Anda di halaman 1dari 13

Kejang Demam

A. Pengertian

Kejang demam adalah kelainan neurologis yang sering terjadi


pada bayi dan anak-anak. Keadaan ini termasuk keadaan darurat.
Kejang demam terjadi karena suatu proses dari ekstranium. Kejang
terjadi akibat perubahan fungsi otak secara tiba-tiba dan sementara
sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan
pelepasan listrik serebral yang berlebihan sehingga menyebabkan
rejatan berupa kejang. Gejala klinis akan terjadi kenaikan suhu
tubuh yang berpengaruh ke otak akibat potensi listrik serebral
yang berlebih sehingga terjadi kejang.
B. Eteologi

Factor- factor penyebab kejang demam yang sering muncul pada anak,antara lain:
1. Efek produk toksik dari pada mikroorganisme terhadap otak
2. Neoplasma toksin
3. Resiko alergik yang abnormal oleh infeksi
4. Gangguan metabolic : hipoglikemia, gagal ginjal, hipoksia, hipokalsimea,
hiponatremia, hiperbilirubinemia, aminoasiduria,hipomagnesemia
5. Infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial seperti otitis, tonsillitis,
bronchitis.
C. Patofisiologi

Patofisiologi kejang demam idiopatik. Penyebab terbanyak kejang


demam terjadi pada infeksi luar cranial dari bakteri, seperti
tonsillitis,bronchitis dan otitis media akut akibat bakteri yang bersifat
toksisk. Toksik yang di hasilkan menyebar ke seluruh tubuh secara
hematogen ataupun limfogen.
D. Manifetasi Klinis
Manifestasi klinis kejang demam adalah sebagai berikut :
1. Suhu tubuh anak (suhu rektal) lebih dari 38°C.
2. Timbulnya kejang bersifat tonik-klonik, tonik, klonik, fokal, atau
akinetik.Beberapa detik setelah kejang berhenti anak tidak memberikan
reaksi apapun tetapi beberapa saat kemudian anak akan tersadar kembali
tanpa ada kelainan persarafan.
3. Takikardi : pada bayi frekuensi sering diatas 150-200 per menit.
4. Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjadi sebagai
akibat menurunnya curah jantung.
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorim
2. Pemeriksaan lumbal

F. Penatalaksanaan
3. Memberantas kejang secepat mungkin
4. Pengobatan penunjang yaitu melepas pakain ketat yang di gunakan
pasien, kepala pasien sebaiknya di miringkan, usahakan jalan nafas bebas
untuk menjamin kebutuhan oksigen
5. Mencari dan mengobati penyebab.
E. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Anamnesis
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat
lahir, asal suku bangsa, agama, nama orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan
orang tua.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Biasanya anak mengalami peningkatan suhu tubuh >38,0⁰C, pasien mengalami
kejang dan bahkan pada pasien dengan kejang demam kompleks biasanya mengalami
penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya orang tua klien mengatakan badan anaknya terasa panas, nafsu makan
anaknya berkurang, lama terjadinya kejang biasanya tergantung pada jenis
kejang demam yang dialami anak.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum biasnaya anak rewel dan kesadaran compos mentis 17 Poltekkes Kemenkes Padang
TTV
Suhu : biasanya >38,0⁰C
Respirasi: pada usia 2- < 12 bulan : biasanya > 49 kali/menit Pada usia 12 bulan - 40 kali/menit
Nadi : biasanya >100 x/i
Kepala
Biasanya tampak simetris dan tidak ada kelainan yang tampak.
Mata
Biasanya simetris kiri-kanan, skelera tidak ikhterik, konjungtiva anemis.
Mulut dan lidah
Biasanya mukosa bibir tampak kering, tonsil hiperemis, lidah tampak kotor
Telinga
Biasanya bentuk simetris kiri-kanan, normalnya pili sejajar dengan katus mata, keluar cairan, terjadi gangguan
pendengaran yang bersifat sementara, nyeri tekan mastoid.
Hidung
Biasanya penciuman baik, tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk simetris, mukosa hidung berwarna merah
muda.
Leher
Biasanya terjadi pembesaran KGB
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. hipertermia b.d proses penyakit

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan termogulasi membaik dengan kriteria


hasil sebagai berikut :
Suhu tubuh (membaik) 5
Suhu kulit (membaik) 5
Kejang(menurun) 5
Pengisian kapiler (membaik) 5

INTERVENSI

Tindakan observasi

Monitor suhu tubuh, identifikasi penyebab hipertermia, monitor komplikasi akibat


hipertermia
tindakan terapeutik, sediakan lingkungan yang dingin, longgarkan pakaian
Tindakan Terapeutik
• Sediakan lingkungan yang dingin
• Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien
• Basahi atau kipasi bagian permukaan tubuh

Tindakan edukasi
Sekian & terima kasih
• Anjurkan tirah baring

Tindakan kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena.
• Hipovolemia b.d proses penyakit
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan status cairan membaik dengan kriteria
hasil :
• turgor kulit (meningkat) 5
• membran mukosa (meningkat) 5
• suhu tubuh (membaik) 5
• inteks cairan (membaik) 5

Intervensi
Manajemen Hipovolemia
• Tindkan Observasi
• periksa tanda dan gejala hipovolemia
• monitor intake dan output cairan
Tindakan Terapeutik
• hitung kebutuhan cairan
• berikan asupan cairan oral

Tindakan edukasi
• anjurkan memperbanyak asupan cairan
• anjurkan menghindari posisi mendadak

Tindakan kolaborasi
• kolaborasi pemberian cairan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai