Anda di halaman 1dari 12

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Dini Suryani, S.Kep, M.

Kep
Disusun Oleh Kelompok 2 :
Elsa Hartati Simanjuntak Nim : 203.001.09.032
Junimah Sa’adah Harahap Nim : 203.001.09.033
Rudy Hartono Nim : 203.001.09.023
Endang Safitri Nim : 203.001.09.036
Nadilla Nim :
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
LATAR BELAKANG

Perawat adalah sebagai salah satu aset penting bagi sebuah rumah sakit.
Perawat menjadi garda terdepan rumah sakit yang berhubungan langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam. Kualitas asuhan sebagaimana seharusnya
dituntut penuh dalam peran penting perawat. Salah satunya peran perawat
sebagai advokat pasien dimana seorang perawat membutuhkan perlindungan
dari perawat dari setiap tindakan medis yang diberikan kepada pasien dalam
proses kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya (Afidah & Madya, 2013)
Peran advokasi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dilakukan
untuk menghindari terjadinya kesalahan pemberian asuhan keperawatan. Hal
ini juga mencegah terjadinya malpraktik yang akibatnya merugikan pasien
bahkan kematian pasien (Suryani, et al, 2013).
Peran Dan Fungsi Perawat

Sesuai dengan Kepmenkes RI


No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat, perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di dalam maupin diluar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam
melaksanakan praktik keperawatan, perawat juga dituntut melakukan peran
dan fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan keperawatan.
PERAN PERAWAT

Sbg koordinator yg
Sebagai pemberi memanfaatkan sumber-
Care Giver asuhan Coordinator sumber dan potensi
keperawatan klien.

Sebagai pembaru yg selalu


Sebagai pembela
Client Advocate Change age Mengadakan perubahan -
untuk melindungi
perubahan
klien

Sebagai pemberi
Consellor bimbingan / Consultant Sebagai sumber informasi
konseling klien yang dapat membantu
memecahkan masalah.
Educator Sebagai pendidik
klien
Sebagai tempat
Collaborator penentuan rencana
maupun pelaksanaan
asuhan keperawatan
Fungsi Perawat

Fungsi Independent Fungsi Dependent Fungsi Interdependent

Perawat membantu dokter


memberikan pelayanan Perawat berkolaborasi
pengobatan dan tindakan mengupayakan kesembuhan
Tindakan keperawatan khusus yang menjadi pasien bersama tenaga
bersifat mandiri, berdasarkan wewenang dokter dan kesehatan lainnya. Perawat
pada ilmu keperawatan. seharusnya dilakukan bertanggung jawab lain
dokter, seperti pemasangan terhadap kegagalan pelayanan
infus, pemberian obat, dan kesehatan terutama untuk
melakukan suntikan bidang keperawatannya
Tujuan Peran Perawat Sebagai
Advokasi

Murphy dan Hunter dalam Basford & Slevin (2016) mengatakan bahwa peran
perawat dalam mengeksplorasi konsep pembelaan terangkum dalam
pernyataan, “Tujuan perawat bukan untuk mendapatkan kepuasaan dari
professional kesehatan lain tetapi lebih untuk membantu pasien mendapatkan
asuhan yang terbaik, bahkan jika itu berarti pasien masuk ke rumah sakit dan
mencari professional asuhan kesehatan lain”. Oleh karena itu, fokus utama
dari peran advokasi perawat bagi pasien adalah menghargai keputusan pasien
dan meningkatkan otonomi pasien (Blais, et al, 2012)
Landasan Hukum Penerapan Peran
Advokasi Perawat

Undang-Undang tentang Keperawatan untuk memberikan kepastian hukum dan Dasar hukum pengesahan UU Nomor 38
pelindungan hukum serta untuk meningkatkan, mengarahkan, dan menata berbagai tahun 2014 tentang Keperawatan adalah
perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan Keperawatan dan Praktik
Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C
Keperawatan yang bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Latar belakang disahkannya UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan adalah : Indonesia Tahun 1945
1. Bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;
2.Bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan;
3.Bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung
jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang memiliki
kompetensi, kewenangan, etik, dan moral tinggi;
4. Bahwa mengenai keperawatan perlu diatur secara komprehensif dalam Peraturan
Perundang-undangan guna memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
perawat dan masyarakat;
5. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keperawatan.
Definisi Peran Advokasi Perawat

