Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN An.

A DENGAN GANGGUAN ASMA BRONCIAL

Disusun Oleh : Kelompok 1

Alfredo G.S Siahaya 12114201190006


Andarias Y.Kobawon 12114201190014
Blandina Lartutur 12114201190033
Freno T. Jadera 12114201190085
Jeni W. Sosale 12114201190123
Sherli H.Joostensz 12114201190240
Siska Malewan
12114201190248
Syanie B. Sairatu 12114201190256
DEFENISI
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat berulang
namun reversible, dan diantara episode penyempitan bronkus
tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia, A.Price).
Beberapa factor penyebab asma, antara lain jenis kelamin, umur
pasien, status atopi, factor keturunan, serta factor lingkungan.
Menurut Canadian Lung Association

• asma dapat timbul akibat reaksi terhadap factor-faktor pencetus


yang dapat mengakibatkan penyempitan sehingga timbul inflamasi
saluran pernafasan atau reaksi hipersensitivitas. Faktor pencetus
asma dibagi dalam dua kelompok, yaitu genetik, di antaranya
atopi/alergi bronkus, eksim; faktor pencetus di lingkungan, seperti
asap kendaraan bermotor, asap rokok, asap dapur, pembakaran
sampah, kelembaban dalam rumah, serta alergen seperti debu
rumah, tungau, dan bulu binatang. Kedua faktor tersebut akan
menyebabkan kambuhnya asma dan akibatnya penderita akan
kekurangan udara hingga kesulitan bernapas
Asma dibedakan jadi 2 jenis, yakni:

1.Asma bronchial
Penderita asma bronchial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap
rangsangan dari luar,seperti debu rumah, bulu binatang, asap,
dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat
mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tba.
Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko
kematian bisa datang. Gangguan asma bronchial juga bisa
muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan
penyempitan saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini
akibat berkerutnya otot polos saluran pernapasan,
pembengkakan selaput lender, dan pembentukan timbunan
lendir yang berlebihan.
2.Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma
kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak nafas yang
hebat. Kejadian ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya
terjadi pada saat penderita sedang tidur.
Menurut Mc Connel dan Holgate asma dibedakan menjadi

• Asma ekstrinsik: munculnya pada waktu kanak-kanak


• Asma intrinsik: ditemukan tanda-tanda reaksi hipersensitivitas
terhadap alergi.
• Asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif kronik

Menurut GINA dalam Nurarif dan Kusuma (2015), menjelaskan Derajat Asma:
• Intermiten
Gejala kurang dari 1 kali/minggu dan serangan singkat
• Persisten ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari
• Persisten sedang
Gejala terjadi setiap hari
• Persisten berat
Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi
Menurut Pedoman Asma Anak Indonesia dalam Nurarif dan Kusuma (2015), menjelaskan
pembagian derajat asma:

Parameter klinis, Persisten Ringan Persisten


kebutuhan obat, Persisten Berat
dan faal paru Sedang
1. Frekuensi <1X/bulan >1X/bulan Sering
serangan
2. Lama Hamper
serangan ≥1 minggu sepanjang
<1
tahun,
min
tidak ada
ggu
remisi

3. Diantara Tanpa gejala Sering ada Gejala


serangan gejala siang dan
malam

4. Tidur dan Tidak terganggu Sering Sangat


aktifitas terganggu terganggu

5. Pemeriksaan Tidak
fisik diluar Normal Ada kelainan pernah
serangan normal

6. Obat Tidak perlu Nonsteroid/ster Siteroid


pengendali oid hirupan hirupan/or
(anti dosis rendah al
inflamasi)
7. Uji faal paru PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 PEF/FEV
(diluar 60-80% 1
serangan) <60%
variabelita
s 20-30%

8. Fariabelitas Variabelitas >15% Variabelitas Variabelit


faal paru <30% as <50%
(bila ada
serangan)
Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya
menunjukan besar gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran
nafas yang berlebihan dengan adanya kalori (panas karena
vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit
dan rangsangan sensori), dan funchtion laesa (fungsi yang
terganggu). Dan rahang harus disertai dengan infiltrasi sel-sel
radang (Sudoyo Aru dkk).
Sebagai pemicu timbulnya serangan-serangan dapat berubah
infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan
udara). Inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu
binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu
sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat), obat (aspirin), kegiatan
fisik (olah raga berat, kecapean, tertawa terbahak-bahak), dan emosi.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala asma bervariasi sesuai dengan derajat bronkospasme. Klasifikasi keparahan eksaserbasi
asma.

Gagal nafas
Ringan Sedang Berat yang
mungkin
terjadi

Gejala

Dispnea Sakit Saat Pada saat Saat istirahat


beraktifitas bebicara istirahat
Bicara Dalam Dalam frasa Dalam kata- Diam
kalimat kata
Tanda

Posisi tubuh Mampu Lebih suka Tidak Tidak mampu


berbaring duduk mampu berbaring
berbaring
Frekuensi Meningkat Meningkat Sering kali <30/menit
pernapasan <30/menit
Penggunaan Biasanya Umumnya Biasanya Gerakan
obat bantu tidak ada ada ada torakoabdomina
pernapasan
Suara napas Mengi Mengi Mengi Gerakan udara
sedang pd keras keras saat sedikit tanpa
pertengahan selama inspirasi mengi
sampai ekspirasi dan
ekspirasi ekspirasi
Frek <100 100-120 <120 Bradikardi
jantung reaktif
(kali/menit)
Pulsus <10 10-25 Sering <25 Seringkali tidak
paradoksus ada
(mm Hg)
Status Mungkin Biasanya Biasanya Bingung atau
mental agitasi agitasi agitasi mengantuk

