q = debit puncak
C = koefisien limpasan dimana :
i = intensitas hujan tc = waktu di permukaan
A = luas wilayah tanah
Waktu saluran = waktu di
saluran
Hidrograf
Kesetimbangan Air :
Pra v. Pasca Pembangunan
Pra v. Pasca Pembangunan

Perubahan kekedapan
lahan
Efek Pembangunan :
Penurunan Kualitas Air
Efek Pembangunan :
Terhadap Air Tanah
• Recharge
berkurang karena
penutupan/
perubahan
kekedapan lahan ®
pengurangan
kuantitas air tanah
• Penurunan kualitas
air tanah akibat
aktivitas
perkotaaan
Efek Pembangunan :
Terhadap Saluran/Sungai
• Perubahan
geometri
• Peningkatan erosi
• Penurunan kualitas
air
• Degradasi stuktur
habitat dan
keanekaragaman
hayati
Efek Pembangunan :
Banjir Limpahan
• Banjir akibat debit
> kapasitas badan
air penerima
(banjir 2 dan 10
tahunan)
• Merusak properti
dan struktur
Efek Pembangunan :
Daerah Rawan Banjir
• Banjir 100 tahunan
• Sangat potensial
mengakibatkan
kerusakan dan
kehilangan jiwa
Penyebab Banjir
• Daerah banjir ®
rencana tata ruang
• Pembangunan ®
peningkatan limpasan
• Pengambilan air tanah
® penurunan muka
tanah
• Perubahan iklim ®
perubahan pola hujan
• Sampah ®
penyumbatan

Kompleksitas pengelolaan air hujan


bertambah
Air Tanah
Global :
• 1.7 % dari total air
• 30.1% dari total air
tawar
• 46% air tanah
bersifat tawar
• 54% air tanah
bersifat asin
Air Tanah
Air tanah baik sebagai sumber air karena :
• Sistem air tanah sudah menyediakan
tampungan alami, sehingga tidak
membutuhkan reservoir, dlsb.
• Air tanah dapat langsung diakses,
sehingga tidak memerlukan sistem
perpipaan transmisi dan distribusi
• Pada umumnya kualitas air tanah lebih
baik dibandingkan air permukaan,
sehingga pengolahan lebih mudah
Sistem Air Tanah
Infiltrasi dan Perkolasi
• Infiltrasi : proses
meresapnya air ke
dalam tanah melalui
permukaan tanah.
Kebalikan: mata air,
perembesan
(seepage).
• Perkolasi : pergerakan
air di dalam tanah
(unsaturated zone)
hingga mencapai
muka air tanah (water
table).
Infiltrasi dan Perkolasi
Infiltrasi dipengaruhi Perkolasi dipengaruhi
oleh : oleh :
• Karakteristik hujan • Karakteristik tanah
dan genangan air • Kandungan air
• Karakteristik tanah
permukaan tanah
• Tutupan lahan
• Karakteristik tanah
• Kandungan air
tanah sebelum
hujan
Cone of Depression
Prinsip
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Kesatuan Sumber Daya, Kesatuan


Perencanaan, dan Keterpaduan Pengelolaan
berdasarkan Wilayah Sungai dan Cekungan
Air Tanah
Daerah Aliran Sungai (DAS)
dan Wilayah Sungai (WS)
UU RI 7/2004 ttg SDA:
(Unit pengelolaan)
• Wilayah Sungai (WS):
kesatuan wilayah
pengelolaan sumber daya
air dalam satu atau lebih
daerah aliran sungai
dan/atau pulau-pulau
kecil yang luasnya
kurang dari atau sama
dengan 2.000 km2
• WS dalam kota/kab oleh
kota/kab; WS lintas
kota/kab oleh prov; WS
lintas prov, WS lintas
negara, dan WS strategis
Unit hidrologis → DAS: kesatuan wilayah nasional oleh pemerintah
tangkapan hujan dimana aliran air (nasional)
permukaannya keluar melalui satu outlet.
Konservasi Sumber Daya Air
Berdasarkan UU RI 7/2004 tentang Sumber
Daya Air :
• Perlindungan dan pelestarian sumber air
• Pengawetan air
• Pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air
Perlindungan dan pelestarian
sumber air
• Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan
daerah tangkapan air
• Pengendalian pemanfaatan sumber air
• Pengisian air pada sumber air
• Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
• Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan
kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada
sumber air
• Pengendalian pengelolaan tanah di daerah hulu
• Pengaturan daerah sempadan sumber air
• Rehabilitasi hutan dan lahan
• Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan
kawasan pelestarian alam
Pengawetan Air
• Menyimpan air yang berlebihan di saat
hujan untuk dapat dimanfaatkan pada
waktu diperlukan
• Menghemat air dengan pemakaian yang
efisien dan efektif
• Mengendalikan penggunaan air tanah
Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
• Memperbaiki kualitas air pada sumber air
dan prasarana sumber daya air
• Mencegah masuknya pencemaran air pada
sumber air dan prasarana sumber daya air
Kenapa Konservasi Air Penting?

Air tawar langka dan perlu dijaga ketersediaannya


Kenapa Konservasi Air Penting?
• Sumber daya yang bermanfaat untuk
semua orang
• Penghematan ekonomi : konsumsi air
berkurang = biaya air berkurang
• Menjaga harga air rendah : tidak perlu
peningkatan suplai dan prasarana dan
sarananya yang mahal
• Persiapan menghadapi kekeringan
• Memenuhi peraturan : UU RI 7/2004
tentang Sumber Daya Air
Konservasi Air di Rumah
5 Easy Water Saving Tips

Wash laundry & dishes with full loads


Always turn off running water
Take shorter showers
Eliminate any and all leaks
Reduce the flow of toilets & showerheads
Penampungan Air Hujan
Pengisian Air Tanah
Injeksi Air Tanah
Isu-isu dalam aplikasi injeksi air tanah:
• Karakteristik fisik dan kimia air yang
diinjeksikan dan air tanah asli di akifer
beserta perubahannya
• Kondisi geologis
• Kapasitas injeksi
• Variasi kebutuhan air selama setahun
• Peraturan
• Pembiayaan
Injeksi Air Tanah
Kategori injeksi air tanah:
1. Artificial aquifer creation
2. Aquifer recharge
3. Aquifer storage and recovery (ASR)
4. Aquifer reclamation
Injeksi Air Tanah

Aquifer recharge:
• Pengambilan air
tanah berlebihan
• Driving head:
pompa atau
flooding
• Misal: Las Vegas,
NE muka air tanah
naik 30 ft selama
30 tahun
Sumber: Bloetscher et al. (2005)
Injeksi Air Tanah

Aquifer Storage and


Recovery:
• Menyimpan air hingga
saat dibutuhkan
• Penginjeksian dan
pengambilan di titik
yang sama
• >70% recovery
• Misal: Peace River, FL
1,6 M gallon disimpan
(1997) dan 483 J
Sumber: Bloetscher et al. (2005)
gallon diambil Jan-
May 1996
Injeksi Air Tanah

Aquifer Reclamation:
• Injeksi ke akifer
yang
terkontaminasi
• Misal: Water
Factory 21, CA 15
tahun sukses
menaikkan muka
air tanah

Sumber: Bloetscher et al. (2005)


Injeksi Air Tanah

• Injeksi air
tanah di
daerah
terbangun

Sumber: MS Water
Injeksi Air Tanah

• Humeceptor-trap
untuk pengumpul
air hujan
• Untuk daerah
terbangun

Sumber: MS Water
Injeksi Air Tanah

• ASR dengan kolam


infiltrasi
• Sumber air dari
sungai

Sumber: MS Water
Sumur Resapan Rumah Tangga

Perhatikan
muka air tanah
dan kualitas air
limpasan (tidak
boleh
mencemari air
tanah) serta
struktur tanah
dan bangunan
sekitar (hindari
longsor)

Sumber: BPLHD DKI


Jakarta (2004)
Sistem Hidrologis Daratan
Tidak Stasioner
Pehitungan hidrologis saat ini
berasumsi bahwa sistem
hidrologis daratan
Perubahan volume limpasan berfluktuasi dalam rentang
variabilitas yang tidak
berubah (stationaritas)

Kenyataannya sistem
hidrologis daratan tidak
stationer karena:
1. Infrastruktur air,
• 12 model dengan skenario SRES A1B (IPCC) modifikasi saluran,
• Berwarna: nilai rata-rata 12 model dan ≥ 8 model sama dalam arah perubahan
drainase, perubahan
tata guna dan tutupan
• Resolusi bukan untuk analisis hidrologis
(Milly et al. 2008)
lahan.
2. Perubahan iklim.
Dampak Perubahan Non Iklim
• Peningkatan limpasan air permukaan
• Pengurangan kuantitas air tanah
• Pengurangan debit sungai pada musim kering
• Perubahan geometri sungai
• Peningkatan erosi
• Degradasi stuktur habitat dan keanekaragaman
hayati
• Banjir limpahan akibat kapasitas saluran/sungai
terlebihi
• Daerah rawan banjir besar meluas
• Penurunan kualitas air tanah dan air permukaan

BANJIR di musim hujan KERING di musim kering


KUALITAS kritis di musim KERING
Identifikasi Kerawanan Akibat
Perubahan Iklim
• Banjir semakin sering dan tinggi di musim hujan
• Kekeringan semakin sering dan kering di musim
kemarau
• Kualitas air semakin menurun
• Air yang dapat termanfaatkan akan berkurang karena
kuantitas dan kualitas yang menurun
• Menurunnya utilitas infrastruktur sumber daya air akibat
kuantitas dan terutama kualitas air yang menurun
• Degradasi ekologis akibat kemampuan memperbaiki diri
sendiri alam terganggu
• Kemampuan adaptasi kurang (data, keahlian, teknologi,
organisasi, pendanaan, & pengetahuan, kesadaran serta
peran serta masyarakat)
• Sektor yang rawan: air minum dan sanitasi pengelolaan
limbah cair, pertanian, enerji, pariwisata, dan olah raga
air.
Adaptasi

Langkah reaktif (struktural & non struktural):


• Sistem monitoring dan peringatan dini ENSO dan
Indian Ocean Dipole
• Aplikasi Pembangunan Berdampak Rendah (Low
Impact Development): kondisi hidrologis pra &
pasca pembangunan sama, pengelolaan mikro dan
on site, memimik alam. Untuk pembangunan baru
& lama.
• Penampungan air (di tanah dan/atau struktural)
untuk menghadapi kekeringan
• Perlindungan air tanah
• Perlindungan daerah tangkapan
• Perbaikan sistem pengendalian banjir dan
pengawasan kekeringan, termasuk sistem
peringatan dini
Adaptasi

Langkah antisipatif (struktural & non struktural):


• Peningkatan kemampuan adaptasi (data, keahlian,
teknologi, organisasi, pendanaan, & pengetahuan,
kesadaran serta peran serta masyarakat),
termasuk menggali kearifan lokal.
• Perubahan kebijakan tentang air (yang cost
effective, intervensi pemerintah minimal,
mendukung perkembangan teknologi) (prinsip:
Internalisasi Eksternalitas, Polluter dan/atau
Perusak Membayar, Water for Water)
• Pengembangan dan penerapan sistem pengelolaan
sumber daya air terpadu
• Daur ulang dan hemat air, misal ecosanitation
• Konservasi wilayah tangkapan hujan dan wilayah
lainnya

Anda mungkin juga menyukai