CJR Makro Kelompok 2
CJR Makro Kelompok 2
Dibawah menunjukan uang beredar dalam miliar rupiah pada periode 2015-2020
Akhir Uang Uang Jumlah (M1) Uang Surat Berharga Selain Saham Jumlah
Periode Kartal Giral Kuasi (M2)
Lainnya bersih - - - - - -
Rahardja dan Manurung (2008:325) menyatakan bahwa perkembangan
jumlah uang beredar mencerminkan perkembangan perekonomian. Apabila
perekonomian semakin maju,porsi penggunaan uang kartal (uang kertas
dan logam) semakin sedikit, digantikan uang giral.Perekonomian semakin
maju komposisi M1 dalam peredaran uang semakin kecil sebab porsiuang
kuasi semakin besar. Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan uang
M1 dari tahun2015 sampai dengan 2020 dibandingkan dengan M2 tahun
2015 sampai tahun 2020,jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Peredaran uang M2 atau uang kuasi lebihdominan dibandingkan M1 (uang
kartal dan giral). Sehingga dapat disimpulkan bahwaperekonomian
Indonesia semakin maju dan meningkat dari tahun ke tahun.
Tabel 2 menunjukan beberapa faktor yang mempengaruhi Uang Beredar dari 2015 –
2020 antara lain : adalah Aktiva Luar Negeri Bersih (Net Foreign Assets / NFA) dan Aktiva
Dalam Negeri Bersih (Net Domestic Assets / NDA). Aktiva Dalam Negeri Bersih antara lain
terdiri dari Tagihan Bersih Kepada Pemerintah Pusat (Net Claims on Central Government /NCG) dan
Tagihan kepada sektor lainnya
Rahardja dan Manurung (2004, h.155) mendefinisikan inflasi adalah kenaikan harga barang barang yang
bersifat umum dan terus menerus sehingga nilai mata uang menjadi turun.
• Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Desember 2015 mengalami inflasi 0,96%.
Dengan demikian inflasi Januari-Desember 2015 sebesar 3,35%. Kepala BPS Suryamin menuturkan, inflasi tahunan 2015
merupakan yang terendah lima tahun terakhir sejak 2010
• Badan Pusat Statistik mengumumkan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,42 % pada Desember 2016. Dengan demikian,
inflasi pada 2016, atau secara tahun kalender Januari-Desember, sebesar 3,02 %
• Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Desember 2017 sebesar 0,71%. Dengan demikian, inflasi sepanjang tahun 2017
tercatat sebesar 3,61%
• Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulanan pada Desember sebesar 0,62% sehingga inflasi tahunan mencapai
3,13% pada 2018. Laju inflasi tahun lalu lebih rendah dibanding 2017 yang sebesar 3,61%, tapi lebih tinggi dibanding
pencapaian 2016 sebesar 3,02%.
• Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tingkat inflasi pada tahun kalender 2019 (Desember 2019
dibanding 2018) sebesar 2,72%. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, tingkat inflasi yang berada di bawah
target pemerintah yang sebesar 3,5 % tersebut merupakan yang terendah selama 10 tahun terakhir.
• Tingkat Inflasi Indonesia pada 2020 Sebesar 1,68%
Bagaimana Jumlah uang beredar mempengaruhi inflasi?
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga. Inflasi dapat terjadi ketika jumlah uang beredar tumbuh lebih cepat dibanding
dengan persediaan barang yang dijual di pasaran. Saat masyarakat cenderung memiliki banyak uang, permintaan barang akan
naik. Namun kenaikan permintaan barang tersebut tidak diiringi dengan kenaikan jumlah barang yang tersedia di pasar.
Akibatnya, harga barang akan mengalami kenaikan. Hubungan antara inflasi dengan jumlah uang beredar dapat dijelaskan
melalui TeoriKuantitas Uang. Teori ini juga meupakan teori yang paling banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami
hubungan inflasi dengan jumlah uang yang beredar .
Menurut ekonom Keynesian, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan
biaya. Inflasi tarikan permintaan terjadi ketika permintaan barang lebih cepat dibandingkan dengan produksi
barang. Dengan kata lain, inflasi akan
terjadi saat permintaan barang lebih besar daripada stok barang yang tersedia.
Inflasi dorongan biaya terjadi ketika harga input untuk barang cenderung naik.
Hal ini bisa terjadi karena jumlah uang beredar yang lebih besar pada
tingkat yang lebih cepat daripada perubahan preferensi konsumen.
.
KESIMPULAN
Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Total
M1 yang terdiri dari uang kartal dan giral pada tahun 2020 yaitu 1.855.625. Dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2015 sampai
2020 M2 (uang kuasi dan surat berharga selain saham) merupakan bagian yang penting dalam jumlah uang yang beredar di Indonesia,
dibandingkan M1 (uang kartal dan giral). Apabila perekonomian semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (uang kertas dan logam)
semakin sedikit, digantikan uang giral. Pertumbuhan uang M1 dari tahun 2015 sampai dengan 2020 dibandingkan dengan M2 tahun
2015 sampai tahun 2020, jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.Sehingga dapat disimpulkan bahwa perekonomian
Indonesia semakin maju dan meningkat dari tahun ke tahun.
Rahardja dan Manurung (2004, h.155) mendefinisikan inflasi adalah kenaikan harga barang barang yang bersifat umum dan terus
menerus sehingga nilai mata uang menjadi turun. Dengan tingkat inflasi yang rendah dapat mendorong serta memanaskan kegiatan
ekonomi sehingga dapat menambah produktivitas atau output nyata, inflasi melambung dapat menyebabkan kerugian yang serius pada
produktivitas dan kepada individu melalui redistribusi pendapatan dan kekayaan.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, tingkat inflasi yang berada di bawah target pemerintah yang sebesar 3,5 persen merupakan yang
terendah selama 10 tahun terakhir. Inflasi dapat terjadi ketika jumlah uang beredar tumbuh lebih cepat dibanding dengan persediaan
barang yang dijual di pasaran. Hubungan antara inflasi dengan jumlah uang beredar dapat dijelaskan melalui Teori Kuantitas Uang.
Teori ini juga meupakan teori yang paling banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami hubungan inflasi dengan jumlah uang
yang beredar. Dalam teori kuantitas uang, disebutkan bahwa nilai tukar uang dapat dianalogikan seperti barang barang lain. Nilai tukar
uang tetap ditentukan oleh permintaan dan penawarannya
Thanks !