Pengkajian fungsional

PEF (% <80 50-80 <50/respons <50


yang terhadap
diprediksi terapi
atau terbaik berlangsung
secara <2 jam
personal)
Sao2 (%, <95 91-95 <90 <91
udara
ruangan)
Pao2 (mm Normal <60 <60 <60
Hg, udara
ruangan)
Paco2 (mm <42 <42 ≥42 ≥42
Hg)
Penilaian derajat serangan asma pada anak
Parameter Berat
klinis, fungsi Ringan Sedang
paru, Tanpa Ancaman
laboratorium ancaman henti nafas
henti nafas
Sesak Berjalan Berbicara Istirahat
(breathless) Bayi: Bayi: Bayi: tidak
menangis mau
-Tangis
keras minum/makan
pendek dan
lemah
-Kesulitan
menyusu dan
lemah

Posisi Bisa Lebih suka Duduk


berbaring duduk bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggal Kata-kata
kalimat
Kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya Kebingungan
irritable irritable irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata

Mengi Sedang, Nyaring, Sangat Sulit/tidak


sering sepanjang nyaring, terdengar
hanyapada ekspirasi ± terdengar
akhir inspirasi tanpa
ekspirasi stetoskop
sepanjang
ekspirasi dan
inspirasi
Penggunaan Biasanya Biayanya ya Ya Gerakkan
otot bantu tidak paradox torako
respiratorik abdominal

Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, Dangkal/hilang


retraksi ditambah ditambah
interkostal retraksi nafas cuping
suprasternal hidung
Frekuensi Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
Pemeriksaan penunjang:

• Spirometer: dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator hirup


(nebulizer/inhaler), positif jika peningkatan VEP/KVP >20%.
• Sputum: eosinofil meningkat.
• Eosinofil darah meningkat.
• Uji kulit.
• RO dada yaitu patologis paru atau komplikasi asma.
• AGD: terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia
dan hipokapnia (PCO2 turun) kemudian fase lanjut normokapnia
dan hiperkapnia (PCO2 naik).
• Foto dada AP dan lateral. Hiperinflasi paru, diameter
anteroposterior membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak
tkonsolidasi terbesar
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan
kualitas hidup agar pederita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Program penatalaksanaan asma meliputi 7 komponen
yaitu:
 
1. Edukasi yang baik dan menurunkan morbiditi dan mortaliti. Edukasi hanya
ditunjukan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak lain yang
membutuhkan seperti pemegang keputusan, pembuat perencanaan bidang
kesehatan/asma profesi kesehatan.
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh penderita
sendiri mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma
3. Identifikasi dan mengendalikan factor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit, disebut
sebagai asma terkontrol.
Discharge Planning

• Kenali allergen yang akan muncul yang dapat menimbulkan asma.


• Pelajari cara penanganan pertama pada asma dan cara menggunakan
obat-obat asma (inhalasi).
• Hindari factor pemicu: kebersihan lantai rumah, debu, karpet, bulu
binatang, dan sebagainya.
• Keluarga perlu memahami tentang pengobatan, nama obat, dosis, efek
samping, waktu pemberian.
• Pelajari cara control kecemasan, takut stress.
• Lakukan istirahat yang cukup dan latihan nafas.
• Hubungi dokter jika serangan asma masih timbul sesudah diobati dengan
kortikosteroid oral atau inhalasi.
• Gunakan alat penyaring udara dan penyejuk ruangan (AC).
• Bersihkan rumah sekurang-kurangnya sekali seminggu.
• Gunakan obat asma secara teratur.
• Hindari asap rokok dan berhenti merokok.
• Jika hamil segera konsultasi dengan tenaga medis sehingga asma dapat
terkontrol.
Patofisiologi
CONTOH KASUS

An. A dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk dan sesak napas
pada tanggal 01 Oktober 2021. Ibu pasien mengatakan pasien
mengalami sesak napas telah mengonsimsi es. mengatakan bahwa
klien memiliki riwayat penyakit Asma yang mulai diketahui sejak klien
berusia 5 tahun dan terakhir kambuh saat klien berusia 6 tahun. Ibu
klien mengatakan bahwa asma selalu kambuh setiap kali klien
mengkonsumsi es atau minuman dingin. Selain itu, ibu pasien
mengatakan kakak pasien juga mengalami asama pada usia sekolah
saja. Selama di IGD denyut nadi 161 x/menit, respirasi 36 x/menit,
suhu 36,1°C, dan saturasi oksigen 97%. Selain itu dilakukan pemberian
nebulizer Combivent setiap 8 jam sekali, oksigenasi 2 liter/menit
dengan nasal kanul, pemasangan intravenous line No.22 dengan
pemberian KAEN 3B 20 tetes/menit jenis makrodrip. Pemberian
Cefotaxime 3x1gram via intravena dan Ambroxol sirup 3x1,5 sendok
teh melalui oral. (DAPAT DI LIHAT DI HAL 17-35)
KESIMPULAN
Penyakit kronis didefinisikan sebagai
suatu keadaan sakit, atau
ketidakmampuan baik itu psikis, kognitif
maupun emosi, berlangsung minimal 6
bulan yang memerlukan intervensi medis
secara terusmenerus untuk merawat
episode akut atau masalah kesehatan
yang timbul berulang, salah satunyaasma
bronchial.
SEKIAN….

DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai