Anda di halaman 1dari 15

“KONSTITU

SI”
OLEH KELOMPOK 5
1. NABILA HASNA HERDIANI (1212050120)
2. PARIZ HUDAL MUTAKIN (1212050128)
3. RIJAL FAUZI (1212050145)
DEFINISI
01 KONSTITUSI

CIRI-CIRI DAN
02 TUJUAN KONSTITUSI

HAKIKAT DAN
03 FUNGSI

PERUBAHAN
04 KONSTITUSI
HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-
05 UNDANGAN DI
INDONESIA
01 DEFINISI
KONSTITUSI
DEFINISI
KONSTITUSI
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk dasar hubungan kerja sama antara negara dan masyarakat dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam perkembangannya, konstitusi
mempunyai dua pengertian, yaitu :
a. Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar.
b. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam
dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan
dasar negara.
02
CIRI-CIRI DAN TUJUAN
KONSTITUSI
CIRI-CIRI DAN TUJUAN
KONSTITUSI
Ciri-ciri konstitusi
A. Menurut Meriam Budiarjo, ciri-ciri ini dapat dilihat 4. Merupakan pengaturan hukum yang tertinggi dan

bahwa konstitusi atau Undang-Undang Dasar memuat mengikat semua orang.

ketentuan-ketentuan sebagai berikut : B. Menurut Steenbeek ciri – ciri sebuah konstitusi meliputi

1.Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan 3 hal yaitu:

antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 1. Adanya jaminan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
2.Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill of Rights) 2. Adanya susunan ketatanegaraan suatu negara yang
jika berbentuk naskah tersendiri. bersifat fundamental.
3.Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat 3. Adanya pembatasan tugas ketatanegaraan.
tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini biasanya
terdapat jika para penyusun undang-undang dasar ingin
menghindari munculnya seorang dictator atau kembalinya
suatu monarki.
CIRI-CIRI DAN TUJUAN
KONSTITUSI
Tujuan konstitusi

1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –


wenang, maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa
akan merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
Hak Asasi Manusia orang lain dan hak memperoleh perlindungan
hukum dalam hal melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara berdaulat, maksudnya tanpa adanya
pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
03 HAKIKAT DAN
FUNGSI
HAKIKAT DAN FUNGSI
Hakikat konstitusi Fungsi Konstitusi
Pada hakikatnya konstitusi 1.Membagi kekuasaan dalam negara.
2.Membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam
adalah sebuah aturan yang ditetapkan
negara.
pada undang – undang sebagai sebuah
3.Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu
pembatas kekuasaan pemerintah agar
fungsi konstitusionalisme.
tidak sewenang-wenang dalam 4.Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah.
mengambil tindakan sehingga hak-hak 5.Sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari

warga negara lebih terjamin. pemegang kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi
atau raja dalam sistem monarki) kepada organ-organ kekuasaan
negara.
04 PERUBAHAN
KONSTITUSI
PERUBAHAN
Konstitusi yang di pakai KONSTITUSI
di Indonesia adalah Undang – Undang Dasar 1945 yang
merupakan dokumen formal yang merupakan hasil perjuangan politik bangsa di waktu
lampau. Ditetapkannya Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) memiliki materi muatan konstitusi dalam rangka
membatasi kekuasaan dalam Negara sekurang-kurangnya berisi tentang:
1. Jaminan adanya perlindungan Hak Asasi Manusia.
2. Susunan kekuasaan suatu Negara yang mendasar.
3. Pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.
Namun, di awal era reformasi Indonesia pada tahun 1998 salah satu tuntutan dari berbagai
pihak adalah dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Pada era Orde Baru
Undang-Undang Dasar 1945 “disakralkan”. Salah satu “berkah reformasi” adalah
dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar 1945.
HIERARKI PERATURAN

05 PERUNDANG-UNDANGAN DI
INDONESIA
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
INDONESIA

Di Indonesia, rantai norma hukum ini diaktualisasikan ke dalam


Pengertian hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Di dalam ilmu perundang-undangan dikenal adanya teori hierarki. Pembentukan Peraturan PerundangUndangan (UU No. 12 Tahun
Teori Hierarki merupakan teori yang menyatakan bahwa sistem 2011). Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 menyebutkan
mengenai jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di
hukum disusun secara berjenjang dan bertingkat-tingkat seperti anak
Indonesia, yaitu:
tangga. Hubungan antara norma yang yang mengatur perbuatan
1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
norma lain dan norma lain tersebut disebut sebagai hubungan super 1945;
dan subordinasi dalam konteks spasial.1 Norma yang menentukan 2.Ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat;
perbuatan norma lain adalah superior, sedangkan norma yang 3.Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
melakukan perbuatan disebut norma inferior. Oleh sebab itu, Undang;

perbuatan yang dilakukan oleh norma yang lebih tinggi (superior) 4.Peraturan Pemerintah;
menjadi alasan validitas keseluruhan tata hukum yang membentuk 5.Peraturan Presiden;
satu kesatuan. 6.Peraturan Daerah Provinsi;

7.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

 
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
INDONESIA
Penerapan Hierarki di Indonesia
Penerapan hierarki Peraturan Perundang-Undangan telah diterapkan didalam sistem hukum yang
mengikuti sistem ketatanegaraan di Indonesia, yakni sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Indonesia
merdeka, hingga masa reformasi, melalui diterbitkannya beragam Peraturan Perundang-Undangan yang
menerapkan sistem hierarki. UUD 1945 (amandemen) secara eksplisit menyebutkan adanya hierarki
Peraturan Perundang-Undangan melalui adanya lembaga yang menguji hierarki Peraturan Perundang-
Undangan yaitu Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung serta adanya UndangUndang yang mengatur
mengenai hierarki Peraturan Perundang-Undangan, seperti UU No. 10 Tahun 2004 yang kemudian diganti
dengan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Setelah Indonesia
merdeka, yaitu pada masa berlakunya UUD 1945 dari tahun 1945 hingga tahun 1949, tidak terdapat
ketentuan hukum positif yang mengatur tentang hierarki atau tata urutan Peraturan Perundang-Undangan.
Peraturan yang digunakan dalam praktek penyelengaraan pemerintahan tidak disusun berdasarkan hierarki,
tetapi semata-mata hanya berdasarkan fakta dari jenis produk hukum yang berlaku pada saat itu.
TERIMA KASI
H

Anda mungkin juga menyukai