Nelson dalam Blais et al (2012) menjelaskan tujuan utama dari


advokat pasien adalah melindungi hak-hak pasien.

a. Sebagai pelindung peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan


utama yaitu untuk membantu pasien dalam membuat keputusan
b. Sebagai mediator peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan
untuk menjembatani komunikasi antara pasien dengan tim
kesehatan lain di rumah sakit.
c. Sebagai pelaksana Tindakan peran yang dilakukan perawat
memiliki tujuan utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan yang dibutuhkan pasien.
d. sebagai advokat perawat diharapkan mampu untuk bertanggung
jawab dalam membantu pasien dan keluarga menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya serta mempertahankan dan melindungi hak–hak pasien
Penerapan Peran Advokasi Perawat dalam
Kasus Keperawatan Kritis

Perawat yang berada di area keperawatan kritis memberikan


pelayanan secara langsung dan intensif kepada pasien yang
berada pada kondisi kritis atau mengancam jiwa yang berada
pada ruang perawatan khusus (ruang intensif).
Peran perawat ketika advokasi kondisi pasien kritis saat ronde
multidisiplin tentang rencana perawatan pasien. Dalam kasus
ronde multidisiplin ini perawat hendaknya berfungsi sebagai
penyelia, mediator, fasilitator antara pasien, keluarga, dan tim
kesehatan. Advokasi perawat dalam ronde multidisiplin
adalah dimana perawat dapat menyampaikan keinginan dan
harapan keluarga, begitu pula sebaliknya perawat dapat
menjelaskan kondisi dan keputusan tim kesehatan saat ronde.
Perawat dapat memfasilitasi keluarga untuk pengambilan
keputusan dalam keluarga. Perawat diharapkan untuk tidak
mengarahkan keluarga untuk mengambil keputusan tertentu
Kesimpulan

Dari penjelasan serta uraian tentang peran dan fungsi perawat serta fungsi advokasi pada kasus
keperawatan kritis tersebut, maka dapat diambil berbagai kesimpulan antara lain sebagai berikut.
1. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi
keperawatan dan bersifat konstan. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya fungsi independent, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.
2. Tujuan peran perawat advokadi bukan untuk mendapatkan kepuasaan dari professional kesehatan
lain tetapi lebih untuk membantu pasien mendapatkan asuhan yang terbaik.
3. Peran perawat dibedakan menjadi : care giver, client advocate, counsellor, educator, collaborator,
coordinator, change agent,consultat, fungsi perawat dibedakan menjadi :fungsi independen, fungsi
dependen, dan fungsi interdependen.
4. Landasan hukum penerapan peran advokasi perawat UU Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan
5. Tujuan utama dari advokat pasien adalah melindungi hak-hak pasien. Peran advokat pasien memiliki
tiga komponen utama, yaitu sebagai pelindung, mediator, dan pelaku tindakan atas nama pasien.
6. Perawat yang berada di area keperawatan kritis memberikan pelayanan secara langsung dan
intensif kepada pasien yang berada pada kondisi kritis atau mengancam jiwa yang berada pada
ruang perawatan khusus (ruang
Daftar Pustaka

Afidah, E.N., & Madya, S. (2013). Gambaran


Pelaksanaan Peran Advokat Perawat Di Rumah Sakit
Negeri di Kabupaten Semarang, Vol.1, No.2. Diakses
dari
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/vie
w/1008 Basford, L. dan Slevin. (2016) Teori & Praktek
Keparawatan. Pendekatan Integral pada Asuhan
Pasien. Jakarta: EGC Bastable. (2012). Perawat Sebagai
Pendidik: Prinsip Pengajaran. Jakarta: EGC. Blais, K. K.,
Hayes, J. S., & Kozier, B. (2012). Praktek keperawatan
professional. Jakarta: EGC Doheny. (2012). Peran
Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan.
Diakses dari
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/peran-
perawatasuhankeperawatan.html#.Ul84iKI8PhY Felle,
Z.R. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat
Tentang Advokat Bagi Pasien Di Rumah Sakit Umum
Abepura, Jurnal Tropis Papua Vol.1, No.1, ISSN: 2654 –
5756.

Anda mungkin juga menyukai