Anda di halaman 1dari 48

Referat

GAGAL JANTUNG
Oleh : Lingga Agustina (22010120220238)
Pembimbing : dr. Nur Alaydrus, Sp.PD
1 2

PENDAHULUAN TINJAUAN
PUSTAKA

3 4

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

 Penyakit Kardiovaskular merupakan


penyebab kematian nomor 1 di dunia dan
mengakibatkan ± 17.9 juta kematian/tahun

 Gagal jantung merupakan salah satu


penyakit kardiovaskular yang cukup sering
dijumpai

WHO. Cardiovascular Disease 2017 [cited 2021 5 March]. Available from: https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1.
Sekitar 64.3 juta penduduk dunia terkena gagal jantung

1.5
%

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.

Groenewegen A, Rutten F.H, Mosterd A, Hoes A.W. Epidemilogy of heart failure. European Journal of Heart Failure. 2020;22:1342-56.
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. 2018.
↑ Risiko
Gagal Jantung
2
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Gagal jantung
● Sebuah sindrom klinis yang
ditandai oleh gejala tipikal
(sesak napas, edem kaki,
kelelahan),
● diikuti oleh beberapa tanda
seperti peningkatan JVP, ronkhi
paru, edem perifer,
● yang disebabkan oleh sebuah
kelainan struktural atau
fungsional pada jantung

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
TERMINOLOGI

HFrEF HFmrEF HFpEF


• Pengosongan • Terdapat disfungsi • Pengisian ventrikel
ventrikel kiri sistolik dan diastolik kiri terganggu
terganggu • EF 40% - 49% • EF ≥ 50%
• EF < 40%

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Stern SD, Cifu A.S, Altkorn D, Trowbridge R.L. Symptom to Diagnosis: An Evidence-Based Guide. 4th Ed. United States: McGraw-Hill; 2020. 273-83 p.
(NYHA)
KLASIFIKASI
Kelas I Tidak ada batasan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, berdebar, atau sesak nafas
Berdasarkan kapasitas fungsional
Kelas II Terdapat batasan aktivitas ringan.
(NYHA)
Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan
kelelahan, berdebar, atau sesak nafas

Kelas III Terdapat batasan aktivitas yang bermakna.


Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktivitas fisik ringan menyebabkan
kelelahan,
Berdasarkan berdebar,
kelainan strukturatau sesak nafas
Jantung
Kelas IV (AHA) fisik tanpa keluhan.
Tidak dapat melakukan aktivitas
Terdepat gejala saat istirahat.
Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas

Stern SD, Cifu A.S, Altkorn D, Trowbridge R.L. Symptom to Diagnosis: An Evidence-Based Guide. 4th Ed. United States: McGraw-Hill; 2020. 273-83 p.
PERKI. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020.
KLASIFIKASI (AHA)

Stadium A Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung.


Tidak terdapat gangguan structural atau fungsional jantung, dan juga tidak
tampak tanda atau gejala

Stadium B Telah terbentuk kelainan pada struktur jantung yang berhubungan dengan
perkembangan gagal jantung tapi tidak terdapat tanda atau gejala

Stadium C Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan penyakit struktural


jantung yang mendasari
Berdasarkan kelainan struktur Jantung
Stadium D Penyakit jantung(AHA)
structural lanjut serta gejala gagal jantung yang sangat
bermakna muncul saat istirahat walaupun sudah mendapat terapi
farmakologi maksimal (refrakter).

Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, Drazner MH, et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure: executive summary: a report of the American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. Circulation. 2013;128:1810-52.
Stern SD, Cifu A.S, Altkorn D, Trowbridge R.L. Symptom to Diagnosis: An Evidence-Based Guide. 4th Ed. United States: McGraw-Hill; 2020. 273-83 p.
Etiologi dan Faktor Risiko

1 2 3

Hipertensi Penyakit Jantung Rematik Aterosklerosis

4 5 6

Atrial Fibrilasi Sindroma Metabolik Penyakit Katup Jantung

Pearse S.G, Cowie M.R. Heart Failure: Classification and Pathophysiology. Medicine. 2014;42(10):556-61.
Feldman D.S, Mohacsi P. Heart Failure. Switzerland: Springer Nature; 2019. 1-312 p.
PATOFISIOLOGI

