Kuliah 7
Sejarah Kepemimpinan
Melihat dari sudut pandang seni, dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah
seni yang usianya setua usia manusia
di bumi.
Kepemimpinan yang telah dipraktekkan
dalam sepanjang sejarah.
Gaya Kepemimpinan Fiedler (Koontz, et al., 1986)
Model kontigensi keefektifan kepemimpinan
dikembangkan (Fiedler, 1967). Model ini mendalilkan
bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi
antara gaya kepemimpinan dengan kadar
menguntungkan tidaknya situasi.
3 faktor situasional yang menentukan apakah
seseorang memiliki peluang menjadi pemimpin
yang efektif, yaitu :
Mendelegasan,
Pengamatan, Memberitahukan,
Mengawasi, Menunjukkan, Memimpin,
Penyelesaian Menetapkan (TELLING)
(DELEGA
TING)
3 2 1
4
Gaya kepemimpinan Hersey-Blanchard
dibagi menjadi 4 yaitu :
Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin,
Menetapkan (TELLING-DIRECTING-
INSTRUCTION)
Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk
(SELLING-COACHING)
Mengikutsertakan, memberi semangat, kerja
sama (PARTICIPATING-SUPPORTING)
Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi,
Penyelesaian (DELEGATING)
gaya kepemimpinan yang
diterapkan seorang pemimpin pada
bawahannya bergantung pada
level kematangan (maturity) dari
bawahannya tersebut.
Kematangan didefinisikan
sebagai kamampuan dan kemauan
orang-orang untuk memikul
tanggung jawab
untuk mengarahkan perilaku
mereka sendiri.