Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH KETATANEGARAAN RI

Masa Konstitusi RIS Tahun


1949-1950
Nama Anggota Kelompok

1. Teofildus Gambut (170401040005)


2. Adrianus Bobar (170401040020)
3. Luluk Masruroh Zuhriyah (170401040024)
 
MASA KONSTITUSI RIS 1949-1950
Sejarah singkat Konstitusi RIS 1949-1950

Pemerintah Republik Indonesia yang sudah


mulai melaksanakan tugasnya, masih dihadapkan pada
persoalan pelik karena Kolonial Belanda ingin
menguasai kembali wilayah Indonesia. Untuk
menyelesaikan pertikaian Belanda dengan RI, PBB
turun tangan dengan menyelenggarakann Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag (Belanda) tgl 23
Agustus -2 November 1949.
KMB menghasilkan 3 buah persetujuan pokok, yaitu :
a. didirikannya Negara Republik Indonesia Serikat
b. penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia
Serikat
c. dididrikannya uni antara RIS dengan kerajaan
Belanda
Bentuk Negara Masa Konstitusi RIS 1949-1950
Mengenai bentuk negara dinyatakan dlm pasal 1
ayat (1) Konstitusi RIS yg berbunyi ‘Republik Indonesia
Serikat yg merdeka & berdaulat adalah negara hukum yg
demokratis & berbentuk federasi’.
Bentuk negara federasi adalah sebuah bentuk
pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja
sama dan membentuk kesatuan yang disebut negara
federal. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa
otonomi khusus dan pemerintahan pusat mengatur
beberapa urusan yang dianggap nasional. Dalam sebuah
federasi setiap negara bagian biasanya memiliki otonomi
yang tinggi dan bisa mengatur pemerintahan dengan
cukup bebas.
Bentuk Negara Masa Konstitusi RIS 1949-1950
Ciri yang menonjol dari bentuk negara serikat
adalah bahwa kedaulatan pemerintah pusat diperoleh
setelah negara- negara bagian menyerahkan sebagian
kedaulatannya (kedaulatan ke luar dan sebagian
kedaulatan ke dalam). Dalam hubungan ke dalam,
semua negara bagian berhak untuk mengatur dan
mengurus pemerintahannya sendiri. Sedangkan dalam
hubungan ke luar, yang ditangani oleh pemerintah
serikat mencakup : hubungan luar negeri, pertahanan
keamanan, keuangan, dan urusan pos.
 
Sistem Pemerintahan Masa Konstitusi RIS 1949-1950

Pada pasal 118 ayat (2) ditegaskan bahwa


‘Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah baik bersama sama untuk
seluruhnya maupun masing-masing untu dirinya
sendiri’. Dengan demikian, yg melaksanakan &
bertanggung jawab terhadap tugas tugas
pemerintahan adlh menteri-menteri. Dalam sistem ini,
kepala pemerintahan dijabat oleh Perdana Menteri,
dgn sistem pemerintahan parlementer, dimana
pemerintah bertanggung jawab terhadap parlemen
(DPR)
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat


karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara
eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan
eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau
koalisi partai.
2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan publik jelas.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen
terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-
hati dalam menjalankan pemerintahan.
4. Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer
1. Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada
mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat
dijatuhkan oleh parlemen.
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-
waktu kabinet dapat bubar.
3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para
anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai
mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan
partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan
manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif
lainnya.
Lembaga-lembaga pada Masa Konstitusi RIS 1949-1950

a. Presiden
b. Menteri-menteri
c. Senat
d. DPR
e. MA
f. Dewan Pengawas Keuangan
TERIMA KASIH…


Anda mungkin juga menyukai