Schindler M.J, Adams V, Halle M. Exercise in Heart Failure - What is the Optimal Dose to Improve Pathophysiology and Exercise Capacity. Current Heart Failure Reports. 2019;16(9):1-10.
Moser DK et al (2016) Psychological aspects of heart failure. Current Cardiology Reports; 18: 12, 119.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG
ANAMNESIS

GEJALA TIPIKAL GEJALA KURANG TIPIKAL


● Sesak nafas ● Batuk malam hari
● Orthopnea ● Mengi
● Paroxysmal nocturnal ● Kembung
● Nafsu makan turun
dyspnea
● Bingung (terutama pada lansia)
● Toleransi aktivitas yang ● Depresi
berkurang ● Berdebar
● Mudah lelah ● Pusing
● Bengkak pada kaki ● Pingsan
● Bendopnea

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
ANAMNESIS

● Riwayat penyakit terdahulu : CAD,


hipertensi, penyakit jantung
lainnya
● Riwayat penyakit keluarga : gagal
jantung, penyakit jantung lainnya
● Riwayat sosial ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK  TANDA

LEBIH SPESIFIK KURANG SPESIFIK


● BB naik ● Nafas cepat
● Peningkatan JVP
>2kg/minggu ● Pernafasan
● Reflux hepatojugular ● BB turun (stadium cheyne stokes
● Suara S3 Gallop lanjut) ● Hepatomegali
● Apex jantung bergeser ke ● Kehilangan ● Ascites
lateral jaringan ● Dingin pada
(kaheksia) ekstremitas
● Murmur jantung ● Oliguria
● Edema perifer ● Narrow pulse
● Krepitasi pressure
pulmonal
● Suara pekak di
basal
Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic paru
heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. NATRIURETIC PEPTIDES (NPs)
 Tujuan :
• Untuk diagnosis awal
terutama pada onset
non-akut
• Membuat keputusan
merawat atau
memulangkan pasien
• Mengidentifikasi pasien
yang beresiko
mengalami
dekompensasi
 Kadar meningkat 
respon peningkatan
tekanan dinding
ventrikel
Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
 Abnormalitas hasil EKG dapat memberikan informasi mengenai etiologi
gagal jantung (seperti Infark Miokard)
 Temuan dalam EKG  Indikasi terapi, seperti antikoagulan untuk AF,
pacing untuk bradikardi, dan CRT jika ada pelebaran kompleks QRS

3. X-FOTO THORAX
 Menunjukkan kongesti vena paru atau edema paru
 Adanya kardiomegali akibat disfungsi ventrikel kiri

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Feldman D.S, Mohacsi P. Heart Failure. Switzerland: Springer Nature; 2019. 1-312 p.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. EKOKARDIOGRAFI
 Memberikan gambaran
mengenai volume ruang,
fungsi sistol dan diastol
ventrikel, ketebalan
dinding, fungsi katup,
hipertensi pulmoner
 Hasil pemeriksaan 
menegakkan diagnosis
dan menentukan
tatalaksana

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Feldman D.S, Mohacsi P. Heart Failure. Switzerland: Springer Nature; 2019. 1-312 p.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. CARDIAC MAGNETIC RESONANCE (CMR)
 Modalitas alternatif untuk pasien yang tidak dapat didiagnosis atau
dilakukan ekokardiografi
 Metode pilihan untuk pasien dengan penyakit jantung congenital
kompleks
 Dapat mengukur volume, masa, dan EF ventrikel kanan dan kiri

6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Pemeriksaan darah perifer lengkap (Hb, leukosit, trombosit)
 Pemeriksaan elektrolit
 Kreatinin
 Estimasi GFR
 Glukosa
 Tes fungsi hepar
 Urinalisa
Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Feldman D.S, Mohacsi P. Heart Failure. Switzerland: Springer Nature; 2019. 1-312 p.
ALGORITMA DIAGNOSIS

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

Rekomendasi Rekomendasi Tatalaksana lain yang


Tatalaksana pada Tatalaksana pada pasien kurang memberi
semua simtomatis dengan gejala tertentu manfaat pada pasien
pasien dengan HFrEF dengan HFrEF simtomatik HFrEF
 ACE-I  Diuretik  Digoxin dan digitalis
 Beta-Blocker  ARNI lainnya
 MRA  If-Channel Inhibitor  n-3 PUFA
 ARB
 Kombinasi hydralazine
dan ISDN

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Menurunkan mortalitas dan
morbiditas
 Direkomendasikan pada semua
pasien gagal jantung simtomatik
 Direkomendasikan pada pasien
ACE-I dengan disfungsi sistolik LV
asimtomatik

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Menurunkan mortalitas dan
morbiditas
 Kombinasi dengan ACE-I dapat
dimulai bersamaan setelah diagnosis
HFrEF ditegakkan
Beta-Blocker  Diberikan mulai dosis terendah, dan
dinaikkan secara bertahap hingga
dosis maksimal

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Memblok reseptor yang berikatan
dengan aldosteron
 Spironolacton / eplerenon
direkomendasikan pada semua
Mineralocorticoid simtomatik pasien dengan HFrEF dan
LVEF ≤ 35%
Receptor Antagonists  Hati-hati pada pasien gangguan
fungsi ginjal dan pasien dengan
(MRAs) kadar kalium > 5.0 mmol/L

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Diuretik

 Direkomendasikan untuk mengurangi


gejala dan tanda kongesti pada pasien
dengan HFrEF
 Tujuan : mencapai dan mempertahankan
euvolemia dengan dosis terendah

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Penghambat enzim nefrilisin akan
memperbaiki remodelling miokard,
diuresis, dan natriuresis, serta
mengurangi vasokonstriksi dan
Angiotensin Receptor retensi cairan dan garam
 Untuk menghindari overlapping ACEI
Neprilysin Inhibitor dan ARNI, maka pemberian ACEI
dihentikan min. 36 jam sebelum
(ARNI) memulai pemberian ARNI

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Pemberian Ivabradine 
memperlambat HR melalui inhibisi
pada If-Channel pada nodus SA dan
hanya digunakan pada pasien dengan
If -Channel Inhibitor irama sinus
 Ivabradine dapat mengurangi risiko
mortalitas atau hospitalisasi pasien
simtomatik HFrEF

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Direkomendasikan hanya sebagai
alternatif pada pasien yang intoleran
terhadap ACEI
ARB

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Penambahan terapi kombinasi
hydralazine dan ISDN ke
konvensional terapi (ACEI, Beta
Blocker, MRA) dapat menurunkan
Kombinasi Hydralazine risiko mortalitas dan hospitalisasi
pasien dengan HFrEF dan NYHA
dan Isosorbide Dinitrat kelas III-IV

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Pada pasien dengan simtomatik HF
dan AF, digoxin mungkin dapat
digunakan untuk menurunkan laju
ventricular yang cepat (hanya
Digoxin dan Digitalis direkomendasikan untuk terapi
pasien HFrEF dan AF dengan rapid
Lainnya ventricular rate ketika pilihan terapi
lain tidak dapat digunakan)

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
 Sediaan n-3 PUFA (berisi 850 mg –
883 mg EPA dan DHA sebagai ethyl
esters dengan rasio 1 : 1.2) mungkin
N-3 PUFA dapat dipertimbangkan sebagai
terapi tambahan pada pasien dengan
simtomatik HFrEF yang telah
menerima terapi ACEI/ARB, Beta-
Blocker, dan MRA

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
ALUR TERAPI

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis
and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI

Hindari atau Stop Stop mengkonsumsi Aktivitas Fisik


merokok alkohol

Manajemen BB Intake Cairan Ketaatan Berobat

Alwi I, Salim S, Hidayat R, Juferdy K. Tahapary D.L, Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. PAPDI. 2015
GAGAL JANTUNG
AKUT
Definisi :
● Suatu kondisi menurunnya curah jantung
yang tiba-tiba yang menyebabkan
penurunan tekanan darah tanpa disertai
edema perifef, disebabkan sindrom
koroner akut, hipertensi berat, regurgitasi
katup akut.
● Kondisi yang mengancam jiwa dan
membutuhkan perawatan segera
Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart
Journal. 2016;37(27):2129-200.
Alwi I, Salim S, Hidayat R, Juferdy K. Tahapary D.L, Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. PAPDI. 2015
Etiologi dan Faktor
Risiko dari AHF

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Manifestasi Klinis Gagal Jantung Akut

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● X-Foto Thorax : ● Ekokardiografi :


- Sangat berguna dalam - Wajib diperiksa pada pasien
mendiagnosis gagal jantung akut dengan hemodinamik tidak stabil
- Dari pemeriksaan x-foto thorax
didapatkan adanya kongesti vena ● Pemeriksaan Lab :
paru, efusi pleura, edema - Peptida natriuretik : terdapat
interstisial atau alveoar, dan peningkatan kadar BNP, NT-proBNP,
kardiomegali dan MR-proANP
● EKG - Troponin Jantung
- Gambaran EKG dapat membantu - Blood urea nitrogen (BUN)
dalam mengetahui penyakit jantung - Creatinin
yang mendasari terjadinya AHF - Elektrolit (Na, K)
(seperti AF, atau AMI) - LFT
- Glukosa
Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
ALGORITMA
DIAGNOSIS
GAGAL
JANTUNG
AKUT

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
ALGORITMA
TATALAKSANA
GAGAL
JANTUNG AKUT

Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
3
KESIMPULAN
KESIMPULAN
 Gagal jantung adalah sebuah sindrom klinis yang ditandai oleh gejala
tipikal seperti sesak napas, edema kaki, dan kelelahan dan diikuti oleh
beberapa tanda seperti peningkatan JVP, ronkhi paru, dan edem perifer,
yang disebabkan oleh sebuah kelainan structural atau fungsional pada
jantung.

 Ada banyak hal yang dapat menyebabkan gagal jantung, namun penyebab
paling sering terutama di negara berkembang adalah penyakit jantung
rematik dan hipertensi.

 Klasifikasi gagal jantung dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan fungsional


jantung (NYHA) dan struktur jantung (AHA).
KESIMPULAN
 Penegakan diagnosis gagal jantung berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.

 Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi pemeriksaan EKG, NPs,


Ekokardiografi,foto thorax, dan pemeriksaan laboratorium.

 Tatalaksana farmakologis untuk semua pasien simtomatik HFrEF adalah


diberikan obat golongan ACE-I (atau ARB) dikombinasikan dengan Beta
Blocker. Dapat ditambahkan golongan MRA apabila gejala masih tetap ada
dan EF ≤ 35%.

 Selain terapi farmakologis, pasien gagal jantung juga di tatalaksana secara


non-farmakologis seperti monitoring berat badan, intake cairan, aktivitas
fisik, dan stop merokok.
4
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Cardiovascular Disease 2017 [cited 2021 5 March]. Available from:
https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1.
2. Groenewegen A, Rutten F.H, Mosterd A, Hoes A.W. Epidemilogy of heart failure. European Journal of Heart Failure.
2020;22:1342-56.
3. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. 2018.
4. Ponikowski P, Voors A.A, Anker S.D, Bueno H, Cleland J.G, Coats A.J, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure. European Heart Journal. 2016;37(27):2129-200.
5. Panggabean M.M. Gagal Jantung. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo A.W, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam A.F, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Interna Publishing; 2014. p. 1134-7.
6. Reyes E.B, Jong-Won Ha, Firdaus I, Ghazi A.M, Phrommintikul A, Sim D, et al. Heart failure across Asia: Same healthcare
burden but differences in organization of care. International Journal of Cardiology. 2016;223:163-7.
7. Stern SD, Cifu A.S, Altkorn D, Trowbridge R.L. Symptom to Diagnosis: An Evidence-Based Guide. 4th Ed. United States:
McGraw-Hill; 2020. 273-83 p.
8. PERKI. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020.
9. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, Drazner MH, et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of
Heart Failure: executive summary: a report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association
Task Force on Practice Guidelines. Circulation. 2013;128:1810-52.
10. Pearse S.G, Cowie M.R. Heart Failure: Classification and Pathophysiology. Medicine. 2014;42(10):556-61.
11. Feldman D.S, Mohacsi P. Heart Failure. Switzerland: Springer Nature; 2019. 1-312 p.
12. Schindler M.J, Adams V, Halle M. Exercise in Heart Failure - What is the Optimal Dose to Improve Pathophysiology and
Exercise Capacity. Current Heart Failure Reports. 2019;16(9):1-10.
13. PERKI. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 2016.
TERIMA KASIH
Mohon Arahan dan Bimbingannya
Dokter

Anda mungkin juga menyukai