Anda di halaman 1dari 25

Kapita Selekta

Hukum Perdata

KELAS E
Kelompok 2 disusun oleh :
1. Aulia Susanti (18110110425)
2. Fauzan Syamsu (18110110441)
3. Gilang Adhitama (18110110443)
4. Hanifah Resi Amalia (18110110444)
5. Rakhmadani Istikomah (18110110456)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
2021
CESSIE SUBROGASI

NOVASI

KONFISIO/
PERCAMPURAN UANG KOMPENSASI/
PERJUMPAAN UTANG
CESSIE

Cara pengalihan piutang atas nama dengan cara membuat


akta otentik/di bawah tangan kepada pihak lain, dimana
perikatan lama tidak hapus, hanya beralih kepada pihak
ketiga sebagai kreditur baru. 
SYARAT CESSIE
Menurut Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

• Dilakukan melalui akta otentik atau akta bawah tangan

• Syarat utama keabsahan cessie adalah pemberitahuan cessie tersebut kepada


pihak terutang untuk disetujui dan diakuinya.

• Pihak terutang di sini adalah pihak terhadap mana si berpiutang memiliki


tagihan.
SUBJEK CESSIE
1. Segi individu (person) dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Orang Perorangan

b. Korporasi

2. Segi Para Pihak dibagi menjadi 3 yaitu:


c. Cedent yaitu Kreditur, Pihak yang mengoperkan hak tagihannya;

d. Cessus yaitu Debitur

e. Cessionaris yaitu Pihak Ketiga Pihak yang menerima penyerahan hak tagihan dari Kreditur Lama.
PRAKTIK PELAKSANAAN CESSIE

Pernyataan Syarat adanya


Para pihak pengalihan pemberitahua
piutang n
SUBROGASI

Penggantian hak-hak (piutang) kreditur lama oleh pihak


ketiga/kreditur baru yang telah membayar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa subrogasi terjadi karena adanya
pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada
Kreditur sebelumnya.
UNSUR² SUBROGASI
1. Harus ada lebih dari 1 ( satu ) Kreditur dan 1 (satu) orang Debitur
yang sama
2. Adanya pembayaran oleh Kreditur Baru kepada Kreditur Lama.
SUBJEK SUBROGASI
1. Dari segi individu (Person) yang menjadi Subjek Subrogasi adalah setiap orang
yang dinyatakan cakap sesuai ketentuan Pasal 1329 KUH Perdata;
2. Para Pihak Yang menjadi subjek Subrogasi terdiri dari :
a. Pihak Berutang atau Debitur;
b. Pihak Berpiutang atau Kreditur;
c. Pihak Ketiga yaitu pihak yang memberikan pinjaman kepada Debitur untuk
membayar utangnya kepada Kreditur sekaligus sebagai pengganti Kreditur
Lama.
TERJADINYA SUBROGASI
AKIBAT SUBROGASI

Beralihnya hak tuntutan dari kreditur kepada pihak ketiga. Oleh karena
itu Pihak Ketiga sebagai kreditur baru berhak melakukan penagihan utang
terhadap debitur dan jika debitur wanprestasi, maka kreditur baru
mempunyai hak untuk melakukan eksekusi atas benda-benda debitur yang
dibebani dengan jaminan seperti gadai, hipotek, dan hak tanggungan.
NOVASI
Pasal 1413 s.d. 1424 KUH Perdata
Novasi merupakan pembaruhan hutang atau suatu perikatan yang
bersumber dari kontrak baru yang mengakhiri atau menghapuskan
perikatan yang bersumber dari kontrak lama dan pada saat bersamaan
menimbulkan perikatan baru yang bersumber dari kontrak baru yang
menggantikan perikatan yang bersumber dari kontrak lama tersebut.
JENIS NOVASI
Ada 3 jenis novasi yaitu:

NOVASI OBJEKTIF

NOVASI SUBJEKTIF PASIF

NOVASI SUBJEKTIF AKTIV


SUBJEK NOVASI
Novasi atau pembaharuan utang hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang yang cakap untuk mengadakan perikatan (Pasal 1414 BW)
TERJADINYA NOVASI
A.NOVASI OBJEKTIF

PERIKATAN
ISI
PERUBAHAN PADA KUASA
KREDITU
&
DEBITUR
R MAKSUD
PERJANJIAN

Cth: sewa menyewa menjadi jual beli, apabila perubahan hanya terjadi pada besarnya utang pokok, bunga dan
jangka waktu, maka tidak terjadi novasi.
B. NOVASI SUBJEKTIF PASIF
1. Expromissio
(Pasal 1416 KUH Perdata)

Terjadinya pembaruan utang dengan penunjukan debitur baru untuk menggantikan debitur lama.

2. Delegasi
(Pasal 1417 KUH Perdata)

Terjadi karena debitur lama menawarkan debitur baru kepada kreditur, Terdapat dua bentuk
delegasi, yaitu:
• Delegasi imperfek (delegatio imperfecta)
• Delegasi perfek (delegatio perfecta)
C. NOVASI SUBJEKTIF AKTIF

KREDITUR KREDITUR
LAMA BARU
N TI AN
PE RGA

NOTE: penggantian kreditur tersebut, debitur dibebaskan dari perikatan dengan kreditur lama.
AKIBAT NOVASI
Hukum yang berlaku akibat terjadinya novasi
Pasal 1338 Kitab yaitu persetujuan yang dilakukan oleh debitur
Undang-Undang dengan kreditur menjadi undang-undang atau
aturan yang mengikat yang harus dilaksanakan
Hukum Perdata oleh kedua belah pihak.

Pada Delegasi, kreditur tidak dapat menuntut


debitur lama jika ternyata debitur baru jatuh
KUHPerdata 1418 pailit, kecuali pada saat delegasi debitur baru
memang sudah pailit
KONFUSIO / PENCAMPURAN UTANG
KUHPerdata pasal 1436

“Bila kedudukan sebagai kreditur dan debitur berkumpul pada


satu orang, maka terjadilah demi hukum suatu percampuran utang
dan oleh sebab itu piutang dihapuskan”
Contoh Konfusio/ Percampuran utang

ketika seorang bapak (kreditor)


CTH 1 A punya utang kepada B. Ternyata CTH 2 meminjamkan sejumlah uang kepada
karena berjodoh A akhirnya anaknya (debitor). Ketika kreditor
menikah dengan B. Dalam kondisi meninggal dunia, maka debitor akan
demikian maka terjadilah berkedudukan selaku ahli waris dari
kreditor, yang menerima boedel waris dari
percampuran utang karena antara A pewaris. Maka ahli waris yang awalnya
dan B telah terjadi suatu persatuan berkedudukan sebagai debitor setelah
harta kawin akibat perkawinan. kreditor meninggal dunia, secara otomatis
Padahal dulunya A mempunyai menurut hukum menggantikan kedudukan
utang kepada B. Bisa juga pewaris sebagai kreditor termasuk utang
percampuran terjadi berdasarkan piutang dengan dirinya sendiri. Dalam hal
alasan hak khusus seperti demikian maka perjanjian utang piutang
dilakukannya jual beli atau leegat. antara bapak dengan anaknya tersebut
otomatis berakhir menurut hukum.
KOMPENSASI
Kompensasi / Perjumpaan utang menurut KUH Perdata Pasal 1425 KUH
Perdata menjelaskan :

“Jika dua orang saling berutang antara mereka suatu perjumpaan,


dengan mana utang-utang antara kedua orang tersebut dihapuskan,
dengan cara dan adalah hal-hal yang akan disebutkan sesudah itu”.
SYARAT TERJADINYA
KOMPENSASI
Ketentuan Pasal 1427 KUH Perdata menyebutkan bahwa :
1. Perjumpaan hanyalah terjadi antara dua utang yang kedua-duanya berpokok sejumlah uang, atau sesuatu
jumlah barang yang dapat dihabiskan, dari jenis yang sama, dan yang kedua-duanya dapat ditetapkan
serta ditagih seketika.
2. dua orang secara timbal balik merupakan debitur satu daripada yang lain.
3. obyek perikatan berupa sejumlah uang, atau barang yang sejenis yang dapat dipakai habis.
4. piutang-piutangnya dapat ditagih.
5. piutang-piutangnya dapat diperhitungkan dengan segera.
TERJADINYA
KOMPENSASI

Ketentuan Pasal 1426 KUH Perdata, menyatakan :

1. Perjumpaan terjadi demi hukum, bahkan dengan tidak setahunya orang-orang


yang berutang, dan kedua utang itu yang satu menghapuskan yang lain dan
sebaliknya, pada saat utang-utang itu bersama-sama ada, bertimbal balik
untuk suatu jumlah yang sama.
2. Perjumpaan utang atau kompensasi dapat terjadi apabila kedua utang tersebut

seketika dapat ditentukan atau ditetapkan besarannya dan seketika pula dapat

ditagih. Sehingga apabila utang yang satu dapat ditagih sekarang, sedangkan utang

yang satunya tidak dapat ditagih sekarang atau bersamaan dengan utang yang

satunya, maka perjumpaan utang atau kompensasi tersebut tidak dapat terjadi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai