Anda di halaman 1dari 22

PERAN KELEMBAGAAN DALAM

PEMBANGUNAN
Pengertian Kelembagaan

• Kelembagaan berkaitan dengan proses, kelembagaan merujuk kepada upaya untuk


mendesain pola interaksi antar pelaku ekonomi sehingga mereka bisa melakukan
kegiatan transaksi.

• Kelembagaan berkosentrasi untuk menciptakan efisiensi ekonomi berdasarkan


struktur kekuasaan ekonomi, politik dan sosial antarapelakunya

• Ekonomi kelembagaan selalu bertujuan untuk menciptakan representasi yang


menyeluruh dari proses ekonomi, baik di dalam maupun bagian sistem sosial yang
kompleks dan interaksi yang terjadi di dalamnya. (Kapp)
Neo Klasik VS Ekonomi Kelembagaan

• Pandangan NEOKLASIK menganggap pasar berjalan secara sempurna tanpa biaya


apapun karena pembeli memiliki informasi yang sempurna dan penjual saling
berkompetisi sehingga menghasilkan harga yang rendah.

• Tetapi dunia nyata faktanya adalah sebaliknya, di mana informasi, kompetisi,


sistem kontrak, dan proses jual beli-ASIMETRIS. Biaya-beli bisa sangat ASIMETRIS.
Inilah yang menimbulkan adanya biaya transaksi, yang sekaligus bisa didefinisikan
sebagai biaya untuk melakukan proses negosiasi, pengukuran, dan pemaksaan
pertukaran.
Perbandingan Ekonomi Neoklasik dan
Ekonomi Kelembagaan
Elemen Ekonomi Neoklasik Ekonomi Kelembagaan
Pendekatan Materealisitis Idealistis
Satuan Observasi Komoditas dan Harga Transaksi
Tujuan Individu Diri Sendiri (Self-Interest) Diri Sendiri dan Orang lain
Hubungan dengan Ilmu – Ilmu Hanya Ilmu ekonomi Hampir semua ilmu sosial
Sosial yang lain
Konsep Nilai Nilai dalam pertukaran Nilai dalam penggunaan
Konsep ekonomi Mirip ilmu – ilmu alam Pendekatan budaya
Data Kebanyakan kuantitatif Kebanyakan kualitatif
Sistem Tertutup Terbuka
Peranan Memberikan pilihan Merekomendasikan pilihan
Delapan Aspek Ekonomi Kelembagaan

1. Ekonomi kelembagaan cenderung menekankan pada proses evolusioner melalui


penolakannya terhadap teori ekonomi Neoklasik yang percaya terhadap mekanisme
penyesuaian otomatis (Automatic Adjusment Mechanism) lewat perubahan –
perubahan dalam sistem harga

2. Ahli – ahli kelembagaan menolak pandangan Neoklasik mengenai pasar bebas dan
pasar yang efesien (free and efficient market). Mereka mengutamakan pandangan
tentang eksistensi kelembagaan yang mengandalikan adanya tindakan kolektif dari
individu – individu di dalam masyarakat
Lanjutan…..

3. Ide penting yang dibuat ekonom kelembagaan adalah faktor teknologi tidaklah
“given”. Teknologi merupakan proses perubahan yang berkesinambungan dan
hal itu menyebabkan perubahan penting pula. Dengan pandangan itu, teknologi
bisa menentukan ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya fisik (physical
resources)
4. Ahli kelembagaan mengkampanyekan pandangan yang menyatakan bahwa
sumber daya dialokasikan melalui struktur kelembagaan yang bermacam –
macam dan dalam beragam hubungan kekuasaan yang hidup di masyarakat.
Faktanya di NSB sebagian besar sumber daya hanya dipegang oleh elite lokal
dan di dalam kantor para politisi (political offices). Bahkan sering kali terjadi
kolusi antara elite usahawan lokal dan pemegang kekuasaan terhadap proses
alokasi sumberdaya negara.
Lanjutan…….

5. Teori kelembagaan merupakan nilai (value) yang tidak melihat harga – harga relatif
(relative prices) namun nilai kepentingan terhadap kelembagaan, struktur sosial
dan perilaku

6. Kultur dan kekuasaan menentukan cara bagaimana individu berperilaku. Individu –


individu diikat oleh masyarakat melalui norma-norma dan nilai – nilai sehingga
mereka cenderung bertindak secara kolektif dari pada individual. Pandangan ini
tentu mereduksi keyakinan ekonomi neoklasik tentang perilaku untuk
memaksimalkan kepentingan pribadi
Lanjutan…..

7.Ahli ekonomi kelembagaan lebih :pluralis atau demokratis dalam orientasinya”.


Dia menyatakan bahwa pandangan neoklasik kerap kali menerima struktur
seperti apa adanya dan berdasarkan hal itu menganggap struktur sosial dan
kekuasaan juga telah ada dengan sendirinya

8. Ekonom kelembagaan melihat ekonomi merupakan cara pandang yang


menyeluruh dan mencoba untuk menjelaskan aktivitas ekonomi dalam perspektif
multidisipliner
Tiga Kelompok Utama Penentu Daya Saing
Negara Versi Michael Porter
Key for Factor driven Key for Efficiency-driven Key for Innovation driven
economies economies economies

Pelatihan dan Perusahaan


Insititusi
pendidikan tinggi berpengalaman

Keseimbangan pasar
Infrastruktur (barang, tenaga Inovasi
kerja, keuangan)

Makroekonomi Kesiapan teknologi

Kesehatan dan
pendidikan
Biaya Transaksi

Biaya transaksi muncul karena terjadinya kegiatan ekonomi di


antara pelaku ekonomi yang ada dalam masyarakat.
Jenis Transaksi (Bromley 1989)

1. Transaksi Komoditas

Sebagian besar teori ekonomi terkait dengan hubungan komoditas, yaitu mengenai pembelian dan
penjualan barang dan jasa. Domain ini disebut transksi komoditas.

2. Transkasi Kelembagaan.

Domain kedua adalah mengenai pengembangan keteraturan, struktur, stabilitas, dan prediksi proses
pasar yang teratur dimana komoditas bergerak. Domain ini adalah domain mengenai transaksi atas
aturan main yang disebut transaksi kelembagaan (institusi).
Oliver Williamson

Menyederhanakan biaya transaksi dalam bisnis.

1. Analisis biaya-biaya yang timbul akibat adanya kontrak (eksplisit/implisit) dalam


dunia bisnis. Kontrak sangat penting karena menjadi dasar pengambilan keputusan.

2. Kelembagaan menentukan karakter dan besaran biaya transaksi. Setiap perusahaan


menginginkan biaya yang rendah.

3. Harga pertama-tama menentukan, tetapi kemudian yang menentukan adalah


transaksi kelembagaan.
Bagaimana biaya transaksi
terjadi dalam kegiatan
ekonomi masyarakat
Indonesia?
Biaya Transaksi di Negara sedang
Berkembang
• Biaya ekonomi riil sering kali sulit ditentukan karena informasi yang tidak lengkap

• Biaya transaksi menjadi tinggi

• Interest aktor ekonomi sangat tinggi memegang peranan daripada elemen harga

• Aktor ekonomi cenderung mencari pengaruh pada kekuatan-kekuatan politik


sehingga dapat memonopoli dan cenderung memelihara monopoli tersebut.

• Biaya ekonomi ditambah biaya rent seeking cenderung tinggi


Permasalahan Kelembagaan di Era Otonomi
Daerah (Indonesia)

1. Kuatnya semangat memungut retribusi, pajak maupun pungutan lainnya dengan


kurang memperhatikan pelayanan public yang optimal

2. Rendahnya akuntabilitas pemerintahan daerah ataupun DPRD


Modal Sosial (Sosial Capital)

• Modal sosial sebagai agregat sumber daya actual ataupun potensial yang diikat
untuk mewujudkan jaringan yang awet (durable) sehingga melembagakan
hubungan persahabatan (acquitance) yang saling menguntungkan (Bourdie-1980).

• Modal sosial sebagai sumber daya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur
sosial yang spesifik, kemudian digunakan untuk memburu kepentingannya, dimana
modal sosial tersebut diciptakan lewat perubahan – perubahan dalam hubungan
antarpelakunya (Baker-2000)
Lanjutan……

• Modal sosial sebagai seperangkat elemen structural sosial yang mempengaruhi relasi antar
manusia dan sekaligus sebagai input atau argument bagi fungsi produksi dan manfaat
(Schiff-1999)

• Modal sosial adalah teman, kolega dan lebih umum kontak lewat siapapun yang membuka
peluang bagi pemanfaatan modal ekonomi dan sosial (Burt-1997)

• Modal sosial dapat ditentukan sebagai akumulasi beragam tipe dari sosial, psikologi,
budaya, kelembagaan dan asset yang tidak terlihat yang mempengaruhi perilaku kerjasama
(Uphoff-1999)
Lanjutan…..

• Modal sosial sebagai gambaran organisasi sosial. Seperti jaringan


dan kepercayaan sosial yang memfasilitasi koordinasi dan kerja
sama yang paling menguntungkan (Putnam-1995)
4 Cara pandang modal sosial (Woolcock &
Narayan-2000)
1. Pandangan komunitarian

• Pandangan ini menyamakan modal sosial dengan organisasi local, seperti klub, asosiasi dan kelmpok –
kelompok sipil

• Komunitarian menganggap modal sosial sebagai sesuatu yang secara inheren baik dan memandang
eksistensinya selalu bernilai positif bagi kesejahteraan komunitas

• Pandangan ini menyertakan seluruh anggotanya memetik keuntungan

• Cara pandang ini diakui telah memberikan kontribusi yang besar dalam membantu analiss tentang
kemiskinan dengan memusatkan ikatan sosial sebagai instrument untuk membantu kaum miskin
mengelola resiko dan kerentanan
Pandangan jaringan/ jejaring

• Pandangan ini menghubungkan dua level, sisi atas (upside) dan sisi bawah (downside), yang menekankan
pentingnya asosiasi vertical dan horizontal di antara orang – orang dan relasinya dengan entitas organisasi
lain, seperti kelompok komunitas dan perusahaan.

• Konsep ini mengoperasikan dua sifat penting modal sosial yaki sebagai ikatan dan jembatan.

• Dikatakan sebagai ikatan karena kekuatan hubungan di dalam komunitas data memberikan sebuah identitas
dan tujuan bersama kepada setiap keluarga dan komunitas

• Dikatan sebagai jembatan bermakna adanya kelemahan ikatan antarkomunitas seperti keragaman sosial yang
dipicu perbedaan agama, kelas, etnisitas, gender dan status sosial ekonomi, dimana ikatan horizontal yang
kuat dapat menjadi basis bagi kepentingan sectarian dalam arti sempit
Pandangan Kelembagaan

• Pandangan ini berargumentasi bahwa vitalitas jaringan komonitas dan masyarakat


sipil merupakan produk sistem politik, hukum dan lingkungan kelembagaan.

• Perspektif kelembagaan menganggap kapasitas kelompok-kelompok sosial untuk


melakukan aksi menurut kepentingan kolektifnya tergantung pada mutu
kelembagaan foral dimana kelompok tersebut tinggal
Pandangan Sinergi

• Pandangan ini kurang lebih berupaya untuk mengintegrasikan konsep jejaring dan kelembagaan

• Pelopor pandangan ini, menyimpulkan bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat/warga
negara didasarkan atas prinsip komplementaritas dan kelekatan.

• Komplementaritas merujuk pada hubungan yang saling menguntungkan antara public dengan
privat dan diwujudkan dalam kerangka kerja legal yang melindungi hak-hak asosiasi, misalnya
kamar dagang memfasilitasi pertukaran antara asosiasi komunitas dan kelompok-kelompok bisnis

• Semnetara itu, kelekatan mengacu kepada sifat dan luas iktan yang dapat menghubungkan warga
negara dengan pejabat publik

Anda mungkin juga menyukai