Anda di halaman 1dari 41

KESEHATAN & KESELAMATAN

KERJA (K3)

OLEH :
LIS SARWI HASTUTI
LATAR BELAKANG
BAHAN DISKUSI
1. Apa yang melatarbelakangi muncul dan
berkembangnya K3 di Indonesia
2. Pengertian K3 & SMK3
3. Tujuan & manfaat K3
4. Komponen K3
5. Hambatan penerapan K3
6. Unsur SMK3
LATAR BELAKANG
• Setiap kegiatan / usaha produksi berpotensi
menimbulkan hazard (fisik, kimia, biologi,
elektrikal, ergonomik dan psikososial )
membahayakan kesehatan dan keselamatan
setiap org

• Untuk mencegah dan mengurangi bahaya


kesehatan dan keselamatan  perlu dilakukan
upaya kesehatan dan keselamatan kerja melalui
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(MK3)
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, Pasal 23 : upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja
yang mempunyai risiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang.
• Israel angka prevalensi cedera punggung tertinggi
pada perawat (16.8%) dibandingkan pekerja sektor
industri lain.

•Australia 813 perawat : 87% pernah low back pain

• AS  insiden cedera musculoskeletal 4.62/100 perawat


per tahun. Cedera punggung menghabiskan biaya
kompensasi terbesar, yaitu lebih dari 1 milliar $ per
tahun.
• Indonesia data penelitian sehubungan dengan
bahaya-bahaya di RS belum tergambar dengan
jelas, namun diyakini bahwa banyak keluhan-
keluhan dari para petugas di RS, sehubungan
dengan bahaya-bahaya yang ada di RS.
Gun (1983) memberikan catatan :

• penyakit kronis yang diderita petugas RS, : hipertensi,


varises, anemia (kebanyakan wanita), penyakit ginjal dan
saluran kemih (69% wanita), dermatitis (57% wanita)
serta nyeri tulang belakang dan pergeseran diskus
intervertebrae.

• kasus penyakit akut yang diderita petugas RS lebih


besar 1.5 kali dari petugas atau pekerja lain,
Gun (1983) memberikan catatan :

• yaitu penyakit infeksi dan parasit, saluran pernafasan,


saluran cerna dan keluhan lain, seperti sakit telinga, sakit
kepala, gangguan saluran kemih, masalah kelahiran anak,
gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan sistem
otot dan tulang rangka.
 Kecelakaan kerja terjadi akibat perilaku tak
aman / perilaku berisiko  masalah yg
sangat berpengaruh & menjadi penyumbang
terbesar kematian di US (Baker, Conroy,
Johnston, 1992)

 Indonesia : 2004  angka kecelakaan kerja


95.418 kasus
2005  angka kecelakaan kerja
99.023 kasus
 Hasil ILO  Indonesia negara kedua dari bawah dari
100 negara yg K3nya rendah( DK3N ,2007)

 Angka kecelakaan kerja tertinggi di dunia, belum


termasuk data kecelakaan kerja yg tidak dilaporkan oleh
perusahaan yg tak mengikuti program jamsostek

 1980 an  dimulai penanganan K3 dg behavioral safety

 Behavioral safety : aplikasi sistematis dari riset psikologi


tentang perilaku manusia pada masalah safety di tempat
kerja
 Behavioral safety lebih menekankan aspek perilaku
manusia terhadap terjadinya kecelakaan di tempat kerja

 1990  sekarang  three E’s  engineering, education,


enforcement sebagai petunjuk dalam memberi intervensi
pencegahan kecelakaan kerja, fokus pada:

o Mengurangi kecelakaan kerja melalui pendekatan


perilaku (behaviour) 59,6% lalu rekayasa ergonomi
51,6%, Teknik 29,0% ; group problem solved : 20%,
government action 19%; management audits 17%; stres
management 15%

12
Baru 10 – 15 %
tempat kerja
menerapkan K3
secara baik.
PENGERTIAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan
cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.

Manajemen K3
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan
untuk membudayakan K3
Pasal 23 UU No.23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan kerja,

 Bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap


pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya dan agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal.

lientje setyawati maurits 15


UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 86 :
Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas:

Moral
K3 & kesusilaan

Perlakuan yang sesuai


dengan harkat & martabat
manusia serta
nilai-nilai agama
lientje setyawati maurits 16
TUJUAN & MANFAAT K3
TUJUAN MANFAAT
Tercapainya : • Melindungi karyawan dr
• Derajat K3 tinggi PAK
• Kenyamanan kerja • Mencegah terjadinya KAK
• Lingkungan kerja nyaman • Meningkatkan citra institusi
• Efisiensi kerja • Meningkatkan produktifitas
• Produktifitas tinggi
KOMPONEN K3

1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk


menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat
kerja dalam waktu tertentu

2. Beban Kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja


baik secara fisik maupun non fisik dalam menyelesaikan
pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh kondisi
lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik

3. Lingkungan Kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang


meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
yang mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya
HAMBATAN PENERAPAN K3

a. Kebiasaan dan budaya


b. Perundangan & pelaksanaan
c. Organisasi kerja, komunikasi K3,
motivasi, Pengambilan keputusan,
Pelatihan K3
d. Biaya / Anggaran
KEBERHASILAN MK3

- Pencegahan & Pengendalian


bahaya
- Pelatihan K3 bagi semua
- Analisis resiko ditempat kerja
- Komitmen manajemen tinggi
- Semua pekerja terlibat penuh
SISTIM MANAJEMEN KESEHATAN &
KESELAMATAN KERJA (SMK3)

UNSUR SMK3 :

1.Komitmen dan Kebijakan


2.Perencanaan
3.Pengorganisasian
4.Langkah-langkah penyelenggaraan
1. KOMITMEN & KEBIJAKAN

• Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan


(policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta
diketahui oleh seluruh karyawan

• Pihak Manajemen mengidentifikasi dan


menyediakan semua sumber daya esensial seperti
pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk
terlaksananya program K3
STRATEGI UTK MELAKSANAKAN KOMITMEN & KEBIJAKAN K3 :

1. Advokasi & sosialisasi program K3


2. Menetapkan tujuan yang jelas
3. Organisasi dan penugasan yang jelas.
4. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 pada setiap unit
kerja dI lingkungan
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
7. Membuat program kerja K3 yang mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan.
8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara
berkala.
2. PERENCANAAN

Meliputi :

A.Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor


risiko.

1). Identifikasi sumber bahaya dapat dilakukan dengan


mempertimbangkan :
• Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
• Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi.
2). Penilaian faktor risiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko
kesehatan dan keselamatan.

3). Pengendalian faktor risiko


Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni
menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan
sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada
(engineering/rekayasa), administrasi dan alat pelindung pribadi
(APP).
B. Membuat peraturan
standar operasional prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan
ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi,
diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan
dan pihak yang terkait

C. Menetapkan Tujuan dan sasaran

D. Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3

E. Program K3
RS harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk mencapai
sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.
3. PENGORGANISASIAN

• Pelaksanaan K3 sangat tergantung dari rasa tanggung jawab


manajemen dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-
masing serta kerja sama dalam pelaksanaan K3.

•Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang


jelas. Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua
petugas bimbingan dan latihan serta penegakkan disiplin
• 4. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN

•A. Tahap Persiapan

1). Menyatakan komitmen.


Komitmen harus dimulai dari direktur utama (manajemen
puncak). Pernyataan komitmen oleh manajemen puncak tidak
hanya dalam kata-kata, tetapi juga harus dengan tindakan nyata,
agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh
seluruh karyawan

2). Menetapkan cara penerapan K3


Bisa menggunakan jasa konsultan atau tanpa meggunakan jasa
konsultan Jika institusi memiliki personil yang cukup mampu untuk
mengorganisasikan dan mengarahkan orang.
3). Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3

4). Membentuk kelompok kerja penerapan K3.


Anggota kelompok kerja sebaiknya terdiri atas seorang wakil dari
setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Peran, tanggung
jawab dan tugas anggota kelompok kerja perlu ditetapkan.
Sedangkan mengenai kualifikasi dan jumlah anggota kelompok kerja
disesuaikan dengan kebutuhan

5). Menetapkan sumber daya yang diperlukan.


Sumber daya disini mencakup orang (mempunyai tenaga K3),
sarana, waktu dan dana
B. Tahap Pelaksanaan

1.Penyuluhan K3 ke semua petugas

2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan


individu dan kelompok di dalam organisasi RS. Fungsinya
memproses individu dengan perilaku tertentu agar
berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan
sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan.
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan :

• Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan


khusus)
• Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja
• Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat
• Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi
kesehatan
3. Tahap Pemantauan & Evaluasi

• Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 adalah salah satu


fungsi manajemen K3

• berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui dan menilai


sampai sejauh mana proses kegiatan K3 itu berjalan,

• mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu


kegiatan K3 dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tahap Pemantauan & Evaluasi meliputi :

1. Pencatatan dan pelaporan K3

2.Inspeksi dan pengujian


merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3
secara umum dan tidak terlalu mendalam, dilakukan
secara berkala dilakukan oleh petugas K3.
Tujuan : mencegah PAK & KAK sedini mgk
3.Melaksanakan audit K3

Tujuan :
- Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
keselamatan
- Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah
dilaksanakan sesuai ketentuan
- Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya
potensial serta pengembangan mutu.
• Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan
dari audit,identifikasi, penilaian risiko direkomendasikan
kepada manajemen puncak.

•Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen


secara berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian
dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan
K3
Safety and health is not everything,
but without it everything is nothing.

Anda mungkin juga menyukai