Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN


KEJANG DEMAM DI RUANG ORCHID
RS AWAL BROS PEKANBARU
Oleh: Yulia Renita
Latar Belakang
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C) yang
disebabkan oleh infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial
(Sukarmin, 2009). Kejang demam di masyarakat lebih
dikenal dengan istilah step.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang sering
terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali
kejang demam. Hal ini dikarenakan, anak yang masih berusia
dibawah 5 tahun sangat rentan terhadap berbagai penyakit
disebabkan sistem kekebalan tubuh belum terbangun secara
sempurna (Harjaningrum, 2011).
Tujuan Penulisan

Tujuan Umum:
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada pasien kejang demam selama 3 hari diharapkan
penulis mendapatkan gambaran dan pengalaman yang nyata dalam memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada anak dengan kejang demam melalui proses pendekatan keperawatan

1. Mampu melakukan pengkajian


2. Mampu menentukan masalah pada pasien dengan kejang
keperawatan demam diruangan rawat inap
Orchis RS Awal Bros
3. Mampu membuat Rencana
Pekanbaru
Keperawatan
4. Mampu melaksanakan tindakan
keperawatan
5. Mampu melaksanakan Evaluasi
proses maupun Evaluasi hasil
TINJAUAN TEORITIS

TERLAPIR
Tinjauan Kasus
Pengkajian
Identitas Pasien
•Nama : An. N
•Medical Record : 491121
•Umur : 2 thn 2 bln
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Agama : Islam
•No RM : P200912572
•Tanggal masuk : 24-09-2020
•Tanggal pengkajian : 24-09-2020
•Diagnosa : Kejang Demam
Riwayat Kesehatan
Keuhan Utama:
Kejang semenjak 1/2 jam yang lalu durasi <5 menit
badan kelojotan, mata mendelik keatas.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Demam dirasakan semenjak 1 hari yang lalu, dibeli
obat anti demam, demam turun sementara lalu naik
lagi, batuk ada selama 1 minggu ini hilang tibul, saat
ini demam 38,2' batu hanya sesekali, pilek tidak ada,
muntah tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluarga pasien mengatakan bahwa An.N memiliki
riwayat kejang 1 kali pada bulan mei 2020.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga pasien mengatakan dari keluarga tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit yang sama.
Diagnosa Yang Muncul

1. Termogulasi tidak efektif : Hipertermi berhubungan dengan peningkatan


metabolik
2. Resiko kejang berulang berhubungan dengan hipertermi.
3. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor,
kelemahan keseimbangan, keterbatasan kognitik/perubahan kesadaran.
Rencana Asuhan Keperawatan
No Tanggal / Jam Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. 25-09- 2020 Termogulasi tidak efektif : Setelah dilakukan 1. Kaji faktor-faktor terjadinya peningkatan
Hipertermi berhubungan tindakan keperawatan, suhu
dengan peningkatan masalah termogulasi tidak 2. Observasi tanda – tanda vital
metabolik efektif teratasi. 3. Ajarkan keluarga cara memberikan
Kriterua hasil : Demam kompres dibagian kepala / ketiak
berkurang, suhu normal 4. Anjurkan untuk menggunakan pakaian
36,5 – 37,5 ̊ C , Nadi dan tipis yang terbuat dari kain katun
RR normal, tidak ada 5. Berikan ekstra cairan dengan
perubahan warna kulit menganjurkan klien banyak minum

2. 25-09-2020 Resiko kejang berulang Tujuan: setelah dilakukan 1. Pantau dengan ketat TTV terutama suhu
berhubungan dengan asuhan keperawatan tubuh/8jamb.
hipertermi masalah Kejang berulang 2. Berikan kompres jika suhu anak tinggi
tidak terjadi dengan 3. Anjurkan anak untuk banyak minum ±2
Kriteria Hasil: gelas dalam sehari
1)Anak sudah tidakkejang 4. Anjurkan keluarga untuk memakaikan
2)Kejang sudah baju yang menyerap keringat
dapatterkontrol 5. Beritahu keluarga ambang kejang pada
3)Anak dapat pengobatan anak, dan segera mengantisipasi jika
terjadi peningkatan suhu tubuh
6. kolaborasi dengan dokter dalam
pemberianantipiretik
No Tanggal / Jam Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

3. 25-09-2020 Resiko cedera b/d Tujuan:    Setelah dilakukan 1. Observasi pencetus kejang yang
perubahan fungsi tindakan keperawatan diharapkan terjadi pada pasien.
psikomotor, kelemahan kita dapat mengungkapkan 2. Pertahankan bantalan lunak pada
keseimbangan, pemahaman faktor dan menunjang penghalang tempat tidur yang
keterbatasan kemungkinan trauma. terpasang dengan posisi tempat
kognitik/perubahan Kriteria Hasil:    Perubahan gaya tidur yang rendah.
kesadaran. hidup untuk mengurangi faktor 3. Anjurkan pada keluarga untuk
resiko dan melindungi diri dari menemani pasien dalam waktu
cedera beberapa lama selama/setelah
kejang.
4. Pantau vital sign sesering mungkin
terutama suhu
5. Berikan obat sesuai indikasi (obat
anti epilepsi) meliputi karboma
zepam, klorozepam
PEMBAHASAN KASUS

Untuk peyebab kejang pada An. N adalah


Pengkajian pada An. N dengan masalah elektrolit:
kejang demam dilakukan pada Karena sebelumnya An. N mengalami
tanggal 24-09-2020 penulis diare. Kondisi diare dapat mengakibatkan
melakukan pengkajian secara gangguan elektrolit yang dapat
komprehensif yang meliputi bio, memperkuat terjadinya kejang pada An.
psiko, sosio, kultur dan spiritual N, gejala diare baru disadari keluarga
sebagai dasar dalam klien (Ibu) 2 hari sebelum kejang terjadi,
merumuskan diagnosa karena hal ini akan mempengaruhi
keperawatan dan dalam rencana potensial listrik sel yang selanjutnya
asuhan keperawatan bedasarkan sangat mudah terjadinya kejang. Namun
masalah yang dihadapi pada kejang demam yang terjadi pada An. N
klien dan keluarga. bukan merupakan faktor genetik karena
berdasarkan informasi dari kelurga bahwa
tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai riwayat kejang sebelumnya.
Kesimpulan
Pengkajian Intervensi dan Implementasi
Hasil pengkajian pada An. N dengan demam
kejang didapatkan data subyektif bahwa Pada tahap intervensi dan
Demam dirasakan semenjak 1 hari yang lalu, implementasi, penulis membuat dan
dibeli obat anti demam, demam turun menyusun rencana tindakan yang
sementara lalu naik lagi, batuk ada selama 1 disusun berdasarkan aplikasi dari
minggu ini hilang tibul, saat ini demam 38,2' teori NANDA NIC-NOC, dan
batuk hanya sesekali, Keluarga pasien disesuaikan dengan kebutuhan dan
mengatakan bahwa An.N memiliki riwayat
masalah klien. Implementasi
kejang 1 kali pada bulan mei 2020.
keperawatan yang dilakukan untuk
Diagnosa tiap-tiap diagnosa
Berdasarkan analisa data yang dilakukan
terdapat diagnosa prioritas pada kasus An. N Evaluasi
yaitu kurang:
Adapun dalam mengevaluasi
-Termogulasi tidak efektif : Hipertermi penulis menggunakan teknik
berhubungan dengan
SOAP sehingga masalah terlihat
peningkatan metabolik
apakah sudah teratasi, teratasi
-Resiko kejang berulang berhubungan dengan sebagian, belum teratasi .
hipertermi.
-Resiko cedera berhubungan dengan perubahan
fungsi psikomotor, kelemahan keseimbangan,
keterbatasan kognitik/perubahan kesadaran.

11

Anda mungkin juga menyukai