Anda di halaman 1dari 24

ORIENTASI PROGRAM LANSIA BAGI LINTAS SEKTOR

BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT


SEKSI KESEHATAN KELUARGA
15-01-2020
OUTLINE

1 DASAR HUKUM

2 ANALISIS SITUASI

3 PROGRAM KESEHATAN LANSIA

4 TARGET PROGRAM

5 HARAPAN
1 LATAR BELAKANG
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang


Kesejahteraan Lanjut Usia
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
3. Permenkes 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
4. Permenkes 25 Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut
Usia
5. Permenkes 67 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia di Puskesmas
6. Permenkes 79 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS;
2. ANALISIS SITUASI

1. Umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6
tahun pada tahun 2010. Pada tahun 2014 meningkat menjadi 72 tahun
2. Hasil sensus 2010 Indonesia termasuk dlm 5 negara pnddk lansia terbesar didunia, persentase
penduduk lanjut usia yang telah mencapai di atas 7,6% dari total penduduk , dari jmlh 18,1 juta
27,1 juta pd th 2020, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah lansia akan meningkat menjadi 33,7
juta jiwa dan 48,2 juta jiwa pd th 2035. Menurut Susenas 2014, angka kesakitan penduduk lanjut usia
sebesar 25,05%
3. Penyakit terbanyak pada lanjut usia berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 adalah hipertensi (57,6%),
artritis (51,9%), Stroke (46,1%), masalah gigi dan mulut (19,1%), penyakit paru obstruktif menahun
(8,6%) dan diabetes mellitus (4,8%). Penyakit yang diderita lansia sering multidiagnosis, tunggal
diagnosis sekitar 34,6%
4. Berdasarkan penilaian (ADL) Angka Disabilitas ringan pada lansia sekitar 62%, Disabilitas berat sekitar
22% pada usia 60–74 tahun
CONTINUUM OF CARE
BERDASARKAN SIKLUS HIDUP

DEWASA LANSIA
REMAJA • Pelayanan kesehatan • Pengkajian
Paripurna Pasien
masa sebelum hamil
ANAK-ANAK • UKS bagi catin dan PUS Geriatri (P3G)
BALITA • Imunisasi anak sekolah
• Kesehatan • KB bagi PUS • Posyandu Lansia
reproduksi • Pemberdayaan
• SDIDTK • PKRT
• Penjaringan anak usia • Konseling gizi Lansia dalam
BAYI • MTBS sekolah HIV/AIDS dan • Deteksi PM dan PTM Peningkatan
• Imunisasi
IBU HAMIL • SHK • Gizi
• PMT NAPZA • Kesehatan OR dan kerja Kesehatan keluarga
• P4K • ASI eksklusif • Integrasi UKS dan SBH • Tablet Fe • Home Care dan
• • Kolaborasi PAUD,
Buku KIA • Imunisasi dasar lengkap Krida penyakit Perawatan Jangka
• BKB, dan Posyandu • Konseling Kespro
ANC terpadu • Pemberian makan Panjang bagi lansia
• PPIA (triple • Penimbangan • Deteksi dan Simulasi • Skrining penyakit di • PKPR dan (PJP)
elimination) • Vit A kognitif sekolah Posyandu remaja
• Penggunaan kelambu • Buku Kesehatan
• Kelas Ibu Hamil • MTBS, SDIDTK
• pada balita Lansia
APN • Penggunaan kelambu
• RTK pada bayi • Pemeriksaan kontak
PELAKSANAAN PROGRAM
• Kemitraan Bidan • Pemeriksaan kontak TB TB pada balita • HOLISTIK
Dukun pada bayi •
• KB PP
EID HIV • INTEGRASI
• PONED/ PONEK • BERKELANJUTAN
3 PROGRAM KESEHATAN LANSIA
Permenkes 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan:
 Setiap warga negara Indonesia usia 60
tahun ke atas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar minimal dilakukan
sekali setahun;
Lansia adalah adalah
 Pengunjung yang ditemukan memiliki faktor
seseorang yang telah
mencapai usia risiko wajib dilakukan intervensi secara dini;
60 (enam puluh) tahun ke  Pengunjung yang ditemukan menderita
atas. penyakit, wajib ditangani atau dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
menanganinya;

8
TUJUAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA

Meningkatkan derajat kesehatan


lanjut usia untuk mencapai
lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif,
produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan
masyarakat

8
Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas
• Program pengkajian paripurna Geriatri (P3G) menggunakan Comprehensive Geriatric
Assessment (CGA): Dokter dan anggota tim kes lainnya sesuai kebutuhan dan tenaga yg tersedia

Lingkup Skrining meliputi:


 Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah
 Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah
 Deteksi kadar kolesterol dalam darah
 Penilaian status gizi
 Status fungsional diperiksa dengan menggunakan indeks ADL’s Barthel
 Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk kepikunan menggunakan Mini Cog
atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated Mental Test
(AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS);
Dilakukan sesuai kewenangan oleh :
1. Dokter;
2. Bidan;
3. Perawat;
4. Nutrisionis/Tenaga Gizi;
5. Kader Posyandu Lansia/Posbindu;
Pelayanan Lansia diluar gedung
1. Pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia :
merupakan suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat dimana proses pembentukan
dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu
sendiri dan dilaksanakan bersama oleh masyarakat, kader, lembaga swadaya masyarakat, lintas
sektor, swasta dan organisasi sosial dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif
meliputi:
a.Pemeriksaan status gizi (BB,TBIMT)
b.Pengukuran Tekanan darah dan denyut nadi
c.Pemeriksaan Lab sederhana: HB, Gula darah, kolesterol
Kegiatan di posyandu lanjut usia sebaiknya menggunakan sistem 5 tahapan
(5 meja) sebagai berikut

1. Tahap pertama: pendaftaran lanjut usia sebelum pelaksana


pelayanan.
2. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia
lanjut, serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
3. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan
dan pemeriksaan status mental
4. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana)
5. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling.
2. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan
3. Program asuhan keperawatan lanjut usia di rumah ( Home care):
 Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya untuk
menyembuhkan, mempertahankan, memelihara dan meningkatkan kesehatan
fisik, mental/emosi pasien
 bertujuan memandirikan lansia dan keluarganya yang dilakukan di rumah dengan
melibatkan lansia dan keluarga
 Pelayanan pendukung yang mendorong lansia menjadi lebih cepat mencapai
kondisi sehat dan mandiri termasuk mengajak ngobrol, kebersihan perorangan,
penyediaan makanan, menemani keluar rumah
Buku Kesehatan
Lansia
 Alat utk memantau adanya gangguan dan
deteksi dini masalah kesehatan pada pra
lansia / lansia
 Media komunikasi, informasi, edukasi
bagi pra lansia/lansia, keluarga dan
masyarakat mengenai kesehatan lansia
 Menggerakkan para Pra lansia/lansia
nuntuk hidup sehat dan berperan dalm
setiap siklus kehidupan
 Meningkatkan akses para pra
lansia/lansia terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas
4 TARGET KINERJA PROGRAM
• Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan skrining kesehatan pada warga negara usia 60 tahun
keatas dinilai dari persentase pengunjung berusia 60 tahun ke atas
yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun
Langkah Kegiatan
1. Pendataan lansia
2. Skrining kesehatan lansia
3. Pemberian Buku Kesehatan Lansia
4. Pelayanan rujukan
5. Pencatatan dan pelaporan
HARAPAN
5
HARAPAN

Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan agar menjadi fasilitas kesehatan


santun lansia bisa mencapai traget yang diharapkan

Dukungan lintas sektor dari pemerintah desa, PKK,Kader dan unsur masyarakat lainnya
agar bersama-sama dalam upaya tercapainya pelayanan bagi lansia di wilayahnya
hingga 100%

Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan prov dan kab/kota melakukan monitoring


evaluasi dan pembinaan secara berjenjang
KUNCI MENUJU LANSIA YANG BAHAGIA, BERGUNA DAN
BERKUALITAS

BAHAGIA
B : Berat badan berlebih supaya dihindari
A : Atur makanan dengan gizi seimbang
H : Hindari faktor resiko peny. Tidak menular (PTM)
A : Agar terus menerus berguna dengan mempunyai kegiatan
atau hobbi yang bermanfaat
G : Gerak badan teratur wajib dilakukan
I : Iman dan taqwa ditingkatkan serta kelola stress
A : Awasi kesehatan badan secara periodik
TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai