Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS WELL BEING

OLEH KELOMPOK 5 ;

1. Adimas Nugroho P27228019109


2. Ariqah Salsabila P27228019113
3. Erdandi E B P27228019122
4. Evita Lubban D. P27228019123
5. Fatma Yunisa P27228019124
6. Gita Ilvatiwi P27228019125
7. Istina Tri P27228019131
8. Mahendra V. S P27228019134
9. Sri Wahyuni P27228019154
10. Surya Mardhana P27228019155
OCCUPATIONAL PROFILE

 Klien berinisial Nn. A, berusia 21 tahun, bertempat tinggal di Colomadu


 Peran klien :
• Anak
• Mahasiswa
• Anggota organisasi
• Umat beragama (islam)
• Teman
PHYSICAL WELL BEING
 Saat kecil klien mudah sakit dan cepat merasa kelelahan saat melakukan aktivitas sehari-hari
 Saat kecil orang tua klien membawanya berobat, menyediakan berbagai macam vitamin dan obat herbal untuk
meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh klien.
 Klien memiliki postur tubuh yang baik
 Mobilitas tidak terganggu
 Klien mengonsumsi makanan dengan gizi yang tercukupi
 Gizi dan kalori yang dimakan rata-rata cukup untuk memenuhi kebutuhan harian untuk melakukan aktivitas
 Klien suka melakukan olahraga workout ringan untuk menjaga kebugaran tubuh
 Klien mendapat support dari keluarga untuk menjalani hidup sehat. Namun, sekarang pasien masih sering
khawatir kondisinya akan drop ketika mengikuti banyak kegiatan
 Klien juga berusaha untuk menjaga pola hidup agar tetap sehat seperti mengonsumsi buah, mengurangi jajan
micin, dan rajin mengonsumsi air putih
MENTAL WELL BEING
 Saat kecil, klien merasa jika dirinya berbeda dengan teman seusianya, karena sering sakit, sehingga orang tua
klien membatasi aktivitas bermain dengan teman seusianya
 Klien memiliki keadaan spiritual yang baik, karena pasien merupakan seseorang yang agamis dan selalu
mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga pasien selalu merasa tenang.
 Ketika sedang dalam keadaan tertekan pasien dapat menyelesaikan masalahnya sehingga pasien tidak merasa
stress yang berlebihan.
 Pendidikan yang ditempuh klien juga merupakan faktor penting dalam memperkuat kapasitas spiritualnya
sehingga kesehatan mental klien menjadi lebih baik
 Di sekolah, klien banyak diajarkan tentang pendidikan keagamaan, kedisplinan, manajemen waktu, ledearship.
Selain menambah pengalaman, hal itu juga membantu klien menjadi lebih kuat dalam menghadapi setiap masalah
yang ia alami.
 Ketika klien sedang menghadapi masalah dan ia merasa lelah dengan masalah itu, klien tahu langkah apa yang
harus ia ambil.
 Klien biasanya melakukan aktivitas yang ia sukai untuk menenangkan dirinya, aktivitas yang ia sukai seperti
menonton film, membaca novel, membereskan kamar, dll
SOCIAL WELL BEING
 Dahulu klientakut memulai interaksi dengan orang baru, seperti saat berbelanja klien takut menanyakan harga kepada
penjual. Namun sekarang, setelah menempuh pendidikan di pesantren yang mana membuat ia bertemu dan
berkomunikasi dengan orang banyak, hal itu menumbuhkan keberanian pada diri klien dalam berinteraksi dengan
orang baru.
 Saat kecil aktivitas bermain klien sempat dibatasi karena memperhatikan kondisi kesehatannya.
 Klien memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman kelasnya untuk melakukan tugas kelompok dan interaksi
sosial yang lain
 Klien tidak mengalami kendala ketika berinteraksi dengan lingkungannya tempat tinggalnya,
 Klien sering bertegur sapa jika bertemu dengan tetangganya.
 Klien memiliki lingkungan pertemanan yang baik, karena menurut pasien teman-teman sepergaulannya memberikan
dampak positif kepada pasien, sehingga klien merasa sejahtera dalam hal komunikasi sosialnya.
TERI MA KASI H

Anda mungkin juga menyukai