Anda di halaman 1dari 15

ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA

A.Pengertian Asas-Asas Hukum Tata Negara


Asas-asas dan pengertian-pengertian, masing-masing mempunyai makna yang
berbeda.

Asas- Asas Hukum


Bangunan Hukum yang bersumber pada perasaan manusia (beginselen).

Pengertian-Pengertian Hukum


Bangunan Hukum yang bersumber pada akal/pikiran manusia (begrippen).
MACAM-MACAM ASAS
HUKUM TATA NEGARA

1. Asas Pancasila

2. Asas Negara Hukum

3. Asas Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi

4. Asas Negara Kesatuan

5. Asas pemisahan kekuasaan dan check and balances


1. ASAS PANCASILA

Setiap negara didirikan atas dasar falsafah tertentu. Falsafah itu merupakan perwujudan
dari keinginan rakyatnya. Pada waktu itu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam rapat-rapatnya mencari philosofische grondslag
untuk Indonesia yang akan merdeka, Pancasila di putuskan sebagai Dasar Negara.
Indonesia harus sesuai dengan Pancasila yang sudah di terapkan sebagai dasar negara.
Dalam bidang hukum, Pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan denganya. Jika hal
itu terjadi, peraturan itu harus segera dicabut.

Dalam UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang merupakan cita-cita hukum
bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis, diantaranya sebagai berikut :
a. Pokok-pokok pikiran UUD 1945

POKOK PIKIRAN PERTAMA : “ NEGARA “ bunyinya,

“ Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia


dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.” Negara menurut pengertian “ pembukaan “ ini menghendaki
persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya.

POKOK PIKIRAN KEDUA : “ Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.” Yang didasarkan bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.
a. Pokok-pokok pikiran UUD 1945

POKOK PIKIRAN KETIGA : dalam “ pembukaan “ ialah negara berkedaulatan rakyat,


berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Pokok pikiran yang
ketiga ini menunjukan bahwa di dalam negara Indonesia, yang berdaulat adalah
rakyat Indonesia sehingga kedaulatan ada di tangan rakyat.
POKOK PIKIRAN KEEMPAT : yang terkandung dalam “ pembukaan “ ialah negara
berdasar atas Ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. Pokok pikiran keempat ini menunjukan keyakinan bangsa Indonesia akan
adanya Tuhan Yang Maha Esa, adanya cita kemanusiaan dan cita keadilan dari
bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia bahkan
semua itu menjadi dasar negara yang mengikat bagi pemerintah dan rakyat nya.
2. ASAS NEGARA HUKUM


Adanya Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang
memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara
RECHSSTAAT ●
penguasa dengan rakyat.
adanya pembagian kekuasaan negara

Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat.


Supremasi absolut

Persamaan di hadapan hukum

RULE OF LAW ●
Konstitusi adalah hasil dari ordinary law of the land. Bahwa hukum
konstitusi bukanlah sumber,tetapi merupakan konsekuensi dari
hak-hak individu yang dirumuskan dan ditegaskan peradilan
2. ASAS NEGARA HUKUM

Menurut Wirjono Prodjodikoro negara hukum berarti suatu


negara yang di dalam wilayahnya adalah :
2. ASAS NEGARA HUKUM

Salah satu asas penting dalam hukum adalah Asas Legalitas. Subtansi dari
Asas Legalitas adalah mengkehendaki agar setiap tindakan badan/pejabat
administrasi berdasarkan undang-undang. Tanpa dasar Undang-Undang,
badan/pejabat administrasi negara tidak berwenang melakukan suatu tindakan
yang dapat mengubah atau mempengaruhi keadaan hukum warga masyarakat.

Gagasan Indonesia adalah negara Hukum selama ini diatur dalam Penjelasan
UUD 1945, dalam Perubahan UUD 1945 telah diangkat kedalam UUD 1945 Pasal 1
ayat (3), berbunyi sebagai berikut : “ Negara Indonesia adalah Negara Hukum.”

Prinsip Negara Hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut


prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat,
ditetapkan, ditafsirkan, dan ditegakan dengan tanganh besi berdasarkan kekuasaan
belaka (machtsstaat).
3. ASAS KEDAULATAN RAKYAT DAN DEMOKRASI

Paham kekeluargaan yang dirumuskan dalam Penjelasan UUD 1945 sangat


mudah di pahami sebagai konsep kolektivisme ekstrem, dalam arti bahwa paham-
paham yang menekan kedudukan individu, sama sekali di anggap asing dari pikiran
kenegaraan Indonesia. Dalam Penjelasan mengenai pokok pikiran Pembukaan UUD
1945 dinyatakan bahwa negara mengatasi segala paham golongan dan segala
paham perseorangan. Negara Indonesia itu adalah negara yang mengandung
persatuan antara rakyat dan pimpinanya.
Selama ini UUD 1945 di pandang sangat sederhana dalam mengatur jaminan
hak asasi manusia, yakni diatur dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29 (2), pasal 30 (1),
pasal 31 ayat (1), dan pasal 34, padahal tuntutan masyarakat terhadap jaminan
hak-hak nya sudah sangat kompleks. Maka, melalui perubahan UUD 1945, telah
dilakukan perluasan materi hak asasi manusia.
Rumusan HAM yang masuk dalam UUD 1945 dapat dibagi ke dalam aspek,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. aspek hak asasi manusia di dalam UUD 1945

a) HAM berkaitan dengan hidup dan kehidupan


b) HAM berkaitan dengan keluarga
c) HAM berkaitan dengan pekerjaan
d) HAM berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan
e) HAM berkaitan dengan kebebasan bersikap, berpendapat dan berserikat
f) HAM berkaitan dengan Informasi dan Komunikasi
g) HAM berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang
merendahkan derajat dan martabat manusia.
h) HAM berkaitan dengan kesejahteraan sosial
i) HAM berkaitan dengan persamaan dan keadilan
j) HAM berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain
3. ASAS KEDAULATAN RAKYAT DAN DEMOKRASI

Lazim dipahami bahwasanya UUD 1945 menganut ajaran kedaulatan


rakyat. Hal ini secara tegas dirumuskan dalam pasal 1 (2) UUD 1945 yang
menyatakan “ Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.” Kedaulatan rakyat
pertama kali dirumuskan dalam Piagam Jakarta., 22 Juni 1945, yang
menyatakan “ Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.” Kalimat ini
Selanjutnya menjadi rumusan Pembukaan UUD 1945 , dan memengaruhi
juga rumusan pasal 1 ayat (2) UUD 1945.
Pada hakikatnya, adalah penyelenggaraan kedaulatan Tuhan oleh
seluruh rakyat yang merupakan hamba-hamba Tuhan. Kedaulatan rakyat
itu dalam kenyataanya tercermin dalam produk-produk MPR dan produk
kekuasaan legislatif lain yang dijalankan oleh Presiden bersama-sama DPR.
4. ASAS NEGARA KESATUAN

Apabila dilihat dalam UUD 1945 PASAL 1 AYAT (1), Negara Indonesia secara
tegas dinyatakan sebagai suatu Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Prinsip
Negara Kesatuan adalah bahwa yang memegang tampuk kekuasaan tertinggi atas
segenap urusan negara adalah pemerintah pusat tanpa adanya suatu delegasi atau
pelimpahan kekuasaan kepada pemerintah daerah.
Dalam negara kesatuan terdapat asas bahwa segenap urusan-urusan negara
tidak dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sehingga urusan-
urusan negara dalam negara kesatuan tetap suatu kebulatan dan pemegang
kekuasaan tertinggi di negara ialah pemerintah pusat.
Dalam negara kesatuan, tanggung jawab pelaksana tugas-tugas pemerintah
pada dasarnya tetap berada ditangan pemerintah pusat. Akan tetapi, sistem
pemerintah Indonesia yang salah satunya menganut asas Negara kesatuan yang
didesentralisasikan menyebabkan ada tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri
sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang melahirkan adanya hubungan
kewenangan dan pengawasan.
4. ASAS NEGARA KESATUAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan ‘negara persatuan’


dalam arti sebagai negara yang warga negaranya era bersatu, yang
mengatasi segala paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin
setiap warga negara bersamaan kedudukanya dihadapan hukum dan
pemerintah tanpa terkecuali.
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia diselenggarakan dengan
jaminan otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah-daerah untuk
berkembang sesuai dengan potensi dan kekayaan yang dimilikinya masing-
masing tentunya dengan dorongan, dukungan dan bantuan yang diberikan
oleh pemerintah pusat.
5. ASAS PEMISAHAN KEKUASAAN DAN CHECK
AND BALANCES
Secara subtantif, UUD 1945 banyak sekali mengandung kelemahan. Hal itu dapat
diketahui antara lain, kekuasaan eksekutif terlalu besar tanpa disertai oleh check
and balances yang memadai, sehingga UUD 1945 biasa di sebut executive heavy,
dan itu menguntungkan bagi siapa saja yang menduduki jabatan presiden.
Reformasi Mei 1998 telah membawa berbagai perubahan mendasar dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia.
1. Pertama, sejak jatuhnya Soeharto kita tidak lagi memiliki seorang pemimpin
sentral dan menentukanya. Munculnya pusat-pusat kekuasaan baru diluar negara
telah menggeser kedudukan Presiden RI dari penguasa yang hegemonik dan
monopolistik menjadi kepala pemerintah biasa, yang sewaktu-waktu dapat digugat
bahkan diturunkan dari kekuasaanya.
2. Kedua, munculnya kehidupan politik yang lebih liberal, yang melahirkan proses
politik yang juga liberal.
3. Ketiga, Reformasi politik juga mempercepat pencerahan politik rakyat.
5. ASAS PEMISAHAN KEKUASAAN DAN CHECK
AND BALANCES

4. Keempat, pada tataran lembaga tinggi negara, kesadaran untuk memperkuat


proses check and balances antara cabang-cabang kekuatan telah berkembang
sedemikian rupa bahkan melampaui konvensi yang selama ini di pegang, yakni “
asas kekeluargaan “ di dalam penyelenggaraan negara.
5. Kelima, Reformasi politik telah mempertebal keinginan sebagian elite
berpengaruh kepada publik politik Indonesia untuk secara sistematik dan damai
melakukan perubahan mendasar dalam konstitusi RI.
Mengenai Montesquieu pada teori Trias Politika (pemisahan kekuasaan) yang
juga diterapkan di Indonesia membagi kekuasaan dalam 3 lembaga yaitu Legislatif
(yang membuat Undang-Undang), Eksekutif (yang menjalankan Undang-Undang),
Yudikatif (Yang melindungi dan mengawasi jalanya Undang-Undang). Legislatif
(DPD,DPR,MPR), Eksekutif (Presiden), Yudikatif (MA,MK,KY).

Anda mungkin juga menyukai