Oleh : HADRI ABUNAWAR. Pengertian Hukum Acara PTUN : Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur tata cara orang atau badan pribadi atau publik bertindak untuk melaksanakan dan mempertahankan hak-haknya di Peradilan Tata Usaha Negara. Secara singkat, hukum peradilan tata usaha negara merupakan hukum yang mengatur tentang tatacara bersengketa di Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN). Pengertian Peradilan TUN Peradilan TUN : Lingkungan Peradilan dibawah MA yg melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa TUN
Sengketa TUN adalah sengketa yg timbul dalam bidang
TUN antara orang/badan hukum perdata dengan badan atau pejabat TUN baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan TUN termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku. Obyek Sengketa PTUN Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan Hukum Perdata. (Pasal 1 Ayat 9 UU Peratun) Tidak Termasuk dalam Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara (Pasal 2 UU Peratun) Bersifat Konkret : Obyek yg diputuskan dalam keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan. Bersifat Individu: Keputusan TUN itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. Bersifat Final: Keputusan TUN sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum, keputusan yang masih memerlukan persetujuan instansi atasan atau instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu hak atau kewajiban pada pihak yang bersangkutan. TUJUAN DIDIRIKANNYA PTUN ? Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang bersumber dari hak-hak individu; dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut. (Keterangan pemerintah pada Sidang Paripurna DPR RI. mengenai RUU PTUN tanggal 29 April 1986). Menurut Sjahran Basah (1985;154), tujuan peradilan administrasi adalah untuk memberikan pengayoman hukum dan kepastian hukum, baik bagi rakyat maupun bagi admiistrasi negara dalam arti terjaganya keseimbangan kepentingan masyarakat dan kepentingan individu. KARAKTERISTIK PERADILAN TUN : 1. Adanya tenggang waktu mengajukan gugatan (Psl 55). 2. Terbatasnya tuntutan yg dapat diajukan dalam petitum gugatan Penggugat (Psl 53). 3. Adanya proses dismisal (rapat permusyawaratan) oleh Ketua PTUN (Psl 62). 4. Dilakukan pemeriksaan persiapan sebelum diperiksa di persidangan terbuka untuk umum. 5. Peranan Hakim TUN yg aktif (dominus litis) untuk mencari kebenaran Materil. 6. Kedudukan tidak seimbang antara Penggugat dan Tergugat, oleh karenanya “Kompensasi” diberikan karena kedudukan Penggugat diasumsikan lemah karena Tergugat selaku pemegang kekuasaan publik. 7. Sistem pembuktian yg mengarah pada pembuktian bebas yg terbatas. 8. Gugatan di Pengadilan tidak mutlak menunda pelaksanaan keputusan TUN yg di gugat (Psl 67) 9. Putusan Hakim yg tidak boleh bersifat Ultra Petita (melebihi apa yg dituntut dlm gugatan Penggugat), 10. Putusan Hakim Tun yg bersifat Erga Omnes ( putsan tsb tidak hanya berlaku bagi para pihak yg bersengketa, tetapi berlaku bagi pihak terkait) 11. Berlaku asas audit alteram partem (para pihak yg bersengketa harus didengar penjelasannya sebelum Hakim menjatuhkan putusan). Sumber-sumber Hukum Acara PTUN : 1. Undang-Undang Dasar Negara R.I. Tahun 1945; 2. Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang Mahkamah Agung; 3. Yurisprudensi. 4. Praktek Administrasi Negara sebagai hukum kebiasaan; 5. Aggapan para ahli HAN (E. Utrecht, 1964-74). SUMBER HUKUM FORMIL PTUN : UU No.05 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jis. UU No.09 Tahun 2004 (Perubahan I), UU No. 51 Tahun 2009 (Perubahan II); UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, diubah terakhir dengan UU No.03 Tahun 2009; HIR dan RBg; PP No.7 Tahun 1991 tentang Penerapan UU No.5 Tahun 1986; UU 30 Tahun 2014 Tentang Hukum Administrasi Negara. PERMA No. 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif. Perma No.2 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan Pemerintah Dan Kewenangan Mengadili Perbuatan Melawan Hukum Oleh Badan Dan atau Pejabat Pemerintah ( onrechmatige Overhaidsdaad). LATAR BELAKANG URGENSI PERADILAN ADMINISTRASI: Negara hukum materiil (welfare state) bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, dan tertib.
Pemerintah diberi wewenang melakukan perbuatan
pemerintah yang dapat masuk dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Terdapat kemungkinan benturan kepentingan antara
warga negara dengan Pemerintah (SENGKETA), sehingga perlu Peradilan Tata Usaha Negara untuk menyelesaikannya. FUNGSI PTUN Sarana untuk menyelesaikan konflik yang timbul antara pemerintah (Badan/Pejabat TUN) dengan rakyat (orang perorang/badan hukum perdata), selain upaya administratif yang tersedia. Jenis-jenis Tindakan Pemerintah Melakukan perbuatan materiil/faktual (Materiil daad) (membuat selokan,memotong pohon) Mengeluarkan peraturan (regelling) (UU, PP, Perda Sampah,KTP, Iklan) Mengeluarkan keputusan (Beschikking) (mengangkat si A jadi pegawai,si B dipecat)