Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI INDONESIA

DIMASA PANDEMI COVID-19

Oleh Kelompok 1:
1. Devi Lisnawaty Sihite
2. Flora Ester Octavia
3. Ristina Sinabutar
Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Menurut Prof. Simon Kuznets


merupakan upaya peningkatan Pertumbuhan ekonomi adalah Pertumbuhan ekonomi adalah
kapasitas produksi untuk proses kenaikan output kenaikan kapasitas jangka panjang
mencapai penambahan output, perkapita dalam jangka dari negara yang bersangkutan untuk
yang diukur menggunakan panjang. Tekanannya pada menyediakan berbagai barang
Produk Domestik Bruto (PDB) tiga aspek, yaitu: proses, ekonomi kepada penduduknya.
maupun Produk Domestik output perkapita dan jangka Kenaikan kapasitas tersebut
Regional Bruto (PDRB) dalam panjang dimungkinkan oleh adanya kamajuan
suatu wilayah atau penyesuaian

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu


indikator keberhasilan pembangunan dalam suatu
perekonomian. Kemajuan suatu perekonomian
ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang
ditunjukan oleh perubahan output nasional.
Adanya perubahan output dalam perekonomian
merupakan analisis ekonomi jangka pendek
Pandemi Covid-19 dan Perekonomian
Indonesia

Tahun 2020 merupakan tahun yang berat


bagi dunia ketika tiba-tiba muncul wabah
Lembaga think tank dan
Covid-19, yang awalnya muncul secara
pemikir strategis
lokal di Wuhan – China, lalu merebak dan
mengoreksi proyeksinya,
memporak-porandakan sendi-sendi
terutama tahun 2020 yang
perekonomian dunia. Ketika Covid-19
kemungkinan akan terjadi
mulai muncul pada akhir tahun 2019 dan
pelambatan, resesi, dan
mulai mewabah dan meledak secara
bahkan depresi ekonomi.
lokal di China pada akhir Januari 2020,
Pembangunan di setiap
kemudian merembet ke seluruh dunia
negara dipastikan
sepanjang bulan Februari hingga akhir
terganggu. Masing-masing
Mei ini, tidak satupun lembaga think tank
negara merevisi APBN-nya
dan pemikir strategis dunia (baik dari
dan menyediakan alokasi
pemerintahan, swasta, universitas, juga
dana yang besar untuk
World Bank dan IMF)
mengatasi wabah corona
memperhitungkannya, sehingga outlook
ini.
perekonomian tahun 2020 dan tahun-
tahun setelahnya masih diprediksi
dengan asumsi normal
Pandemi Covid-19 dan Perekonomian
Indonesia

Krisis utang negara berkembang, yang


sudah berlangsung sebelum goncangan
United Nations Conference on Trade and Covid-19, memiliki dua hal yang patut
diketengahkan dalam konteks
Development (UNCTAD, 2020) perdebatan tentang pengurangan
menyebutkan bahwa Covid-19 memukul utang untuk negara berkembang
setelah goncangan Covid-19. Pertama,
negara-negara berkembang pada saat krisis utang yang sedang berlangsung
mereka sedang berjuang dengan beban tidak terbatas pada negara-negara
utang yang tidak berkelanjutan selama berkembang yang termiskin saja, tetapi
juga berpengaruh pada semua
bertahun-tahun. Pada akhir 2018 total kategori pendapatan. Kedua, pada
stok utang negara- negara berkembang umumnya, tidak disebabkan oleh salah
urus ekonomi di dalam negeri, tetapi
mencapai 191 persen (atau hampir dua oleh salah urus ekonomi dan keuangan
kali lipat) PDB gabungan mereka, level di tingkat global.
tertinggi yang pernah tercatat.
Pandemi Covid-19 dan Perekonomian
Indonesia

Indonesia menghadapi masa sulit dengan tingkat


ketidakpastian yang belum bisa diprediksi.
Perekonomian global dan nasional dipastikan
Kementerian Keuangan melalui Kepala Badan melambat signifikan. Titik kritis dampak pandemi
Kebijakan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu, Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia
diperkirakan terjadi selama April-Juni 2020. Kondisi
menyatakan bahwa pemerintah merevisi
ini juga seiring dengan semakin banyak daerah
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun
yang menerapkan kebijakan pembatasan sosial
2020 ini pada rentang angka 2,3 persen dan berskala besar. Lebih lanjut diungkapkan Febrio
minus 0,4 persen, sedikit lebih tinggi dari bahwa pembatasan sosial berskala besar akan
proyeksi optimis Bank Dunia 2,1 persen dan menggerus konsumsi rumah tangga, yang
untuk pesimis Bank Dunia memprediksi di berkontribusi 54-55 persen terhadap pertumbuhan
angka minus 3,4 persen.3 Detil proyeksi lebih ekonomi Indonesia. Kegiatan dunia usaha juga
mikro dimana pertumbuhan triwulan I-2020 akan menurun sehingga berpotensi meningkatkan
masih berkisar 4,5 - 4,6 persen, sedangkan kasus pemutusan hubungan kerja dan
pada triwulan II-2020 masuk dalam rentang pengurangan jam kerja. Sebagai solusi jangka
nol persen hingga minus 2 persen. Dampak pendek, untuk memperkecil tekanan, pemerintah
pandemi Covid-19 mempengaruhi hampir mempercepat pencairan bantuan sosial secara
semua aktivitas domestik sejak awal Maret bertahap mulai April. Stimulus bagi dunia usaha
juga diperluas dan diberlakukan pada awal April.
2020.
Selain itu, suntikan stimulus baru disiapkan untuk
menyelamatkan usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) dari kebangkrutan. Stimulus ekonomi juga
akan diarahkan untuk mendukung penduduk
rentan miskin yang di atas 20 persen dan
pengusaha menengah ke bawah.
Pandemi Covid-19 dan Perekonomian
Indonesia

Berdasarkan pertumbuhan year-on-year,
sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan 1 2020 terbesar pada sektor
informasi dan komunikasi sebesar 0,53
persen. Hal ini wajar mengingat dengan
adanya anjuran untuk tidak keluar rumah
maka banyak orang mengakses pekerjaan,
hiburan dan pendidikan melalui teknologi
informasi. Seiring hal tersebut, volume
penjualan listrik PLN ke rumah tangga
meningkat.
Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik,
jumlah wisatawan mancanegara yang datang
ke Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun
drastis hanya sejumlah 2,61 juta kunjungan,
berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun
lalu. Hal ini sejalan dengan adanya larangan
penerbangan antar negara yang mulai
diberlakukan pada pertengahan Februari
lalu.Jumlah penumpang angkutan rel dan
udara juga tumbuh negative seiring dengan
diberlakukannya PSBB.
Peluang untuk bangkit

Kekosongan aktifitas selama hampir 3 bulan sejak pertengahan Maret masih


memberikan peluang bagi perusahaan untuk langsung bangkit. Keuangan perusahaan
diperkirakan masih bisa bertahan sampai tiga bulan. Beda halnya bila aktifitas normal
mulai diadakan pada bulan Agustus atau bahkan Desember. Perusahaan perlu waktu
mencari lagi pegawai baru untuk memulai operasi. Banyak perusahaan juga akan tidak
kuat bertahan selama lebih dari tiga bulan.
Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi
anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari
sektor keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan
di kuartal ketiga. Dengan menggunakan model Input-Output (IO), Tim Riset Ekonomi PT
Sarana Multi Infrastruktur memperkirakan bahwa stimulus fiskal oleh pemerintah
sebesar Rp 405,1 triliun akan tercipta output dalam perekonomian sebesar Rp 649,3
triliun. Sementara itu, nilai tambah dan pendapatan pekerja akan meningkat masing-
masing sebesar Rp 355 triliun dan Rp 146,9 triliun
Stimulus Fiskal

Dengan penciptaan output, nilai tambah, dan Pandemi Covid-19 ini juga telah
pendapatan dalam perekonomian, stimulus memberikan nuansa baru pada
fiskal yang digelontorkan akan menyerap rantai pasokan dunia (global supply
tambahan tenaga kerja sebesar 15 juta orang chain). Sumber pasokan dunia yang
atau 11,84 persen dari total tenaga kerja. tadinya dikuasai kurang lebih 20
Stimulus fiskal ini diharapkan dapat memberi persen oleh negara China, telah
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bergeser ke beberapa negara lain
Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24 persen. karena adanya pandemi ini. Tentu
Stimulus fiskal juga telah diikuti dengan saja untuk dapat merebut kue pada
stimulus moneter yang diberikan oleh Bank global supply chain, Indonesia harus
Indonesia dengan menurunkan tingkat bunga berbenah diri agar lebih menarik
acuan dan pelonggaran Giro Wajib Minimum investor. Penurunan tarif pajak
(GWM). Penurunan tingkat bunga acuan ini penghasilan perusahaan yang telah
diharapkan akan diikuti dengan penurunan dikeluarkan dalam Perppu I/2020
tingkat bunga pasar sehingga dapat perlu diikuti oleh pembenahan dari
mendorong investasi dan pertumbuhan sisi kepastian hukum investasi,
ekonomi. reformasi birokrasi dan iklim
ketenagakerjaan yang sehat.
Pengaruh Pandemi Covid-19 dengan UMKM Indonesia

Kajian yang dibuat oleh Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa


pandemi COVID-19 memberikan implikasi negatif bagi perekonomian
domestik seperti penurunan:

1. Aspek konsumsi dan daya


beli masyarakat

2. Aspek perusahaan

3. Aspek perbankan dan


keuangan

4. Aspek UMKM
Pengaruh Pandemi Covid-19 dengan UMKM Indonesia

Tugas besar ada di pundak Pemerintah Indonesia terkait dengan pandemi COVID-19 saat
ini: pertama, menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia sebagai fokus
utama dan kedua, menjaga laju pertumbuhan ekonomi.
Prediksi pertumbuhan ekonomi global perlu dijadikan input bagi pemerintah dalam
merancang kebijakan-kebijakan ekonomi terutama solusi bagi UMKM. Sejumlah lembaga
internasional telah merilis prediksi mereka akan pertumbuhan ekonomi global di 2020
seperti JP Morgan yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi global akan minus 1,1 persen
dan International Monetary Fund (IMF) yang bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi
global akan minus 3 persen.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, IMF meramalkan Indonesia masih
akan mengalami pertumbuhan ekonomi positif sebesar 0,5 persen dari target awal 5
persen di 2020 sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia ada di kisaran 0,3-2.8 persen di tahun 2020.10 Angka-angka tersebut,
baik jumlah UMKM dan kontribusinya serta prediksi pertumbuhan ekonomi global dan
Indonesia, perlu mendapatkan perhatian serius dan dijadikan bahan evaluasi pemerintah
untuk merancang kebijakan dan strategi yang tepat bagi eksistensi UMKM di Indonesia.
Pengembangan Ekonomi di Indonesia

Strategi pemerintah dalam menangani ekonomi di


Situasi pandemi COVID-19 masa pandemic :
memberikan tantangan sekaligus 1. Pertama, mengedepankan kebijakan terkait
peluang bagi pemerintah untuk penanganan penyebaran virus Covid-19. Sebab,
menjaga eksistensi ekonomi. kebijakan untuk memerangi virus mematikan asal
Tantangan diartikan, perlu adanya China itu dinilai bersifat penting dan mendesak
solusi jangka pendek untuk untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi
membantu UMKM dan pekerja nasional nasional.
yang tergabung didalamnya. 2. Pertama, mengedepankan kebijakan terkait
Peluang diartikan, solusi jangka penanganan penyebaran virus Covid-19. Sebab,
pendek perlu dilanjutkan dengan kebijakan untuk memerangi virus mematikan asal
solusi jangka panjang apalagi jika China itu dinilai bersifat penting dan mendesak
dikaitkan dengan era industri 4.0 untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi
yang mensyaratkan ketersediaan nasional nasional.
teknologi digital untuk mendukung 3. Ketiga, memberikan bantuan sosial (bansos) bagi
aktivitas ekonomi. masyarakat ataupun pelaku usaha yang terdampak
pandemi Covid-19. Di antaranya melalui
penyaluran subsidi, bantuan sosial, serta
restrukturisasi.
KESIMPULAN

Semua negara didunia saat ini sedang berlomba menghadapi gelombang serangan
wabah covid-19. Termasuk Indonesia dengan jumlah penduduk besar dan kondisi
perekonomian yang lesu perlu segera memiliki antisipasi kebijakan pemerintah yang
tepat. Meskipun sampai saat ini kebijakan pemerintah dinilai lambat dan kurang
tegas menurut beberapa pengamat kebijakan publik akan tetapi perlu diapresiasi
bahwa Pemerintah telah berupaya keras memberikan berbagai solusi bagi
masyarakat.
Cara sederhana beradaptasi dan menghadapi pandemi ini adalah dengan
menyiapkan strategi-strategi jangka pendek dan jangka panjang sambil terus
berharap vaksin virus COVID-19 segera ditemukan dan diproduksi massal. Kebijakan
jangka pendek yang dapat diterapkan adalah bantuan keuangan baik dalam bentuk
pinjaman lunak atau bantuan tunai langsung dengan melibatkan pemerintah dan
sektor swasta. Sementara strategi jangka panjang difokuskan pada pengenalan dan
penggunaan teknologi digital bagi UMKM sekaligus persiapan untuk memasuki era
Industri 4.0.

Anda mungkin juga menyukai