0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan12 halaman
Kelompok 5 membahas hukum pemanfaatan area masjid untuk kegiatan bernilai ekonomis menurut Islam. Dokumen ini menguraikan pendapat ulama yang mayoritas memperbolehkan pemanfaatan area masjid untuk kegiatan sosial dan ekonomi asalkan tidak mengganggu ibadah dan menjaga kehormatan masjid. Keputusan MUI juga menetapkan bahwa pemanfaatan area masjid untuk pendidikan, pertemuan, dan sewaan aula resepsi diperbolehkan.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
HUKUM PEMANFAATAN AREA MASJID UNTUK KEGIATAN YANG BERNILAI EKONOMIS MENURUT ISLAM (2)
Kelompok 5 membahas hukum pemanfaatan area masjid untuk kegiatan bernilai ekonomis menurut Islam. Dokumen ini menguraikan pendapat ulama yang mayoritas memperbolehkan pemanfaatan area masjid untuk kegiatan sosial dan ekonomi asalkan tidak mengganggu ibadah dan menjaga kehormatan masjid. Keputusan MUI juga menetapkan bahwa pemanfaatan area masjid untuk pendidikan, pertemuan, dan sewaan aula resepsi diperbolehkan.
Kelompok 5 membahas hukum pemanfaatan area masjid untuk kegiatan bernilai ekonomis menurut Islam. Dokumen ini menguraikan pendapat ulama yang mayoritas memperbolehkan pemanfaatan area masjid untuk kegiatan sosial dan ekonomi asalkan tidak mengganggu ibadah dan menjaga kehormatan masjid. Keputusan MUI juga menetapkan bahwa pemanfaatan area masjid untuk pendidikan, pertemuan, dan sewaan aula resepsi diperbolehkan.
SEPTA PEBRI YUDHA (F1G221019) FARHAN WISNU NUGRAHA (F1G221023) ARIEF WIDO PRATAMA (F1G221029) MUHAMMAD FEBRIANSYAH. R (F1G221041) MARSELA YOSARIA (F1G221069) HUKUM PEMANFAATAN AREA MASJID UNTUK KEGIATAN YANG BERNILAI EKONOMIS MENURUT ISLAM Kegiatan bernilai ekonomis Adalah suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan oleh masyarakat, di mana Dalam aktivitas tersebut bersifat komersial. Pemanfaatan area masjid untuk kegiatan bernilai ekonomis di sini adalah transaksi jual beli yang dilakukan di Area Masjid. Pendapat Ulama tentang Pemanfaatan Masjid untuk Kegiatan Sosial Bernilai Ekonomis : a.Imam Nawawi berpendapat “masjid itu dilarang mengerjakan sesuatu yang sebagai mata pencarian untuk pribadi. Adapun aktivitas yang memiliki kemanfaatan untuk umat terkait urusan agama, seperti belajar, kebudayaan dan memperbaiki peralatan jihad yang tidak menyebabkan kehinaan masjid, hukumnya tidak terlarang.”
b. Syekh Taqiyyudin berpendapat, ”bahwa suatu area yang masih dalam
lingkungan masjid kemudian disewakan untuk tempat tinggal sementara hasil uang sewanya demi kemaslahatan masjid.” PRO KONTRA PEMANFAATAN AREA MASJID UNTUK KEGIATAN YANG BERNILAI EKONOMIS Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ال َ أ َ ْربَ َح:اع ِف ْي ال َْم ْس ِج ِد َف ُقول ُوا ب ي وَ
َ َ َ َإ ِ وكَ َ تار ج َ ِ ت الله ُ علَيْ َك َ َ ُ ّ الل ه َر َّد “Bila engkau mendapatkan orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak memberikan keuntungan pada perniagaanmu.’ Dan bila engkau menyaksikan orang yang mengumumkan kehilangan barang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang.” ADA YANG BERPENDAPAT JIKA DILUAR PAGAR MASJID (BATAS MASJID) MAKA KEGIATAN YANG BERNILAI EKONOMIS (BERJUALAN) DIPERBOLEHKAN.
يم ل َ ُه ُحك ُْم َما ُه َو َح ِريمٌ ل َ ُه
ُ َر ِ الح
ARTINYA :“HUKUM PEMBATAS SEPERTI HUKUM
YANG DIBATASI”
KAIDAH INI DIAMBIL DARI SABDA RASULULLAH ﷺ,
PENDAPAT ULAMA TENTANG PEMANFAATAN MASJID UNTUK KEGIATAN SOSIAL BERNILAI EKONOMIS. KEPUTUSAN MUI MENETAPKAN : • MASJID DAN AREA MASJID DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK KEGIATAN DI LUAR IBADAH MAHDLAH. • PEMANFAATAN AREA MASJID UNTUK KEPENTINGAN MUAMALAH, SEPERTI SARANA PENDIDIKAN, RUANG PERTEMUAN, AREA PERMAINAN ANAK, BAIK YANG BERSIFAT SOSIAL MAUPUN EKONOMI DIPERBOLEHKAN, DENGAN SYARAT: A. KEGIATAN TERSEBUT TIDAK TERLARANG SECARA SYAR’I B. SENANTIASA MENJAGA KEHORMATAN MASJID. C. TIDAK MENGGANGGU PELAKSANAAN IBADAH • MEMANFAATKAN BAGIAN DARI AREA MASJID UNTUK KEPENTINGAN EKONOMIS, SEPERTI MENYEWAKAN AULA UNTUK RESEPSI PERNIKAHAN HUKUMNYA BOLEH • Boleh menjadikan bangunan masjid bertingkat; bagian atas dimaksudkan untuk ibadah, sedangkan bagian bawah dimaksudkan untuk disewakan atau sebaliknya dengan syarat: a. Bagian masjid yang disewakan bukan secara khusus untuk ibadah. b. Bagian masjid yang dimaksudkan secara khusus untuk ibadah telah memadai. c. Tidak menyulitkan orang masuk ke dalam masjid untuk beribadah. d. Tidak mengganggu pelaksanaan ibadah di dalam masjid. e. Tidak bertentangan dengan kemuliaan masjid, antara lain dengan menutup aurat f. Dimanfaatkan untuk keperluan yang sesuai syar’i, dan hasil sewanya untuk kemaslahatan masjid. • Istibdal (melakukan penggantian) tanah wakaf yang ditujukan untuk kepentingan masjid diperbolehkan, sepanjang memenuhi syarat, baik secara syar’i maupun teknis, dengan merujuk pada fatwa Ijtima Ulama Komisi Fatwa Th 2009. Demikian pula istibdal peruntukan tanah wakaf juga diperbolehkan jika ada kemaslahatan yang dituju. • Benda wakaf boleh diambil manfaatnya dengan memberdayakan secara ekonomi, dan tetap wajib dijaga keamanan dan keutuhan fisiknya. SEKIAN TERIMAKASIH