Anda di halaman 1dari 20

PSIKOSOSIAL

TENTANG
ASUHAN KEPERAWATAN STRES ADAPTASI

OLEH KELOMPOK 2 :
1) APRILA DEYA SHAVIRA
2) DEA ANANDA
3) DIVA MERLIONI
4) FITRI YOUHANA
5) NURHAYATI
6) NUR ISLAMI LUBIS
7) SUPRIA NINGSIH
8) SOVIA KHOIRUN NISA
9) ZAINUL HALIL
10) FAJMINJAR
11) BENI PRATAMA
1.      Defenisi
1.  Stres
● Menurut Nasir (2011), Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada
tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia
menghadapi tantangan yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau
ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari
lingkungannya.
Faktor yang menimbulkan stres dapat berasal dari sumber
internal maupun eksternal menurut Hidayat (2006), yaitu:

• Internal merupakan faktor stres yang bersumber dari diri sendiri.

• Eksterna merupakan faktor stres yang bersumber dari dari keluarga,


masyarakat dan lingkungan.
Macam-macam Stres
Ditinjau dari penyebabnya stres dapat dibedakan kedalam beberapa jenis menurut Hidayat
2006), yaitu :
1. Stres fisik
erupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalau
nyengat.
. Stres kimiawi
erupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat dalam obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon, gas, dan
n-lain.
. Stres mikrobiologi
erupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri atau parasit.
  Stres fisiologis
erupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, yaitu gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-lain.
. Stres proses tumbuh kembang
erupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
. Stres psikologis dan emosional
erupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial
daya, atau keagamaan.
Menurut Nasir (2011), stres dapat menghasilkan berbagai respon
yang dapat terlihat dalam berbagai aspek yaitu :

 
● Respon psikologis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, nadi,
jantung, dan pernapasan.
● Respon kognitif dilihat dari terganggunya proses kognitif individu, seperti fikiran
kacau, menurunnya daya kosentrasi, dan fikiran tidak wajar.
● Respon emosi berkaitan dengan emosi yang mungkin dialami individu, seperti
takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
● Respon tingkah laku dapat dibedakan menjadi fight yaitu melawan situasi yang
menekan, sedangkan flight yaitu menghindari situasi yang menekan.
  Adaptasi
• Menurut Gerungan (2006),
adaptasi atau penyusuaian diri
adalah mengubah diri sesuai
• Menurut Surafino (2005),
dengan keadaan lingkungan
Adaptasi merupakan
tetapi juga mengubah
proses penyusuaian diri
lingkungan dengan keadaan terhadap beberapa
atau keinginan diri. lingkungan agar sesorang
dapat bertahan hidup.
A. Adaptasi fisiologis
 
Menurut Hidayat (2008) adaptasi fisiologis
merupakan proses  penyesuaian tubuh secara alamiah
atau secara fisiologis untuk mempertahankan
keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan
atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak
seimbangan.

B. Adaptasi Psikologis
 
Menurut Hidayat (2008) adaptasi psikologis
merupakan suatu proses penyesuaian secara
psikologis akibat adanya stresor, dengan cara
memberikan mekanisme pertahanan diri dengan
harapan dapat melindungi dan bertahan dari
serangan yang tidak menyenangkan.
C. Adaptasi perkembangan

setiap tahap, seseorang biasanya menghadapi tugas


perkembangan dengan menunjukkkan karekteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut.
  Mekanisme Koping
• Hal yang termasuk sumber koping adalah asset
● Mekanisme koping pada dasarnya adalah mekanisme finansial/ kemampuan ekonomi, kemampuan dan
pertahanan diri terhadap perubahan bahan yang terjadi keterampilan, dukungan sosial, motivasi, serta
baik dalam diri maupun dari luar diri (Stuart, 2009). hubungan antara individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Stuart, 2009).
  Model mekanisme koping :

1.  Mekanisme koping yang berfokus pada masalah adalah mekanisme koping yang melibatkan
tugas dan upaya langsung untuk mengatsi ancaman itu sendiri. Contohnya yaitu negosiasi,
konfrontasi, dan mencari saran.
2. Mekanisme koping berfokus pada kognitif adalah mekanisme dimana seseorang mencoba
untuk mengontrol makna dari suatu masalah dan dengan demikian menetralisirnya.
Contohnya yaitu perbandingan positif, ketitaktahuan slektif, subtitusi penghargaan, dan
devaluasi benda yang diinginkan.
3. Mekanisme koping berfokus pada emosi adalah mekanisme dimana pasien berorientasi
pada tekanan emosional moderat. Contohnya termasuk penggunaan mekanisme
pertahanan ego seperti penyangkalan, denial, supresi, dan proyeksi.
  Gaya mekanisme koping
 
a.  Gaya koping positif
Merupakan gaya yang mampu mendukung integritas ego, yaitu:
•   Problem solving
Merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah, dimana pada gaya koping ini masalah harus
dihadapi, dipecahkan, dan tidak dihindari atau menganggap masalah itu tidak berarti.
•   Utilizing social support
Merupakan suatu tindak lanjut dari menyelesaikan masalah belum terselesaikan. Tidak semua orang
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, hal ini terjadi karena rumitnya masalah yang dialami.
•   Looking for silver lining
Masalah yang berat terkadang akan membawa kebutaan dalam upaya menyelesaikan masalah,
walaupun sudah dengan usaha yang maksimal, terkadang masalah belum ditemukan titik temu,
oleh sebab itu seberat apapun masalah yang dihadapi manusia harus tetap berfikir positif dan dapat
diambil hikmah dari setiap masalah. Pada fase ini diharapkan manusia mampu menerima kenyataan
sebagai sebuah ujian dan cobaan yang harus dihadapi selalu berusaha menyelesaikan masalah tanpa
menurunkan semangat motivasi.
 b.  Gaya koping Negatif
Gaya koping negatif yang dapat menurunkan integritas ego, dimana gaya koping ini dapat merusak dan merugikan
dirinya sendiri, yang terdiri atas sebagai berikut:
● Avoidance
Merupakan suatu usaha untuk mengatasi situasi tertekan dengan cara lari dari situasi tersebut dan menghindari masalah
dan akhirnya terjadinya penumpukan masalah. Bentuk melarikan diri seperti merokok, menggunakan obat-obatan, dan ,
dan berbelanja tujuannya untuk menghilangkan masalah tetapi menambah masalah.
● Self-blam
Yaitu ketidak berdayaan atas masalah yang dihadapi,  biasanya menyalahkan diri sendiri yang dapat menyebabkan
seseorang menarik diri dari lingkungan sosial.
● Wishfull thinking
Merupakan kesedihan mendalam yang dialami sesorang akibat kegagalan mencapai tujuan, karena penentuan keinginan
terlalu tinggi sehingga sulit tercapai.
  3. Respon koping
● Menurut Model Adaptasi Stres Stuart respon idividu terhadap stres berdasarkan faktor predisposisi, sifat stresor,
persepsi terhadap situasi dan analisis sumber koping dan mekanisme koping. Respon koping klien dievaluasi dalam
suatu rentang yaitu adaptif atau maladaptif (Stuart, 2009).

○   Respons mekanisme koping adaptif


Respon yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan, seperti berbicara dengan orang lain,
memecahkan masalah dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, tehnik relaksasi, latihan seimbang dan
aktifitas konstriktif.

○ Respon mekanisme koping maladaptif


Respon yang menghambat fungsi integrasi memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menghalangi
penguasaan terhadap lingkungan, seperti makan berlebihan atau bahkan tidak makan, kerja berlebihan, menghindar,
marah-marah, mudah tersinggung, dan menyerang. Mekanisme koping yang maladaptif dapat memberi dampak yang
buruk bagi seseorang seperti isolasi diri, berdampak pada kesehatan diri, bahkan terjadinya resiko bunuh diri.
 
Asuhan Keperawatan Stres Dan Adaptasi
A. Pengkajian 
Pengkajian model stress Adaptasi dalam keperawatan kesehatan jiwa menurut Stuart dan Laraia, 2005
adalah sebagai berikut :
1.  Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang memengaruhi tipe
dan sumber dari individu untuk menhada[pi stress baik yang biologi, psikososial, dan sosiokultural.
Adapun macam-macam faktor predisposisi meliputi hal sebagai berikut:
a) Biologis : latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis, kesehatan umum, dan terpapar
racun.
b) Psikologis: kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal, pengalaman masa lalu,konsep diri,
motivasi, pertahanan psikologis, dan kontrol.
c) Sosiokultural: usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial,latar belakang budaya,
keyakinan, politik, pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
 2. Faktor Presipitasi

  Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Adapun faktor presipitasi yang sering
terjadi adalah sebagai berikut :
a) Kejadian yang menekan (Stressful)
Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang menekan kehidupan, yaitu aktivitas sosial, lingkungan
sosial, dan keinginan sosial.
b) Ketegangan hidup
Stress dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan keluarga yang terus-menerus,
ketidakpuasan kerja, dan kesendirian.
3. Penilaian terhadap Stressor
Penilaian terhadap stressor meliputi respons kognitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan respons sosial. Penilaian adalah dihubungkan
dengan evaluasi terhadap pentingnya suatu kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat.
a) Respon kognitif
Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam adaptasi. Faktor kognitif mencatat kejadian yang menekan, serta memilih pola koping
yang digunakan serta emosional, fisiologi, perilaku, dan reaksi sosial seseorang.
b) Respon afektif
Dalam penilaian terhadap stressor respons afektif utama adalah reaksi tidak spesifik atau umumnya merupakan reaksi kecemasan, yang
hal ini diekspresikan dalam bentuk emosi.
c) Respon fisiologis
Respon fisiologis merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin yang meliputi hormon, prolaktin, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), vasopresin, oksitosin, insulin, epineprin morepineprin, dan neurotransmitter lain di otak.
d) Respon perilaku
Respon perilaku hasil dari respon emosional dan fisiologis.
e)  Respon sosial
Respon ini didasarkan pada tiga aktivitas, yaitu mencari arti, atribut sosial, dan perbandingan sosial.
4.  Sumber Koping
Sumber koping meliputi aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan, teknik pertahanan, dukungan sosial,
serta motivasi.
 5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah suatu usaha langsung dalam manajemen stress. Ada tiga tipe mekanisme koping,
yaitu sebagai berikut :

a. Mekanisme koping Problem Focus


Usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri.
b. Mekanisme koping Cognitively Focus
Usaha seseorang agar dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya.
c.  Mekanisme koping Emotion Focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak berlebihan.
B. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang berkaitan dengan stress adaptasi,


seperti yang disebutkan oleh Esparenza.et all,. (1998) dapat
dikategoriakan sebagai berikut:
4) Koping keluarga yang tidak efektif
1) Isolasi social berhububgan dengan:
berhubungan dengan :
2) Gangguan konsep diri
a.  Masalah ekonomi.
3)  Koping individu tidak efektif berhubungan dengan : b. Kecacatan yang berkepanjangan.
c.  Stress berkepanjangan (psikologis, fisiologis,
a) Perubahan pola hidup.
situasi).
b) System pendukung tidak adekuat.
5)  Gangguan aktivitas berhubungan dengan:
a.  Stress fisiologis.
c) Koping yang tidak ampuh.
b.  Krisis emosi atau situasi.
d) Stress yang berkepanjangan.
6) Keputusasaan berhubungan dengan:
a.  Tidak mampu menyelesaikan masalah.
b.  Tidak mampu mengontrol stress.

7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan:


a.  Krisis situasi atau emosi
C.Intervensi
● Mendukung klien dan keluarga
R : Sering klien dan keluarga memerlukan seseorang untuk mengekspresikan perasaan,kekhawatiran,dan
masalahnya. Ungkapan perasaan merupakan salah satu cara mengurangi stres.
● Mengorientasikan klien
R: Mengorientasikan klien tentang rumah sakit, fasilitas dan peraturan yang berlaku. Informasi tentang rumah sakit
dibutuhkan klien dan keluarga untuk dapat beradaptasi dengan situasi rumah sakit yang
 berbeda dengan situasi rumah sendiri.
● Mempertahankan identitas klien
R: Mempertahankan identitas klien dengan memanggil nama klien, memberi kesempatan menggunakan
peralatan sendiri selama tidak bertentangan dengan kondisi klien.
● Memberi informasi yang dibutuhkan klien
R: Sering stres timbul karena informasi yang tidak jelas.Misalnya :  prosedur pemeriksaan dan tindakan
keperawatan.
● Mengulangi informasi jika klien sukar mengingat
R: Dapat diberikan berupa leaflet, brosur, booklet agar dapat di baca dan di pelajari lebih lanjut.
●   Meningkatkan harga diri klien
R: Libatkan klien dalam tindakan keperawatan. Beri penghargaan pada perilaku positif.
●   Membantu latiohan menejemen stress
R: Latihan nafas dalam, latihan relaksasi (anggota badan, perut, dada, kepala dan leher), latihan lima jari ( hipnose
diri sendiri)
Implementasi

Implementasi dan evaluasi dilakukan sesuai dengan


rencana keperawatan yang sudah dibuat sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. A. 2006.  PengantarKebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
 
 Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
 Nasir, Abdul, Muhith. 2011.  Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi ; teori dan pohon masalah keperawatan edisi pertama. Jakarta :
CV. Sagung Seto.
Stuart dan Laraia. 2005.  Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th edition. St. Louis : Mosby.
Yusuf, Ah, dkk. 2015.  Buku Ajar ; Keperawatan Kesehatan Jiwa.  Jakarta : Salemba Medika.
 NANDA. 2011.  Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta : MediActio
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai